Akhirnya Suzuki Ekspor Produk-nya ke 24 Negara

suzuki address warna merah

suzuki address warna merah

kusnantokarasan.com – Sepertinya enggak kita sangka, pabrikan sepeda motor berlogo huruf ‘S’ yang sepertinya lesu dan seakan kalah dengan para produsen motor Jepang lainnya di tanah air, eee ternyata besar-besaran melakukan penjualannya ke luar negeri (baca ekspor). Hebat tenan mas !!!!
Seperti beberapa berita yang saya baca dari detik Oto salah satunya, -Niat Suzuki untuk mengekspor skutik Address mulai direalisasikan. Bertempat di pabriknya di Tambun, Bekasi, Jumat (27/2/2015) Suzuki melepas skutik Suzuki Address ke Eropa, Jepang dan Oceania.

“Ekspor kali ini memberikan arti bahwa Suzuki Indonesia bisa diterima oleh masyarakat konsumen di sana yang mempunyai banyak aturan produk seperti kualitas, keamanan dan emisi gas buang,” kata Presdir PT Suzuki Indomobik Motor dan PT Suzuki Indomobil Sales, Shuji Oishi dalam sambutannya di acara pelepasan ekspor Suzuki Address di pabrik Suzuki, Tambun, Bekasi, Jumat (27/2/2015).

Dipercaya, tingginya standar mutu dan kualitas produk yang dibutuhkan di pasar Eropa dan Jepang mampu dipenuhi oleh fasilitas manufaktur sepeda motor Suzuki di Indonesia. Kini, PT SIM selaku produsen dan PT SIS divisi roda dua selaku pemasar mulai menyebar Address ke 24 negara di Asia, Eropa dan Oceania.

Adapun ke-24 negara tersebut adalah Jepang, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Kamboja, Inggris, Italia, Jerman, Belanda, Turki, Swiss, Swedia, Norwegia, Prancis, Spanyol, Irlandia, Denmark, Belgia, Yunani, Finlandia, Polandia, Australia dan Selaindia Baru.

Suzuki mengklaim, Address ini menjadi skutik irit terbaru menjadi skutik produksi Indonesia pertama dan satu-satunya yang memenuhi standar dunia untuk diekspor dalam bentuk Completely Knocked Down atau ekspor terurai (CKD) maupun Completely Built Up atau ekspor dalam bentuk utuh (CBU). Suzuki akan mengirim 30.000 unit dalam bentuk CKD dan CBU sepanjang 2015 ke 24 negara itu.

Angka ekspor itu sekaligus menyumbang 20 persen dari proyeksi jumlah total ekspor sepeda motor tahun ini. Sepanjang 2015, Suzuki berniat untuk mengekspor 150.000 unit.

Tidak hanya fokus mengekspor motornya, Suzuki juga tetap mendukung layanan purna jualnya. PT SIM turut mengekspor komponen suku cadang untuk Suzuki Address sesuai negara tujuan pengiriman ekspor.

detikoto

detikoto

Kisah Bripda Eka Polwan dari Salatiga yang “Nyambi” Tambal Ban

Bripda Eka lagi beraksi 'nambal ban'

Bripda Eka lagi beraksi ‘nambal ban’

kusnantokarasan.com – Melihat sosok Eka Yuli Andini (19) sekilas lalu, tak nampak sama sekali bahwa ia anggota Polresta Salatiga. Apalagi, ketika dirinya tak mengenakan atribut kepolisian.

Mengunjungi bengkel sekaligus rumah milik orang tuanya, di Jl Veteran RT 2/10 Mangunsari ,Kota Salatiga Bripda Eka Yuli Andini terlihat mengenakan kaus dan bercelana pendek. Sesekali, dirinya terlihat sibuk, menggantikan peran sebagai penambal ban ketika sang ayah sedang terbaring sakit.

Tambal ban bukan sesuatu yang baru bagi Eka. Menurutnya ketrampilan itu didapatkan lantaran sering melihat dan membantu sang ayah, semenjak sekolah.

“Sudah biasa, awalnya melihat ayah menambal ban. Lalu bantu-bantu, akhirnya hingga kini bisa mengerjakan keterampilan ini,” ujarnya, Rabu (25/2/2015).

Kebiasaan itu pun berlanjut hingga ia lulus sekolah calon bintara (Secaba) di Ambarawa. Meskipun kini telah berpangkat Brigadir Polisi dua (Bripda), Eka tak ragu berkotor-kotor dengan kegiatan tambal ban. Bahkan ketika sang ayah kini sakit, ia tak segan mengambil alih usaha tambal ban yang diberi nama “Bonsa”.

Menurut Eka, selepas melaksanakan tugas di Polresta, ia kerap melayani pelanggan. Mulai dari isi angin hingga tambal ban. Namun demikian ia mengaku belum begitu mahir menambal ban sepeda motor.

“Kalau menambal ban sepeda motor sebenarnya saya tak begitu bisa. Soalnya sulit untuk melepaskan dari velg. Saya hanya bantu untuk memanaskan tambalan. Namun kalau sepeda kayuh, saya bisa menambalnya. Mulai dari copot hingga pasang lagi,” imbuhnya.

Sementara itu bila ada pelanggan yang menginginkan tambal ban, ia oper kepada penambal lain yang ada disekitarnya. Namun demikian, untuk kegiatan isi angin masih ia lakukan sendiri.

“Dulu ketika ayah belum sakit, saya bantu nambal dengan memanaskan ban yang telah di beri penambal instan (tip-top). Lalu setelahnya baru dipasang ke motor oleh ayah. Sekarang karena ayah sakit, saya jadi sering ngoper pekerjaan ke tempat lain. Namun kalau terpaksa sekali, saya akan membantu. Tapi kalau cuma untuk ngisi angin dan tambal ban sepeda kayuh saya bisa mengatasi,” tutur gadis itu.

Sempat dilarang jadi Polisi

Gadis berperawakan tinggi 156 cm dan berat 48 kg ini sempat dilarang oleh sang ibu, ketika akan mendaftar menjadi Polwan. Ekonomi menjadi alasannya. Dengan keuangan keluarga yang cekak, Darwanti (40) sang ibu was-was kalau mendaftar polisi harus mengeluarkan kocek yang besar.

Namun, Eka terus saja meyakinkan sang ibu. Dirinya menyebut, bahwa pendaftaran polisi tak berbayar.

“Ora usah wae, mengko malah mbayar akeh nek mlebu polisi. Sebab crita-critane neng njaba ngono kuwi (tidak usah saja, lantaran kalau mendaftar polisi pasti membayar. Sebab diluaran beredar cerita seperti itu),” kenang Darwanti.

Namun keteguhan sikap sang anak tak dapat dibendung. Lulusan SMKN 2 Salatiga, jurusan Komputer Jaringan itu nekat mendaftar sebagai anggota Polri. Hal itu didukung dengan sokongan semangat, dari sang guru Mara Tilovashanti.

Singkat cerita, Eka pun lolos tahap demi tahap seleksi Polri. Ia mendaftar bersama 20 orang rekannya sekelas. Namun 18 diantaranya gugur. Hanya dirinya dan seorang rekannya, yang kemudian berhasil menapaki jenjang pendidikan bintara.

“Saya yakin, dan memang terbukti selama pendidikan hingga sekarang tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Memang ada biaya, tapi itu untuk kebutuhan pribadi. Dan hal itulah yang saya yakinkan kepada ibu saya,” tuturnya.

Sementara itu, sang ayah Sabirin merasa bangga ketika anaknya menjadi seorang polwan. Menurutnya, ia mendukung segala kegiatan yang dilakukan oleh putri sulungnya itu.

“Saya dukung apa yang dia lakukan, akan tetapi saya berpesan agar jangan lupa kepada orang tua dan utamakan salat,” ucapnya diranjang rumah sakit umum daerah (RSUD) Salatiga Bangsal 3 Flamboyan.

Menjadi Polwan sebenarnya adalah dunia baru bagi Eka. Dalam benaknya, tak pernah terbersit untuk menjadi polisi. Hobi mengutak-utik komputer dan gambar, ia bercita-cita untuk bekerja dibidang penyiaran. Namun takdir menentukan lain.

Kini setelah pangkat tersemat dipundaknya, Eka bercita-cita membahagiakan kedua orang tuanya. “Nanti mulai sedikit demi sedikit membantu perekonomian keluarga. Mungkin membangun rumah, karena yang sekarang ditempati adalah kontrakan. Kalau cita-citanya sih meng-hajikan ayah dan ibu,” akunya.

Rahasianya berlatih

Sebelum mengakhiri pembicaraan, Bripda Eka membeberkan rahasia kelolosannya menjadi Polwan. Menurutnya, ia sempat dilatih oleh seorang polisi senior, yang juga rekan dari sang ayah. Briptu Nurmin, ia menyebut.

Saat seleksi, ia mengaku diajari bagaimana meningkatkan kemampuan fisik agar dapat lolos.

“Saya diajari oleh dia, bagaimana caranya sit up yang benar, lari, dan sebagainya untuk dapat lolos menjadi bintara,” akunya.

Demikian dibalik kisah Bripda Eka Yuli Andini seorang Polwan muda asal Salatiga yang tidak malu membantu ayahnya menambal ban, semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

(sumber : TRIBUN JOGJA TV)

Pemadaman Listrik Beberapa Wilayah Kota Jogja Hari ini Dan Besuk Jumat-Sabtu 27-28 Februari 2015

PLN

PLN

lucu-lucuan

lucu-lucuan

kusnantokarasan.com – Untuk meningkatkan pelayanan serta melakukan perawatan Listrik, PT (persero) PLN melakukan pemadaman Listrik secara bergilir di bebarapa titik tempat di Kota Yogyakarta, berikut berita lengkapnya dari tribunjogja, PT PLN (Persero) Area Yogyakarta kembali akan melakukan pemadaman listrik di sejumlah wilayah pada Jumat (27/2/2015) dan Sabtu (28/22015) ini.

Pada Jumat, pemadaman akan dilakukan di Kota Yogyakarta pada sekitar pukul 13.00 sampai 15.00. Pada kesempatan ini, PLN akan melakukan PD 1300 VA – 105000 VA, sehingga pemadaman akan terjadi di wilayah Jalan Sultan Agung dan sekitarnya.

Kemudian pada Sabtu, PLN akan melakukan Bongkar Pasang ABSW 1 GJN03 di wilayah Kota Yogyakarta. Tindakan ini mengakibatkan Jalan Munggur, Demangan Kidul, Jalan Langensari, Jalan Sekardwijan, Jalan Kusbini, Pengok akan mengalami pemadaman listrik pada sekitar pukul 09.00 hingga 12.00.

Pada kesempatan yang sama, PLN akan melakukan potong MVTIC untuk Double Feeder PAU UGM dan Bongkar Pasang ABSW U2-7/35 di wilayah Kota Yogyakarta.

Akibatnya, Jalan Cik Di Tiro, Kampung Blimbingsari, Kampung Sagan dan sekitarnya akan terkena pemadaman listrik sekitar pukul 09.00 sampai 12.00.

Demikian , sekilas info, semoga bermanfaat.

APPKTM Power Trex GTX 150 – Motor Trail ’15 Jutaan’ Siap Hadang Pabrikan Besar

baru-meluncur--sudah-250-orang-pesan-trail-china-gtx-150-bc54aa

Power Trex GTX 150 warna Kuning

 

kusnantokarasan.com – Well…well…well.., Lagi musim motor garuk tanah (baca : motor trail) nich, dimana segmen ini amatlah sunyi nan sepi, beberapa  dekade tidak ada yang mengisi, hanya satu dekade ini hanya satu pabrikan Yakni Kawasaki yang berani menyuguhkan motor trail untuk bisa di kendarai di jalan umum, walau tetp handal di intasan offroad. Yach, Kawasaki melenggang sendirian, dan belum lama ini Pabrikan Yamaha mengeluarkan WR250 CC tapi harganya diatas rata-rata, lalu produk lokal Viar dengan beberapa tipe dengan harga yang lebih bersahabat. Dan kini saatnya sang pendatang baru, APPKTM (PT ASEAN Motor International KTM) turut  meramaikan pasar sepeda motor trail Indonesia dengan meluncurkan Power Trek GTX 150. Prosesi dilakukan di Sirkuit Taleus Netik, Bogor, (26/2/2015), sekaligus melakukan test ride untuk sejumlah media. Inilah generasi ketiga sepeda motor penggaruk tanah itu setelah pertama kali muncul pada 2005 silam.

”Lahir untuk Menantang”, begitu slogan yang diberikan APPKTM untuk model ini, yang berarti memberikan perlawanan untuk merek lain, sekaligus memberi pilihan untuk penggemar trail adventure atau supermoto di Indonesia.

”Permintaan model trail sangat bagus. Apalagi kami memberikan alternatif model yang kualitasnya tak kalah dengan material lebih baik, termasuk penggunaan lampu LED dan desain yang bagus,” kata Redy Sun, GM Marketing APPKTM dalam peluncuran.

Mesin

Power Trek GTX 150 menggunakan mesin tipe 4-tak SOHC, 150cc berpendingin udara. Pembakaran dibantu karburator Keihin P22 dengan kompresi 9,1:1. Mesin ini mampu menghasilkan torsi maksimal 9,8 Nm @7.500 rpm dan tenaga maksimal 11,9 tk @8.500 rpm. Sistem pengapian menggunakan CDI/AC, dalam keadaan darurat sepeda motor bisa dihidupkan tanpa aki.

Suspensi depan upside down dan belakang monosok. Sistem rem cakram terpasang di ban depan dan belakang. Tangki bensin bisa menampung hingga 7,8 liter, diklaim paling besar di kelasnya. Yang menarik, knalpot model ”megaphone” membuat penampilan Trek GTX berkesan garang. Sementara semua lampu menggunakan teknologi LED.

Tiga warna ditawarkan, merah, kuning, dan oranye. Harga dipatok Rp 15,7 juta on the road Jakarta, sangat kompetitif jika dibandingkan para pesaing di kelasnya.

Power Trex GTX 150

Power Trex GTX 150 warna Hijau

Power Trex GTX 150 warna Orange

Power Trex GTX 150 warna Orange

 

(sumber berita : tribunjogja.com & gambar : otoasia.com)

Kelanjutan kasus penganiayaan Anak Kost Di Bantul : Polres Bantul Menetapkan 4 Tersangka, Buron !!

kusnantokarasan.com – Demi menegakkan keadilan, Pihak kepolisian Polres Bantul telah mengantongi identitas para pelaku penyekapan dan penganiayaan anak kost yang berinisial LA, dan saat ini sedang memburu 4 pelaku yang kabur, berikut berita lengkapnya dari tribunjogja, Empat orang pelaku penganiayaan LA (18) yang hingga kini belum tertangkap resmi masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Pertama adalah Candra Krisnamukti. Pria 20 tahun ini adalah warga Dukuh MJ, Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta.

Chandra

Chandra Krisnamukti-20 th

Kedua adalah Putri Diandra. Remaja 18 tahun ini warga Badran, Jetis, Yogyakarta.

Putri

Putri Diandra-18 th

Ketiga adalah Dena Titi Ratih. Wanita 21 tahun ini adalah warga Sonopakis Kidul RT 02, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Dan terakhir adalah Rosa (16).

D

Dena Titi Ratih-21 th

Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Muhammad Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan, keempat orang tersebut masuk ke dalam DPO mulai Rabu (25/2/2015).

Pihaknya akan menyebarkan foto pelaku penganiayaan ke lokasi-lokasi strategis agar orang yang melihatnya langsung melapor ke Satreskrim Polres Bantul.

“Saya harap yang melihat bisa segera menghubungi kami. Atau lebih baik para pelaku menyerahkan diri,” papar Akbar pada wartawan, Kamis (26/2).

Saat ini, Akbar belum dapat menyebutkan dimana dugaan lokasi para pelaku. Yang jelas, pihaknya akan bekerja sebaik-baiknya dan petugas juga tengah mendekat menuju lokasi di mana pelaku berada.

Menurut Akbar, sebaiknya pelaku menyerahkan diri karena dianggap kooperatif. Pelaku ditangkap atau menyerahkan diri akan disebutkan pada saat proses penyidikan dilakukan.

“Itu secara etika saja. Kita tidak menjamin akan dapat meringankan hukuman. Cuma akan kita sertakan nanti,” tambah Akbar.

Sementara sebelum Ratih, Candra, Putri Diandra dan Rosa tertangkap, proses hukum lima pelaku yang sudah diamankan akan tetap dilanjutkan. Sedangkan pelimpahan berkas perkara NK (16) ke penuntutan akan dilakukan Jumat (27/2/2015)

Sesuai sistem peradilan anak, maka berkas P21 NK harus sudah selesai dalam waktu 14 hari dimulai dari saat penangkapan. “Sebenarnya masih punya kesempatan sampai 1 Maret, tapi kita akan bekerja cepat. Proses hukum juga tidak akan menunggu semuanya tertangkap,” tegasnya.

Pada saat rekonstruksi kasus penganiayaan dilakukan, terungkap bahwa sebenarnya kejadian tersebut diketahui oleh penghuni kos lain. Beberapa di antaranya yakni Nia (20) dan Linggar (18).

Bukannya menolong korban, dua orang tersebut justru diam saja dan kembali ke kamar masing-masing. Terkait dengan pembiaran yang dilakukan oleh saksi, Kapolres Bantul AKBP Surawan mengaku tidak dapat menjeratnya.

Selama tidak ikut membantu menganiaya korban, maka tidak ada aturan yang dapat menyeret mereka menjadi tersangka. “Tidak bisa kalau hanya lihat saja. Kita hanya bisa menetapkan sebagai saksi,” ungkap Surawan.

Saat ini Melisa (19), Putri Parabela (19), Wulan (19), NK (16) dan Rizal (18) sudah diamankan oleh jajaran Polres Bantul. Sedangkan empat tersangka lain masih menjadi buron pihak kepolisian.

 

(tribunjogja.com)