Rute Baru Transjogja Palbapang- Malioboro Cuma Rp 3.600

Patut bersenang hati nih bagi warga Bantul, khususnya Bantul bagian tengah pasalnya mulai hari ini atau pertanggal 1 November 2022, ada rute baru trayek bus 🚌 Transjogja Palbapang – Malioboro. Selama ini jika mengandalkan moda transportasi umum jika ingin ke malioboro ya kudu dua kali naik Bus. Nah kini dipermudah dengan acara jalur baru transjogja, mengutip dari dishub DIY, rute baru ini melewati jalan Bantul atau jalan Samas, berhenti atau kita bisa naik di halte-halte yang sudah ada sejak dulu.

Jalur baru ini dilayani oleh 8 Bus dengan jam pelayanan mulai pukul 05.30 – 18.00 siap melayani pada rute baru ini. Tarif jalur ini juga tergolong cukup murah loh, kita dapat menikmati layanan ini dengan tarif:
-Berlangganan: Rp2.700 (Kartu Non Tunai, QRIS)
-Reguler: Rp3.600 (Cash)
-pelajar Rp. 60 (kartu khusus pelajar)*

*Kartu Khusus Pelajar ini bisa didapatkan di beberapa halte meliputi Halte Jombor, Halte Samsat Kota Yogyakarta, Halte Taman Pintar, Halte Amplaz, dan Halte Bandara Adisutjipto dengan menunjukkan Kartu Pelajar atau Surat Keterangan Sekolah.

Pagi tadi saya juga sudah mencoba nya, cukup nyaman ya baik didalam bus maupun perjalanan nya, untuk petugas nya baik sopir, konduktor maupun petugas tiket juga ramah. Dan benar cukup membayar 3600 rupiah saja, sudah sampai tujuan, yakni Malioboro. Untuk sementara di terminal Palbapang baru dilayani pembelian tiket secara langsung, kedepannya akan disediakan semacam kartu yang bisa untuk langganan yang bisa lebih murah lagi 2700 rupiah. Seperti keterangan diatas.

Jadwal ‘Golek Garwo’ Fortais Maret, April, Mei 2020

Dah ganti tahun nih sob, masih sendirian aja???? Belum ketemu jodoh??? Merasa kesulitan??? Ayo jangan malu ikut acara ini, siapa tau jodoh kalian ada disini….

Golek Garwo

Acara ‘Golek Garwo’ atau bshasa Indonesia nya ‘Cari Jodoh’, merupakan event bagian dari Fortais (Forum Ta’aruf Indonesia Sewon), merupakan ajang pertemuan (kopdar) bagi yang serius mencari jodoh atau pasangan hidup.

Event rutin sebulan sekali atau setiap minggu ke-3 (menyesuaikan) di setiap bulannya Jam 09.00 s/d. 13.00 WIB, di Kompleks Kantor Kecamatan Sewon, JI Parangtritis KM.7 Bantul DIY

Syarat-syarat:

-Foto copy KTP/KK

-Foto diri : 3×4 + SR (post card jk ada)

-Bujang/single atau yang status udah pernah menikah, janda/duda, dengan membawa surat cerai / kematian -Surat pernyataan bermaterai bahwa data tersebut asli dan untuk sendiri serta hanya kepentingan cari jodoh.

Bagi peserta dari Luar DIY atau yang gak bisa hadir, bisa kirim data via email: golekgarwo@gmail.com + kirimkan dokumen fisik/syarat2 via pos beserta perangko balasan ke :

Fortais Sewon

d/a. Kantor kecamatan Sewon jln. Parangtritis km. 7 Sewon Bantul DIY

Untuk bulan depan / Maret dihelat pada tanggal 1 Maret 2020, 5 April, & 3 Mei 2020 jangan sampai terlewatkan yach…!!!!

Bantul punya YBJ di Perempatan Klodran

Yeah, akhirnya Bantul punya YBJ (Yellow Box Junction)….

Seiring berakhirnya pembangunan/pelebaran jalan [Jalan Bantul] disisi utara (simpang empat/perempatan Klodran – Gapura Bantul), maka pihak dinas terkait memberi marka yang sangat jarang ditemui di kota kabupaten yang terkenal dengan makanan khas Geplak ini. (Ya boleh jadi kota kabupaten jalanan tidaklah seramai kota provinsi, jadi untuk marka jenis ini jarang ditemui)

Sebuah marka berupa garis kuning membentuk persegi panjang (mentesuaikan kondisi lapangan, bisa juga membentuk Bujur sangkar) dan silang ditengah nya, Yups itulah garis yang dinamakan Yellow Box Junction (YBJ).

Mengutip sari laman Pemkab Bantul,

YBJ adalah marka jalan yang bertujuan mencegah terjadinya kepadatan lalu lintas di jalur dan berakibat tersendatnya arus kendaraan di jalur lain yang tidak padat. YBJ berfungsi untuk mencegah agar arus lalu lintas di persimpangan tidak terkunci saat kepadatan terjadi.

Saat arus lalin padat, pengendara cenderung untuk terus menerobos lampu lalu lintas, meski merah. Oleh karena itu, garis YBJ ini menjadi semacam garis pembatas yang tidak boleh dilintasi oleh pengendara ketika antrean kendaraan di area persimpangan padat.

Peraturannya, walaupun lampu lalu lintas sudah hijau, pengguna jalan yang belum masuk YBJ harus berhenti jika masih ada kendaraan lain di dalam area kotak kuning itu. Mereka baru bisa maju jika kendaraan di dalam YBJ sudah keluar.

(Angga) – pemkab Bantul

Jalan (Tanjakan) Cinomati akan diperlebar di 2021-2022

Kini jalan banyak yang diperlebar dan dihaluskan, jadi semakin nyaman untuk berkendara.

Seperti halnya sebuah jalur alternatif di wilayah Kabupaten Bantul, yakni jalan Pleret-Patuk yang cukup fenomenal dengan titik spot ‘Tanjakan Cinomati “.

Jalur penghubung antara Wilayah kecamatan Pleret dan kecamatan Dlingo ini, menjadi favorit para wisatawan sebagai jalan alternatif untuk menuju wisata baik di seputaran Bantul(hutan pinus), maupun wisata pantai wilayah Gunungkidul (pantai Baron dan lainnya).

Pun juga menjadi jalur favorit saya saat test ride motor.

Namun begitu kondisi jalur terbilang cukup ekstrem sebenarnya, ada beberapa titik jalan menukik/menanjak. Dan dititik merah (pada gambar peta dibawah), menjadi spot terganas, banyak yang gagal ~move on~, eh gagal menanjak maksudnya, entah karena sebab kendaraan maupun skill pengendara. Disamping terbilang ekstrem karena tanjakan, juga karena lebar jalan yang minimal plus kontur jalan(kondisi aspal) yang tidak lah begitu mulus.

Titik tanjakan Cinomati Bantul Yogyakarta

Pada masa-masa tertentu, disaat libur lebaran maupun libur panjang lainnya, jalan ini cukup ramai, dan pada kurung waktu 5 tahun terakhir dititik spot terekstrem, banyak para relawan dari berbagai elemen masyarakat, warga, komunitas, hingga instansi (BPDB, TNI Polri) secara kontinyu memberikan kontribusi dengan siaga di titik tersebut, guna mengarahkan arus hingga siaga mendorong tatkala kendaraan mogok/tidak kuat menanjak.

Ini tentu menjadi hal yang perlu di perhatian bukan? Dan seperti nya pihak pemerintah tidak tinggal diam, di awal tahun ini, sudah ada agenda untuk pembangunan jalan tersebut. Mulai dari pembebasan lahan disepanjang jalan/ kanan-kiri jalan (sekitar 2,5 km) tersebut sekitar 34.676.55 km². Atau dimulai dari pertigaan Cegokan, Wonolelo, Pleret hingga perempatan Terong, Dlingo.

Sedangkan pelaksanaan pembangunan /pelebaran jalan akan direncanakan kurang lebih selama 2 tahun pada T.A 2021 & 2022.

Bus Besar dilarang lewati Jalur Cinomati & Imogiri

Titik spot tanjakan Cinomati

Sekitar 10 hari lagi masuk lebaran/ 1 syawal, saatnya merayakan hari Idul Fitri 1440H, yang mana biasanya digunakan untuk berlibur di obyek wisata, seperti halnya diwilayah Bantul (obyek wisata hutan pinus, Mangunan) maupun obyek wisata pantai Gunungkidul, Yogyakarta. Yups….Pantai selatan di sepanjang wilayah Gunungkidul memang cukup mempesona dan memikat wisawatan.

Jalur utama menuju kesana sih melewati jalan Wonosari, yakni , Piyungan, Pathuk, Wonosari, Paliyan, baru sampai di deretan pesisir.
Namun begitu saat ini pastinya jika menggunakan arahan petunjuk dari Google maps, maka akan diarahkan melewati jalur alternatif, untuk menghindari jalur utama yang pastinya padat hingga merayap. Jalur alternatif jika posisi anda berada di seputaran kota Jogja,  terlebih bagian selatan,  maka akan diarahkan melalui jalur alternatif daerah kecamatan Dlingo, ada dua Jalur,  yakni jalan tanjakan fenomenal jalan Pleret- Dlingo, jalur cinomati dan jalan Imogiri-Mangunan. 

Sebenarnya jalan Imogiri sudah banyak diperlebar dan sudah halus mulus,  meski belum semua dan masih banyak dibeberapa titik setelah Mangunan banyak tikungan dan tanjakan yang terbilang cukup curam,  terlebih jalur Cinomati,  dijalur ini tanjakan dan tikungan lebih curam dan jalan juga tergolong cukup sempit.  Inilah yang menjadi alasan pelarangan untuk bus besar melalui kedua jalan alternatif tersebut, apalagi saat libur lebaran nanti yang pastinya banyak kendaraan yang akan melewati nya. 

Hal ini disampaikan oleh Kepolisian Resor Bantul sebagai salah satu perhatian serius dalam gelaran Operasi Keselamatan bersandikan Operasi Ketupat Progo 2019 yang akan diselenggarakan pada 29 Mei hingga 10 Juni mendatang. 

Kedua jalur tersebut dinilai sangat rawan kecelakaan, sehingga seperti tahun-tahun sebelumnya pihak Polres tetap bersikukuh tidak merekomendasikan untuk kendaraan bus-bus besar. 

 Kapolres Bantul; AKBP Sahat Marisi Hasibuan di Kompleks Kantor Bupati Bantul Parasamya menyampaikan agar supaya bus besar tidak melewati jalur tersebut.

Kapolres menyarankan agar bus bus besar yang dari arah Barat mengambil Jalan Yogyakarta-Piyungan-Wonosari. Setelah tiba di wilayah kecamatan Patuk ada jalan yang menuju langsung ke Dlingo yang dianggap sebagai medan Jalan yang aman untuk dilalui. 

Namun demikian setelah operasi selesai digelar Kapolres tidak melarang, dengan catatan supaya lebih berhati-hati mengingat sebelum sebelumnya sudah ada peristiwa kecelakaan

Jalur tanjakan Cinomati
Titik spot tanjakan Cinomati