
ilustrasi – berboncengan sepedamotor
kusnantokarasan.com – Sepeda motor adalah alat transportasi mobilitas paling efektif dan efisien untuk saat ini, jarak tempuh dekat, sedang dan jauh pun bisa di peroleh dari sepeda motor, meskipun untuk kelas motor moped/bebek; skutik, yang hanya berkubikasi 100-an cc, terbukti para perantau di kota-kota besar mereka mudik ke kampung halaman mereka yang berjarak lebih dari 500- kilometer bahkan hingga mencapai 1000 kilometer-pun mereka maupun motor mereka mampu melakukannya. Terlebih untuk keperluan jarak sedang di kala touring, maupun jarak pendek dipakai untuk keperluan harian pulang-pergi mengantar kita bekerja. Terlebih dijalanan perkotaan yang padat hingga macet, dengan mudahnya sepeda motor ber-zig-zag melaju diantara kendaraan besar lainnya. Itulah ke-efektifan dan ke-efisien dari sepeda motor. Untuk meng-optimalkan pemakainnyapun tak jarang dan sering sepeda motor digunakan berboncengan, baik untuk keperluan mudik, touring, maupun untuk mengantar bekerja. Berboncengan sepedamotor akan menjadi akan terasa nyaman bila si pengendara dan pebonceng mengetahui akan aturan mainnya.
Instruktur keselamatan kendaraan JDDC, Jusri Pulubuhu menuturkan bagaimana cara boncengan yang baik dan benar.
“Apa yang harus kita lakukan saat menjadi penumpang sepeda motor? Banyak yang merasa duduk menyamping di saat menjadi penumpang di sepeda motor itu aman,” kata Jusri pekan lalu.
“Padahal menjadi penumpang sepeda motor duduk menyamping itu sangat tidak aman,” tambahnya.
Lalu bagaimana menjadi penumpang sepeda motor yang baik dan benar?
Pertama, saat kita menjadi boncenger, posisi duduk harus selalu ke depan dan tidak menghadap samping.
“Ini dilakukan demi keamanan, kalau posisi duduki menyamping ini mudah sekali terjadi kecelakaan,” ujarnya.
Kedua, posisi lutut kaki harus mengempit ke pinggul si pengendara.
Ketiga, posisi kaki harus berada tepat di tempat yang disediakan, misalnya pada motor matik pengendara tidak menaruh kaki pada step penumpang. “Dan keempat, posisi tangan berada di pinggang,” ujarnya.
Itu tadi ke-empat posisi boncenger yang baik dan benar menurut sang ahlinya, ada sedikit tambahan dari saya, jadi si boncenger juga terus dalam posisi sadar saat di boncengkan, tidak tidur, apalagi pada saat perjalanan berjarak sedang maupun jauh, dimana kondisi jalan yang mengkondisikan harus meliuk-liuk belok kanan-belok kiri, naik-turun, jalannan tidak rata, mengerem dan mengegas mendadak, dan sebagainya, maka alangkah baiknya posisi pebonceng selalu sadar/terjaga dan menempel pada badan si pengendara yang didepan. Jika seperti itu maka berboncengan akan terasa enak, nyaman, dimana antara pengendara dan pebonceng seirama dalam melajukan sepedamotor.
Oke demikian saja beberapa tip dan etika berboncengan sepedamotor, semoga bermanfaat.
dikutip dari detikOto dan penambahan sana-sini oleh penulis.
Menyukai ini:
Suka Memuat...