Jalan (Tanjakan) Cinomati akan diperlebar di 2021-2022

Kini jalan banyak yang diperlebar dan dihaluskan, jadi semakin nyaman untuk berkendara.

Seperti halnya sebuah jalur alternatif di wilayah Kabupaten Bantul, yakni jalan Pleret-Patuk yang cukup fenomenal dengan titik spot ‘Tanjakan Cinomati “.

Jalur penghubung antara Wilayah kecamatan Pleret dan kecamatan Dlingo ini, menjadi favorit para wisatawan sebagai jalan alternatif untuk menuju wisata baik di seputaran Bantul(hutan pinus), maupun wisata pantai wilayah Gunungkidul (pantai Baron dan lainnya).

Pun juga menjadi jalur favorit saya saat test ride motor.

Namun begitu kondisi jalur terbilang cukup ekstrem sebenarnya, ada beberapa titik jalan menukik/menanjak. Dan dititik merah (pada gambar peta dibawah), menjadi spot terganas, banyak yang gagal ~move on~, eh gagal menanjak maksudnya, entah karena sebab kendaraan maupun skill pengendara. Disamping terbilang ekstrem karena tanjakan, juga karena lebar jalan yang minimal plus kontur jalan(kondisi aspal) yang tidak lah begitu mulus.

Titik tanjakan Cinomati Bantul Yogyakarta

Pada masa-masa tertentu, disaat libur lebaran maupun libur panjang lainnya, jalan ini cukup ramai, dan pada kurung waktu 5 tahun terakhir dititik spot terekstrem, banyak para relawan dari berbagai elemen masyarakat, warga, komunitas, hingga instansi (BPDB, TNI Polri) secara kontinyu memberikan kontribusi dengan siaga di titik tersebut, guna mengarahkan arus hingga siaga mendorong tatkala kendaraan mogok/tidak kuat menanjak.

Ini tentu menjadi hal yang perlu di perhatian bukan? Dan seperti nya pihak pemerintah tidak tinggal diam, di awal tahun ini, sudah ada agenda untuk pembangunan jalan tersebut. Mulai dari pembebasan lahan disepanjang jalan/ kanan-kiri jalan (sekitar 2,5 km) tersebut sekitar 34.676.55 km². Atau dimulai dari pertigaan Cegokan, Wonolelo, Pleret hingga perempatan Terong, Dlingo.

Sedangkan pelaksanaan pembangunan /pelebaran jalan akan direncanakan kurang lebih selama 2 tahun pada T.A 2021 & 2022.

Menyambangi Jalur Fenomenal di Bantul ‘Jalur Cinomati’

Titik tanjakan tertinggi Cinomati

Akhirnya Minggu(3/9) kemarin kesampaian juga melewati dan stay sebentar di sebuah spot tanjakan ‘killer’ (bisa dibaca maut) namun bukan menyababkan hilangnya nyawa orang (semoga tidak) tapi menyebabkan matinya mesin kendaraan, karena tidak kuat menanjak.

Mungkin dari namanya saja sudah terbaca dan terdengar ngeri atau keramat kali yach…Cinomati, jika dipisah khan ada satu unsur kata ‘mati’. (Jalur Cinomati merupakan ruas jalan Pleret-Pathuk, masuk wilayah desa Wonolelo, Pleret, Bantul, jalur ini bisa dikatakan merupakan jalan alternatif dari Jogja ke Gunungkidul.)

Jalur tanjakan Cinomati

Well lepas dari itu, saya coba sedikit mengamati disana, dengan keterbatasan intelektual saya tentunya. Sekedar mengamati saja, dan ternyata benar adanya, banyak kendaraan(motor atau mobil) mogok, tidak kuat menanjak. Perkiraan saya panjang tanjakan ini sekitar 100 meter, seperti layaknya jalanan di daerah pegunungan, menajak lalu belok kekiri dan masih menanjak lagi.

Titik spot tanjakan Cinomati

Titik spot tanjakan Cinomati

Di spot atau titik inilah gaya dorong kebawah(gravitasi) sangat besar sekali, atau di ujung tikungan tepat pak polisi berdiri (lihat gambar diatas.). Nah disekitar itu saya sempat berdiri, badan terasa tertarik kebawah atau akan terhempas kebawah. Disinilah menurut salah seorang warga desa Wonolelo yang sering jaga disana, mobil ‘habis’ disitu, bahkan ada merk mobil tertentu yang sering tidak kuat menanjak, ya di situ.”

 

Masih menurut warga tadi, sebenarnya jalan ini sudah lama digunakan(diaspal,) sekitar tahun 2006, tapi baru ‘booming’ sekarang saja saat lebaran kemarin(1438H).

Awalnya inisiatif warga desa Wonolelo (yang tergabung dalam aksi sukarelawan,) yang merupakan desa terdekat yang menjadi sukarelawan siaga di titik tersebut guna membantu siapa saja yang lewat, sekiranya tidak kuat menanjak maka akan dibantu didorong hingga ke titik aman. Lalu seiring berjalannnya waktu, tim dari SAR DIY, Polsek Pleret, BPDB Bantul, RTC, mulai siaga dititik tanjakan Cinomati tersebut. dan dibantu sukarelawan dari manaupun yang datang silih berganti turut serta siaga, stay dan siap mendorong.

Untuk koordinasi di titik tersebut hingga saat ini, masih bersifat spontanitas, pihak-pihak terkait (hanya) masih bersifat memfasilitasi saja, semisal pihak kepolisian setempat dalam hal ini Polisi Sektor(Polsek) Pleret menempatkan beberapa personilnya di sana, juga beberapa badan, seperti SAR DIY, BPDB Bantul juga menempatkan beberapa personilnya, dikabarkan satu ambulance juga telah disiagakan.

Kedepannnya akan di koordinasi lebih terarah lagi guna mencari solusi dari tanjakan Cinomati ini. Awal nya akan dibangun posko permanen, karena saat baru terpasang sebuah tenda bantuan (lupa dari SAR atau BPDB Bantul…)

Tenda darurat di tanjakan Cinomati

Dikabarkan pula kapolres bahkan kapolda DIY juga pernah meninjau tanjakan ini.

yapz semoga kedepannnya akan ada solusi tepat untuk tanjakan ini, karena menurut saya tidak mungkin khan selamanya mengandalkan tenaga sukarelawan untuk mendorong kendaraan (kabarnya 5 kali dorong tenaga sudah habis), meskipun para sukarelawan senang melakukannnya dan ikhlas tentunya.

Sempat ngobrol ringan dengan korlap dari SAR DIY, yang semalam (malam minggu( siaga hingga jam 9 malam, saya juga meyakinkan,” apa tidak gelap pak disini?”

Ternyata PLN memfasilitasi dengan menyambungkan daya dan memasang lampu penerangan sementara. Penyambungan daya yang bisa digunakan untuk mengisi ulang daya batre handphone atau gadget lainnya.

Lampu penerangan sementara di tanjakan

Oke demikian sedikit ulasan mengenai jalur Cinomati yang sedang booming, disamping juga jalur alternatif ini memang banyak disukai guna memangkas jarak bila dari Jogja ingin ke Gunungkidul, terlebih jalur ini juga akan menuju obyek-obyek wisata yang berada di wilayah Bantul sisi timur, seperti puncak becici, pengger, hutan pinus, dan obwis baru lainnnya yang banyak bermunculan saat ini.