Bagongan : Bahasa Keseharian Antar Abdi Dalem Di Lingkungan Keraton

Ilustrasi Abdi Dalem – (ada-akbar.com)

Sempat penasaran dengan bahasa yang digunakan oleh para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, kira-kira bahasa atau kalimat atau kata-kata apa yang mereka pergunakan? ternyata memang ada dan dinamakan dengan bahasa ‘Bagongan’.

Bahasa Bagongan ini sedikit berbeda dengan bahasa Jawa pada umumnya, ada beberapa kosa kata yang bisa di bilang kata lain, yang terkesan asing ditelinga.

Dalam sejarahnya bahasa Bagongan ini telah ada sejak  pada masa Kerajaan Mataram sebagai pendahulu keraton Jogjakarta, yang mana di dipimpin oleh Raja Sultan Agung. Tujuan Raja Sultan Agung memberlakukan Bahasa Bagongan untuk dipakai dalam keseharian  dengan tujuan untuk menghilangkan kesenjangan di antara para pejabat istana dan keluarga raja. Begitu pula dengan para Abdi Dalem yang menggunakan bahasa bagongan.

Dalam keseharian merekapun saling memanggil dengan sebutan “kanca” yang berarti teman.

Dan dalam bahasa Bagongan terdapat 11 (sebelas) kosa kata  yang menjadi ciri khasnya. Sedangkan selain kata-kata tersebut, menggunakan kata-kata dalam bahasa Jawa umum, terutama dari jenis krama inggil.

Berikut sebelas kata tersebut antara lain:

 

saya: manira

anda: pakenira

ya: enggih

tidak: mboya

bukan: seyos

saja: mbesaos

ini: puniki

itu: puniku

apa: punapa

ada: wenten

mari: nedha

 

Contoh kalimat:

bahasa Indonesia: Saya pilih itu saja.

bahasa Jawa ngoko: Aku pilih kuwi wae.

bahasa Jawa krama: Kula pilih punika kemawon.

bahasa Jawa bagongan: Manira pilih puniku mbesaos.

 

 

 

Sumber ; wikipedia

.

11 thoughts on “Bagongan : Bahasa Keseharian Antar Abdi Dalem Di Lingkungan Keraton

  1. Dulu waktu saya masih di kampung pada usia SMP/SMA, ibu dan bapak saya biasa mendengarkan wayang orang/kulit atau kethoprak, Nah pada saat sampai di bagian Punakawan keluar kan isinya percakapan yang lucu-lucu.Di situ ibu saya biasa bilang mereka lagi “bagongan”. jadi saat saya membaca judul tulisan mas Kusnanto, saya kira bahasa ‘Bagongan” itu bahasa seperti “lawakan”, ternyata bukan ya mas?
    Tapi saya jadi tambah pengetahuan dengan tulisan mas ini. Terimakasih ya mas

    Disukai oleh 1 orang

    • Ya mungkin maksud ibu begitu, bahasa yang mereka (punakawan) gunakan ya bahasa ‘bagongan’ , mesti pasti ada kerancuan karena ada nama salah satu punakawan bernama ‘Bagong’. Iya sayapun merasa asing dengan istilah bahasa ‘bagongan’ dan 11 kosa katanya, meskipun kenyataannya bahasa ini sudah dipakai sejak zaman Raja Sultan Agung keraton Mataram, yaa mungkin karena bahasa ini hanya berlaku/ digunakan bagi kerabat atau Abdi Dalem didalam lingkup keraton , jadi tidak meluas di masyarakat

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar