Etika Dalam Berkendara Sepedamotor

ilustrasi

ilustrasi

kusnantokarasan.com – Jika etika diterapkan maka akan terciptalah keamanan dan kenyamanan dimanapun, baik dilingkungan sekolah, rumah tangga dan di jalan raya. Baik pengguna kendaraan bermotor, pejalan kaki, maupun kendaraan tidak bermotor. Kendaraan roda dua yang lazim disebut dengan sepeda motorpun mempunyai etika tersendiri, dimana sepeda motor merupakan sarana transportasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, sekarang ini banyak pengguna sepeda motor tidak sesuai fungsi semestinya, misalnya ugal-ugalan di jalanan sehingga meresahkan sesama pengguna jalan raya. Ada 3 faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, dan lingkungan. Lebih dari 90% penyebab kecelakaan adalah faktor manusia itu sendiri, dikarenakan diaantaranya adalah kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan etika dalam berkendara.

Akibat dari kurangnya etika dalam berkendara, menimbulkan emosi dari pengguna jalan. Tak jarang pula sampai tahap saling menuding dan caci maki, bahkan berpotensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dengan demikian, etika dalam berkendara itu sangatlah penting.

Contoh etika berkendara yang kurang baik adalah seperti banyaknya pengendara sepeda motor yang seenaknya menyalip kendaraan lain di depannya. Terkadang juga, untuk menghindari kemacetan, pengendara sepeda motor memaksakan kendaraannya untuk menggunakan trotoar sebagai jalan alternatifnya, mengakibatkan pengguna jalan lain merasa terganggu dan tidak nyaman.

Untuk menciptakan lalu lintas yang aman dan nyaman, berikut ini beberapa etika dalam berkendara yang dapat dilakukan:

 

Wajib mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas.

Peraturan lalu lintas dibuat untuk pengguna jalan agar aman dan tertib berlalu lintas, juga untuk menghargai dan menghormati penggunaan jalan yang lain. Sebagai pengguna jalan yang baik, wajib untuk mematuhi segala peraturan lalu lintas . Hindari melakukan pelanggaran berlalu lintas dalam bentuk apapun, semisal :

a) Menyalip/mendahului kendaraan di depan dari sisi sebelah kiri.

b) Menerobos lampu rambu lalu lintas saat menyala warna merah.

c) Berhenti di atas garis zebra cross.

d) Berbelok atau berubah arah tanpa menyalakan lampu sein

 

Menghormati dan menghargai pengguna jalan lain.

Pengguna jalan bukan hanya kendaraan bermotor saja, tetapi juga pejalan kaki. Dalam berkendara kita juga harus menghormati sesama pengguna jalan lainnya. Seorang pengendara tidak boleh membuat pengguna jalan lainnya merasa terganggu atau tidak nyaman, seperti menyalip kendaraan lain tanpa memperhatikan pengguna jalan yang ada disekitarnya, atau menggunakan area pejalan kaki (trotoar) sebagai jalan alternatif untuk menghindari kemacetan. Jika semua pengguna jalan saling menghormati, maka kenyamanan bahkan keselamatan pengguna jalan akan terwujud.

 

Tidak menggunakan aksesoris kendaraan yang mengganggu pengguna jalan lain.

Aksesoris tambahan untuk kendaraan memang diminati oleh para pengendara, seperti klakson, lampu, velg, dan lainnya . Tapi sebaiknya pengendara lebih memahami fungsi dari aksesoris tersebut dan tidak salah menggunakan ataupun menggunakan secara berlebihan. Setiap pengguna kendaraan bermotor sebaiknya tidak menggunakan aksesoris tambahan yang sifatnya bisa mengganggu pengguna jalan lainnya, seperti knalpot yang berisik, lampu yang menyilaukan, dan klakson yang berlebihan.

Itulah beberapa etika yang perlu diketahui, dipahami, dan dilaksanakan oleh para pengendara. Dengan menghormati etika-etika berkendara yang ada, maka semua pengguna jalan akan merasa nyaman, senang, dan aman sehingga dapat mengurangi resiko kecelakaan di jalan.

Ingat ya, Safety First..

Demikian sekilas info tentang Etika Berkendara dari bang Honda SafRi..

Sumber : materi Safety Riding PT AHM

Ade Priyanto

Instruktur Safety Riding

Sinar Sentosa

Main Dealer Honda – Jambi

Modifikasi Motor Yang Berlebihan

ilustrasi- modifikasi ban cacing

ilustrasi- modifikasi ban cacing

kusnantokarasan.com – Dengan modifikasi menjadikan tampilan motor akan berbeda, akan lebih gaya, lebih gaul, siapa sih yang tidak suka melakukan modifikasi buat motor kesayangan? Tampil lebih keren dibanding motor lain yang sejenis, rasanya bikin puas khan! Tapi mesti diingat juga, yang namanya modifikasi tentu jangan sampai kebablasan sehingga mengindahkan kaidah safety riding atau malah bikin naik motor jadi enggak nyaman!

Berikut ini adalah contoh-contoh jenis modifikasi yang seharusnya tidak ditiru. Yuk disimak!

 

Ban Cacing

Modifikasi jenis ini lazim banget ditemui. Mengganti ban berukuran standar dengan ban yang berukuran lebih kecil bahkan hingga seukuran ban sepeda. Alasannya, biar motor jadi lebih enak tarikannya. Logikanya memang ban yang lebih kecil membuat akselerasi meningkat sebab beban dan gaya gesek ke aspal jadi berkurang. Tapi efeknya cuma sedikit banget Brosis! Lebih baik upgrade performa mesin deh.

 

Ban Gambot

Kebalikan dengan nomor 1, banyak juga nih yang melakukan modifikasi dengan mengganti ban yang berukuran lebih besar. Memang menaikkan ukuran ban akan membuat motor Honda kesayangan akan terlihat lebih gagah. Selain itu membuat berkendara jadi makin stabil. Akan tetapi jika penggantian ban lebih besar jauh melebihi ukuran standar, justru akan membuat tarikan motor semakin berat. Motor enggak mau lari, bensin jadi makin boros!

 

Mika Bening

Pernah melihat motor yang menggunakan mika lampu belakang yang bening saat malam hari? Saat mengerem, mata rasanya kayak disenterin aja nih. Silau! Penggunaan mika bening dapat membuat pengendara di belakang makin tidak konsen. Selain itu, dari jauh bisa dikira kendaraan dari arah berlawanan. So pasti bikin kaget. Nah kalau mau menggunakan mika bening, gunakan bohlam warna merah!

 

Gaya “ Peturing-Look”

Suka melakukan Touring? ! Biasanya motor-motor sering dipakai touring akan dilengkapi dengan box dan lampu-lampu tambahan nih. Pastinya cocok dong buat membawa banyak barang bawaan. Sebaliknya jika sudah pulang dan kembali di kegiatan sehari-hari, ada baiknya melepas box dan wing rack. Jalanan yang sudah macet, jangan dibikin makin sempit !

 

Komorod (Korban Modifikasi Road Race)

Kalau memperhatikan motor Road Race, sudah barang tentu paham dengan absennya spion, lampu depan, sein, hingga spakbor. Toh balapan dilakukan di sirkuit yang pastinya aman. Tentunya akan berbahaya jika pengen motor dibuat gaya road race, tapi dipakai harian. Apalagi dipakai kebut-kebutan, sangat tidak disarankan sekali.

Yang namanya modifikasi memang hak tiap orang, tapi ada baiknya Brosis pun tidak mengambil hak orang lain, yaitu keamanan saat di jalan raya. Kalau ingin melakukan modifikasi ekstrim tapi enggak ingin membahayakan orang lain, resikonya motor hanya jadi pajangan saja.

 

 

– sumber : http://www.welovehonda.com