kusnantokarasan.com – Sebenarnya ngeri mendengar melihat berita tentang hal ini namun agar tidak simapang siur dan jelas bagi saya mencoba mencermati beritanya dari akun facebook Radio Persatuan Bantul…
“TIGA PELAKU KABUR KE LUAR KOTA.”
Tersangka Sempat Muntah Lihat Penyiksaan
Lima dari sembilan pelaku penyekapan dan penyiksaan terhadap LA, siswi SMA Budi Luhur Yogyakarta yakni Ic, Nk, Wulan, putri dan rizal, sudah diamankan di Polres Bantul. Sementara empat pelaku sisanya masih buron, tiga di antaranya termasuk otak penyekapan Ratih, diketahui melarikan diri ke luar kota.
Saat memberikan keterangan di Polres Bantul, Rizal mengaku datang ke TKP selepas Isya. Pemuda putus sekolah yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ini kemudian dipanggil Ratih, untuk membantu memegangi korban.
“Saat itu, korban hanya pakai baju atasan saja kemudian kemaluannya dimasuki botol. Saya memegangi korban sembari menutup muka saya pakai bantal karena tidak kuat melihat perbuatan mereka,” terangnya, Senin (23/2),.
Lantaran tidak kuat, Rizal kemudian lari ke kamar mandi dan muntah-muntah setelah melihat para pelaku memasukkan botol ke kemaluan korban. Rizal sendiri mengaku andil dalam kasus berlatar belakang tatto Hello Kitty ini karena tidak enak, merasa sebagai ‘anak baru’ di lingkungan tersebut. Apalagi, para pelaku juga mengancam menjitak kepalanya jika melawan.
“Saya baru seminggu masuk ke lingkungan itu karena ada teman yang kos di sana. Saya kemudian menyerahkan diri karena takut, belum pernah berurusan dengan polisi,” imbuh warga Ngasem Yogyakarta ini.
“TERANCAM DIBAKAR, DILEMPARI BATU”
Kos TKP Penyekapan Segera Ditutup
Rumah kos yang menjadi TKP penyekapan dan penyiksaan LA, siswi SMA Budi Luhur Yogyakarta di Dusun Saman Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon, akan ditutup sementara oleh petugas Satpol PP Kabupaten Bantul. Selain meresahkan warga, rumah kos dua lantai dengan 35 kamar tersebut ternyata ilegal karena tidak mengantongi izin baik Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Gangguan (HO), juga masih disebutkan sebagai sawah dalam sertifikatnya.
Rumah kos milik Sri Mastuti atau Bu Murdoto ini diketahui ilegal setelah sekitar 200 warga Saman menggeruduk Kantor Kecamatan Sewon, Senin (23/2). Mereka meminta agar Pemkab Bantul segera menutup rumah kos tersebut karena dinilai mencemarkan nama baik Saman sebagai kampung religius.
“Tidak peduli meskipun kos itu milik polisi. Kalau tidak ditutup, kami bakar saja,” tegas Ketua Forum Komunikasi Pemuda Saman, Andriyanto.
Rumah kos yang salah satu kamarnya disewa otak penyekapan, Ratih ini diminta ditutup karena meresahkan warga. Sebab, kos itu dihuni campur laki-laki dan perempuan, tidak punya aturan, serta kerap menimbulkan masalah.
Tetangga kos Erlina menuturkan, warga sudah berulangkali menyampaikan keresahan tersebut ke pemilik kos dengan tujuan agar pemilik menertibkan anak kosnya. Namun teguran warga tak pernah diindahkan.
Sementara itu, kapolsek sewon Kompol Heru Setiawan meminta warga tidak bertindak anarkis.
“Jangan kemudian dibakar, persoalan ini pasti mendapatkan solusi. Saya sudah rapat dengan RT dan Dukuh, jadi paham betul kalau kos itu memang tidak tertib,” kata Heru.
Aksi protes warga kemudian ditindaklanjuti Satpol PP Kabupaten Bantul dengan mendatangi lokasi. Bersama polisi, petugas Satpol PP juga merazia dan mendata penyewa kamar.
“Pemilik tidak bisa menunjukkan izin baik IMB maupun HO. Sertifikatnya juga masih berupa sawah, bukan bangunan rumah kos,” kata
Kabid Penertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Kabupaten Bantul, Suparmadi.
Sebagai tindak lanjut, Suparmadi kemudian memanggil pemilik kos untuk memberikan keterangan di kantornya, Rabu (25/2), dilanjutkan dengan penutupan kos sementara waktu sampai pemilik mengantongi izin yang diperlukan. Tidak menutup kemungkinan, kos tersebut akan ditutup permanen bila pemilik terganjal izin warga dalam pengajuan HO.
“Kalau warga menolak, akan ditutup selamanya. Para penghuni harus pindah ke kos lain karena selama ditutup sementara, tidak boleh ada aktivitas di sana. Kami melibatkan warga dan dukuh setempat untuk melakukan pengawasan,” tegasnya.
Dan ini awal sumber bencana bagi si korban…
“Fenomena Kelompok Cewek Hello Kitty Bukan Pertamakali.”
Dalam kurun waktu sepakan ini masyarakat
dihebohkan dan dibuat geleng-geleng kepala atas ulah kelompok Hello Kitty, yang nekat menyekap dan menyiksa seorang siswi SMA, hanya karena punya tatto yang sama ditubuhnya.
Penyekapan dan penyiksaan di sebuah indekos di Dusun Saman, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul yang menimpa LA tergolong sadis. Korban di gunduli kepalanya, dicukur habis bagian kemaluan, disundut pakai rokok, dipukul serta alat kemaluannya dimasuki botol miras.
Fenomena kelompok perempuan bukanlah sesuatu yang baru di jogja, namun sudah lama berlangsung tetapi baru terekpose ke media secara besar-besaran kali ini, dan kebetulan kelompoknya ditandai dengan tatto bergambar Hello Kitty.
“Ini bukan fenomena pertamakali dan bukan lokal Yogya saja. Namun sudah terjadi umum diberbagai kota dan kabupaten di Indonesia,”kata Suprapto, Sosiolog-Kriminalitas dari UGM saat dihubungi Senin siang.
Munculnya kelompok ini tidak lepas dari peran keluarga,
“Saya melihat anggota geng ini banyak berasal dari keluarga yang tidak memberikan pendidikan yang baik kepada putrinya,”jelasnya.
Penyekapan dan penyiksaan kelompok perempuan dipastikan akan jauh lebih kejam dibandingkan dengan laki-laki, karena sudah melibatkan emosi dalam melampiaskan dendamnya kepada korban.
“Dan itu terbukti. Korban di cukur rambut kepala dan rambut kelamin. Bahkan botol miras dimasukan dalam alat kelamin,”jelasnya.
Disisi lain ketika pelaku tertangkap maka mereka tidak menyesal dengan perbuatannya, bahkan mengaku puas melampiaskan dendamnya kepada korban.
“Rasionalitas tidak lagi dipakai. Mereka tidak berpikir panjang dampak hukum yang menjeratnya. Namun emosi yang diutamakan. Beruntung korban tak beda jauh dengan pelakunya sehingga bisa melarikan diri. Kalau yang disekap dan disiksa perempuan biasa maka hanya akan pasrah,”ucapnya.
Tindakan menyekap dan menyiksa kepada korban juga bisa diartikan untuk menonjolkan identitas kelompok sehingga terkenal dan disegani oleh kelompok lainnya.
Sumber : akun Facebook Radio Persatuan Bantul 94,2 FM.