
Kembali ada keunikan dari Bantul, dengan rangka ingin memperingati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April mendatang, sebanyak 11 pasangan penganti melaksanakan akad nikah/ Ijab Qabulnya di atas traktor pembajak sawah. Sebanyak 11 pasang pengantin melaksanakan nikah massal di lapangan berlatar belakang hijaunya perbukitan Gunungkidul, Sabtu (28/3/2015). Nikah massal yang dilaksanakan di lapangan Alas Kradenan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul tersebut digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April mendatang.
Prosesi nikah massal tersebut diawali dengan kirab pengantin dimana tiga pasang pengantin diarak dengan menggunakan traktor yang dimodifikasi dengan menambahkan gerobak di belakangnya, sedangkan sisanya yang merupakan delapan pasangan tunanetra menggunakan lima andong.
Kirab memutari desa tersebut tentu saja menjadi perhatian masyarakat sekitar. Kirab pengantin juga disemarakkan oleh pertunjukan barongsai dan drumband dari anak-anak TK.
Sesampai di tempat yang ditentukan, berupa tanah lapang, yang berhiaskan hijaunya sawah di sekililingnya dan kemegahan perbukitan Gunungkidul, para pengantin lantas melaksanakan ijab qobul di atas traktor dan andong yang mereka tumpangi.
Cuaca yang terik tak menyurutkan kesakralan prosesi tersebut. Satu persatu mempelai pria dengan lantang mengucapkan ijab qobul di atas traktor dan andhong dimana para penghulu juga turut berada di atasnya.
Adapun salah satu mempelai pengantin, Rivan setiawan (27) dan Daniarti (32) mengungkapkan kebahagiaannya kepada wartawan Tribun Jogja. Rivan yang merupakan warga Kasihan Bantul menyatakan rasa syukurnya karena bisa menikahi kekasih pujaan hati yang telah dipacari selama delapan tahun terakhir.
“Berkat hari bumi, saya bisa menikahi pasangan saya,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan sempat deg-degan pada saat mengucapkan ijab qobul. Rivan menilai bahwa prosesi tersebut sangat unik dan menarik karena tidak semua orang bisa merasakan menikah di alam. Hal itu diutarakannya setelah ia berhasil mengucapkan janji suci pernikahan.
Hal berbeda diungkapkan Daniarti yang saat ini sudah sah menjadi istri dari Rivan. Daniarti mengungkapkan bahwa dirinya sempat takut saat dikirab menggunakan traktor. Hal itu lantaran jalan yang tidak rata membuat para pengantin harus berpegangan pada tepian gerobak.
“Takut jatuh, lagian traktornya juga enggak ada remnya,” ujarnya.
Kendati demikian, hal itu tak menyurutkan kebahagiaan sepasang pengantin tersebut. Prosesi pernikahan ditutup dengan melepaskan burung dara sebagai simbol janji setia mereka untuk sehidup semati.
sumber : tribujogja.