Kumpulan Berita Rusuh Tolikara – Papua

kusnantokarasan.com – Pagi-pagi membaca berita yang tidak mengenakkan, membuat hati bersedih, melukai nilai-nilai kearifan toleransi antar umat beragama, melanggar dasar negara pancasila dan UUD 1945. Jum’at 17/07) kemarin di hari nan fitri, dimana umat Islam sedang melaksanakan ibadah sholat Idul Fitri dan merayakan hari Idul Fitri 1436 H, lain hal terjadi di suatu daerah di Tolikara-Papua Irian Jaya warga muslim yang sedang melaksanakan ibadah sholat Ied diserang oleh massa’. berikut kumpulan beritanya;

Kronologi Insiden Tolikara :

Berikut Kronologi Insiden Tolikara

Sebanyak 70 rumah dan kios di Kabupaten Tolikara, Papua pagi tadi dibakar ratusan massa, yang diduga menolak perayaan pelaksanaan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah di wilayah tersebut.

Pembakaran diawali dengan aksi pelemparan saat umat Muslim di wilayah tersebut mengumandangkan takbiran sebelum pelaksanaan salat Id 1436 Hijriah pagi tadi.

Penolakan ini, sehubungan dengan seminar tingkat Internasional yang berlangsung di Kabupaten Tolikara pada 13 – 19 Juli 205. Berikut isi selebaran yang menolak perayaan idul Fitri di wilayah tersebut.

“Badan pekerja wilayah Toli memberitahukan bahwa, pada tanggal 13 – 19 Juli 2015, ada kegiatan seminar dan KKR pemuda GIDI tingkat internasional. Sehubungan dengan keguatan tersebut, kami dari pimpinan GIDI wilayah Toli membatalkan dan menunda semua kegiatan yang bersifat mengundang umat besar, dan tingkat jamaat lokal, klasis dan dari yayasan atau lembaga-lembaga lain.

Oleh karena itu, kami (GIDI) memberitahukan bahwa : acara membuka Lebaran tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengizinkan dilakukan di wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga). Boleh merayakan Hari Raya di luar Kabupaten Tolikara / Wamena atau Jayapura. Dilarang kaum Muslim memakai pakaian jilbab”

Namun, umat Islam tetap menjalankan perayaan Hari Raya Idul Fitri, sehingga massa mengamuk, melempari musola yang dijadikan sebagai tempat shalat Id. Massa kemudian menyerang sambil berteriak, bubarkan dan bubarkan.

Massa semakin brutal dan membakar musola serta rumah dan kios milik warga Muslim di wilayah tersebut. Aparat keamanan pun akhirnya mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan aksi brutal massa.

“Sampai saat ini, kami masih mendalami apakah insiden pagi tadi disebabkan oleh surat edaran larangan perayaan Idul Fitri oleh panitia KKR pemuda Gereja Injili Di Indonesia (GIDI), atau ada faktor lain, sehingga warga marah dan melakukan pembakaran,” ujar Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Patrige, Jumat (17/07/2015).

Kemenag Desak Sinode GIDI Minta Maaf

Direktur Jenderal Bimas Kristen Oditha R Hutabarat mendesak agar Sinode GIDI meminta maaf kepada umat Islam terkait peristiwa di Tolikara, Papua, saat salat Ied, Jumat (17/07/2015) pagi. Dirjen Bimas Kristen telah mengambil beberapa langkah terkait peristiwa di Tolikara, Papua.

Pertama, menghubungi Ketua Sinode GIDI agar bisa segera membuat surat penjelasan kronologis kejadian sekaligus pernyataan permohonan maaf kepada umat Islam Indonesia terkait dengan peristiwa tersebut.

Oditha mengungkapkan Ketua Sinode akan membuat surat tersebut dan mengirimkannya via email. Kedua, menghubungi Persekutuan Gereja dan Lembaga Injili Indonesia (PGLII) yang merupakan persekutuan di mana GIDI merupakan anggotanya, agar bisa bersama-sama melakukan langkah-langkah strategis dalam menyikapi persitiwa ini.

Sabtu 18 Juli besok, Dirjen Bimas Kristen bersama PGI akan mengadakan konferensi pers di Kantor PGI untuk memberikan penjelasan sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam.

Oditha menegaskan bahwa Umat Kristen di Indonesia sangat prihatin atas terjadinya penundaan sholat Ied dan pembakaran rumah ibadah di Tolikara. Justru terjadi pada saat hari raya Idul Fitri yg merupakan hari kemenangan bagi umat muslim.

“Atas nama pemerintah kami mohon maaf atas peristiwa yg melukai hati umat muslim yang adalah saudara-saudara kami sebangsa dan setanah air. Kami berharap agar masalah ini dpt diselesaikan sesuai dg peraturan perundangan yg berlaku,” tutupnya.

Wali Gereja Desak Investigasi Rusuh Tolikara

Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) menilai ada ‘faktor x’ di belakang aksi pembakaran masjid yang terjadi di Kaburaga, Kabupaten Tolikara, Papua, sekira pukul 07.00 WIT hari ini. Menurut pihak KWI, untuk mengungkap kasus tersebut, semestinya segera dibentuk tim khusus yang akan melakukan investigasi.

“Ada faktor x atau faktor lain di balik kejadian itu. Makanya, perlu dibentuk tim khusus investigasi sesegera mungkin,” ujar Sekretaris Konferensi Wali Gereja Indonesia, Romo Benny Susetyo, Jumat (17/07/2015).

Romo Benny menjelaskan, jika ditelaah lebih dalam, selama ini tidak pernah ada konflik antar warga yang disebabkan masalah agama.

“Berdasarkan sejarah, tidak ada itu kerusuhan di Papua yang didasari persoalan agama. Apalagi sampai ada pembakaran tempat ibadah,” kata Romo Benny.

Ia menambahkan, tidak adanya konflik yang didasari masalah agama karena masyarakat Papua sangat memegang teguh nilai-nilai kearifan lokal. “Local wisdom mereka sangat kuat,” ungkap Romo Benny.

Hal itu, lanjut Romo Benny, tercermin dari seringnya dilakukan diskusi atau kegiatan yang menyertakan warga dari berbagai agama. “Di sana itu sering diadakan diskusi lintas agama. Saya sering ke sana dan berdiskusi dengan para pemuka agama serta tokoh adat setempat,” kata dia.

Seperti diketahui sebelumnya, sejumlah massa melakukan penyerangan kepada warga yang tengah salat Id di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua sekira pukul 07.00 WIT hari ini. Tidak berhenti sampai di situ, massa tersebut juga membakar masjid dan sejumlah rumah yang berada dekatnya.

Alim Ulama Kutuk Pembakaran Masjid

Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI) langsung bersikap terkait insiden pembakaran Masjid di Talikora Papua, apalagi saat dipakai Salat Idul Fitri. AAUI mendesak agar masalah ini segera diselesaikan.

Berikut ini pernyataan lengkap AAUI yang diterima Redaksi KRjogja.com:

PERNYATAAN SIKAP PRESIDIUM AAUI ATAS INSIDEN TOLIKARA PAPUA

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Assalaamu ‘Alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Kami Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI), bersikap tegas mengenai Insiden Tolikara Papua:

1. Sangat menyesalkan yang sedalam-dalamnya dengan terjadinya Insiden Tolikara, yang meretakkan kerukunan Umat Beragama di Indonesia.
2. Mengutuk keras kelompok penyerang yang telah melanggar hukum dan prinsip-prinsip toleransi di negeri ini. Apalagi dengan semakin besarnya toleransi yang diberikan oleh kaum muslimin.
3. Mendesak aparat keamanan (Polri) segera menangkap para pelakunya dan memproses mereka secara hukum dengan secepat-cepatnya.
4. Menghimbau para tokoh muslim agar menenangkan dan mengontrol umat dan anggotanya untuk tidak melakukan tindakan pembalasan.
5. Mendesak majelis agama dan para tokoh kristen agar serius mendidik umatnya untuk menghargai hukum dan  toleransi yang diberikan oleh kaum muslimin yang mana mereka mayoritas mutlak di negeri ini.
6. Menghimbau semua pihak agar mewaspadai pihak-pihak tertentu yang bermain, mengadu domba antar umat beragama dan menjadikan sentimen agama sebagai komoditas politik, yang akan merusak stabilitas nasional.
7. Meminta Dewan Gereja Indonesia memanggil pengurus GIDI, minta pertanggung jawaban atas suratnya, memberi sangsi tegas terhadap oknum pengurus GIDI dan menyerahkan mereka ke pihak yang berwajib.
8. Menghimbau kepada tokoh-tokoh Islam, Kristen dan agama-agama lain, agar mengedepankan kerukunan antar umat beragama dan menjaga toleransi beragama, dalam rangka untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang beradab dan berkemanusiaan.

Demikian Pernyataan Sikap kami, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Mohon pesan ini disebarkan, untuk menjaga perdamaian dan kerukunan dalam beragama.

Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh.

Jakarta, 17 Juli 2015, Pukul 19:00 WIB.

Atas nama Presidium Aliansi Alim Ulama Indonesia (AAUI)
1. KH. Shohibul Faroji Azmatkhan. (Ketua Presidium)
2. Habib Muhsin Alattas.
3. KH. A. Cholil Ridwan
4. KH. Tengku Zulkarnain
5. Dr. Amirsyah Tambunan.
6. Dr. M.Zaitun Rasmin, Lc, MA
7. KH. Bakhtiar Nasir, Lc.MM
8. KH. Fahmi Salim, MA
9. Ust. Iin Sholihin
10. Dr. H. Manajer Nasution
11. Ust. Mifta Huda, S.Pd.I, MESy
12. H. Mochammad Yunus, M.Pd.I
13. Drs. H. Natsir Zubaidi
14. Prof. Dr. Habib Muhammad Baharun, SH.MH
15. Drs. H. Zainal Arifin Husain
16. Dr. Rahmat Abdurrahman, Lc.MA
17. Ust. Nur Hamim, S.Ag
18. KH. Ainul Yaqin
19. Dr. H. Muhammad Anda Hakim, SH
20. Brigjend Pol (Purn). KH. Anton Tabah
21. Dr. dr. H. Taufik Pasiak, MA
22. KH. Muhammad Faiz Syukran Makmun
23. KH. Auzai Mahfuzh
24. KH. Ahmad Shobri Lubis
25. KH. Buya Yahya
26. KH. Nur Bahruddin
27. Hj. Fahira Fahmi Idris, SE, MH
28. H. Muhammad Lutfi Hakim, SH, MH
29. Brigjend Pol (Purn) Dr. H. Supriyadi, SE.SH.MH
30. Drs. H. Nasrullah, ME
31. H. Abdullah Qamaruddin, Lc
32. Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc, M.Pd.I
33. KH. Nur Muhammad Iskandar, SQ

Dan akhirnya ,

Pagi Nanti Kemenag dan PGI Jelaskan Rusuh Tolikara

Kementerian Agama dan Pesekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) akan menggelar jumpa pers. Mereka akan memberikan keterangan perihal kejadian pembakaran rumah Ibadah di Tolikara,Papua.

“Besok jumpa pers jam 9 di PGI,” jelas Dirjen Bimas Kristen Othida R Hutabarat, Jumat (17/07/2015).

Othida menjelaskan, dirinya telah melakukan beberapa langkah terkait rusuh pembakaran rumah Ibadah di Tolikara, Papua, saat ibadah salat Ied, Jumat pagi tadi. Dia sudah menghubungi Ketua Sinode GIDI (Gereja Injili di Indonesia). Komunikasi kurang berlangsung lancar, karena lokasi Tolikara yang merupakan pedalaman Papua.

Tapi, dalam komunikasi tersebut, dia telah menyampaikan bahwa surat yang dikeluarkan Sinode GIDI Tolikara yang berujung pada pembakaran rumah ibadah tidak dapat dibenarkan, dengan alasan apapun.

Dia pun meminta Ketua Sinode GIDI untuk membuat kronologis peristiwa tersebut, mengapa bisa terjadi. “Dia akan kirim via email malam ini,” ujarnya. Agar, pihak Kemenag dapat mengetahui secara lengkap mengenai apa yang terjadi.

Setelah didapat kronologis peristiwa, pihak Kemenag akan menggelar jumpa pers bersama PGI, menyikapi peristiwa tersebut. Dalam kesempatan itu, Othida mengakui bahwa Sinode GIDI terdaftar di Kementerian Agama. Tapi, dalam website PGI mereka tidak terdaftar.

Sinode GIDI terdaftar sebagai anggota PGLII (Persekutuan Gereja dan Lembaga Injil Indonesia). Dalam daftar nama anggota PGLII 2011-2015, GIDI terdaftar dengan nomor induk 45/PII/Grj/1995 dengan nama Ketua Umum Pendeta Ferdinan Ayomi dan Sekretaris Umum Animban Alibi.

 

sumber : krjogja.com

10 thoughts on “Kumpulan Berita Rusuh Tolikara – Papua

  1. Tidak ada alasan pembenar ats kejadian di irian, yg pasti kejadian ini telah menginjak nginjak harga diri umat Islam, para petinggi umat kristiani tdk perlu bereaksi apapun, karena hidup kalian hanya penuh KEmUNAFIKan dan ajaran Islam sangat berbeda dgn ajaran apapun dimuka bumi ini dan kepada ulama maupun kiyai Islam jg wajib menyadari dan tdk pernah menyatakan bahwa Islam sama dgn agama lain, karena itu perang agama adalah jalan terbaik untuk mengusir umat kafir dari bumi Indonesia, terutama kepada para petinggi umat muslim wilayah Indonesia Timur dan para Gubernur dan aparat negara utk segera melarang simbopl2 kristen yg berpotensi perang antar agama, perang…perang…perang dan jihat adl wajib

    Disukai oleh 1 orang

    • Anda benar Basir Al Latuconsiana, tidak dibenarkan tindakan yang terjadi di Tolikara-Papua. Saat pertama kali mendengar berita ini sayapun langsung naik pitam, hati panas meradang. Emosi langsung memuncak ingin rasanya membalas tindakan mereka. Namun begitu, saya berfikit ulang untuk bersabar mendengar berita ini, tidak dibenarkan kita bertindak main hakim sendiri, kita bersyukur berada di negara yang berdaulat, semua ada hukumnya. Percayalah, pihak-pihak terkait telah turun tangan, baik kementerian Agama, hingga Bapak Presiden/Kepala Negara pun telah turun tangan dan terus memantau masalah ini. Jadikan ini ujian bagi saudara kita disana, kita yang disini, segera saja kirim doa untuk kebaikan mereka. Agama Islam agama rohmatallil’alamiin, tunjukkanlah itu.

      Suka

  2. Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang telah Diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan Kitab, hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk. (at-taubah:29)
    tetapi kita kaum muslim tidak bisa menegakkan (jihad/perang) karena negara berdasar bukan pada qur’an dan sunnah (khilafah). yang bisa kita lakukan adalah jihad dakwah
    kita songsong tegaknya khilafah…Allahuakbar

    Suka

  3. Mohon di pahami bersama atas insiden ini :
    1. Seluruh Warga GIDI agar menahan diri untuk tidak tanggapi dan merespon hal-hal yg tidak dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan kronologis .
    2. Ketua Panitia Kongres Internasional Bupati Tolikara harus minta maaf kepada Gereja Injili di Indonesia dan Umat Muslim di indonesia. Atas Musibah yg di skenariokan ini.
    3. Kami mohon umat muslimin tidak dapat terpancing dengan berbagai info yg tidak. Di pertanggungjawabkan, kita serahkan kepada pihak Berwajib.
    4. Kami melihat bahwa ada pemikiran lain terkait perkembangan yg terjadi sebelum Musibah ini, daalam hal penyiliidikan Kasus Korupsi Tolikara yg melibatkan Elit politik maka situasi ini segaja di ciptakan agar terkesan kondisi Tolikara tidak aman.
    5. Kami mohon KPK dan Kejati Papua agar segera tegakkan dan periksa selruh pimpinan tidak benar memimpin daerah ini.
    6. Selruh Koruptor merasa aman jika situasi memang tidak aman .trimakasih.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke davmam Batalkan balasan