Untuk performa motor sport fairing baru dari suzuki ini telah diuji pada Kamis, 26 Januari 2017 di Sirkuit Internasional Sentul Bogor Jawa Barat. PT. Suzuki Indomobil Sales (PT. SIS) mempersiapkan 15 unit Suzuki GSX-R150, untuk memenuhi hasrat para jurnalis media dalam mengeksplorasi dan membuktikan performa Suzuki GSX-R150 secara maksimal tanpa ada rekayasa agar dapat dinilai secara lebih objektif dan fair. Unit motor test yang disediakan pun merupakan unit hasil produksi yang sama dengan unit produksi masal yang akan dimiliki oleh konsumen yang telah melakukan indent online maupun membeli Suzuki GSX-R150 setelah launching, dan acara tersebut dikemas dalam tajuk “Suzuki GSX-R150 Media First Test Ride”.
Well setelah mengetahui performanya baiknya kita mengenal akan keunggulan dari motor ini. GSX-R selain unggul di sasis dan mesin, motor ini di desain secara Aerodymanika yang dapat membelah terpaan angin yang mana angin tersebut dapat mengurangi kecepatan dan catatan waktu dari motor balap tersebut di karenakan gaya DRAG (gesekan) yang di hasilkan.
Aerodynamika…? Apakah itu?
Aerodinamika (ilmu gaya gerak) berasal dari bahasa Yunani yaitu air = udara dan dynamic = gaya gerak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aerodinamika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bergeraknya suatu benda di dalam udara.
Dan kaitannya dengan motor adalah dimana motor yang sedang melaju , pasti akan berbenturan dengan suatu hambatan yaitu gaya Drag dari angin.
Tampak di gambar atas, bagaimana hambatan yang di hadapi oleh sang rider beserta motornya. Dengan hambatan tersebut, jelas akan membuat kecepatan semakin berkurang. Dan rancangan yang dapat membelah angin sangatlah dibutuhkan.
Warna merah = gaya gesek yang paling besar
Warna biru = aliran udara
Warna kuning = pertemuan antara udara dengan suatu bidang
Warna hijau = awal pergesekan dimulai
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi Aerodinamika:
Temperature (suhu udara)
Tekanan udara
Kecepatan udara
Kerapatan / kepadatan udara
Karena sadarnya bahwa ilmu aerodymika sangat di butuhkan bukan hanya dalam dunia penerbangan, akan tetapi mulai bergeser ke dunia kecepatan di darat khususnya dunia balap, maka baik mobil balap dan sekarang motor balap pun berduyun duyun memakai pendukung berbentuk airfoil atau yg orang awam sebut Wing demi mengejar performa .
Dalam dunia balap motor GP, dulu pernah dari Brand Y dan H mengaplikasikannya tapi tidak bertahan lama, kemudian di lepas kembali karena di rasa kurang efektif saat itu. Entah apa yang salah sehingga dilepas kembali. Apakah rancangannya? Atau apa….sampai sekarang belum pernah ada penjelasan.
Kemudian, di 2015 dan 2016 pun, Brand D kembali mengaplikasikan Pemasangan Airfoil atau wing tip yang dimana memasangnya bukanhanya untuk melawan gaya drag akan tetapi juga untuk menyiasati gejala whellie/ terangkat akibat karakter mesin yang terlalu liar dan uncontroll saat di tikungan.
Dan …..it’s work….Brand D mulai bisa menorehkan catatan waktu yg cukup baik.
Kemudian team team balap yang lainpun mengikuti upaya tersebut dengan berbagai macam bentuk baik besar maupun kecil. Begitupun dengan Suzuki GSX-RR besutan Aleix Espargaro dan Maverick Vinalles saat itu .
Lah kok airfoil atau wingtip Suzuki GSX-RR lebih kecil bentuknya?
Jadi begini, Airfoil atau wingtip itu bukan dilihat dari besar atau kecilnya. Airfoil itu di nilai dari sudut efektif nya.
Yuuk kita lihat digambar, inilah yang terjadi pada Airfoil atau wingtip tersebut.
Angle of attack atau sudut dari setiap airfoil berbeda beda dan bermacam macam effect yang akan di terima.
Semakin besar angka sudut positif maka gaya Lift atau angkat semakin besar dan gaya downforce atau tekan ke bawah semakin kecil, Sedangkan semakin besar angka sudut negative maka gaya lift atau angkat semakin kecil dan gaya downforce atau tekan ke bawah semakin besar.
Nah, disinilah dibutuhkan kecermatan setiap designer motor tersebut karena jika gaya lift terlalu besar, motor akan sulit tercontrol walaupun menjadi lebih kencang. Dan jika gaya downforce terlalu besar, maka motor akan gampang dicontrol akan tetapi karena gaya hambatan besar maka kecepatan akan berkurang.
Dan amat disayangkan untuk 2017 nanti telah ada regulasi dari FIM mengenai pelarangan pemakaian airfoil atau wingtip.
Oke kembali ke Suzuki,
Suzuki sudah memiliki fasilitas yang sangat canggih dan sangat lengkap dalam melakukan pengetesan motor motornya, lokasinya terletak di Hamamatsu – Japan.
Suzuki training center ini selain memiliki sirkuit sendiri, juga memiliki wind tunnel atau terowongan angin yang dipakai untuk pengetesan aerodinamika.
Coba lihat design dari suzuki hayabusa di atas. Bagaimana design dari suzuki hayabusa yang streamline yang mana faktor aerodynamika nya sangat kental. Mengurangi Drag dari angin . Wajar saja sampai saat ini mahkota motor paling kencang masih bertengger di Hayabusa buatan Suzuki.
Suzuki GSX R150 pun sudah didesign dengan design yang cukup aerodynamis dan Sudah diuji di Wind Tunnel.
Perpaduan yang sangat luar biasa dimana design yang streamline, ditambah dengan bobot yang cukup ringan, dan juga di jejalkan mesin yang powerfull nan bengis.
Sumber : SuzukiMotorManado
.
Aslinya memang iya kang
SukaDisukai oleh 1 orang
Dah terbukti di MotoGP ya👍
SukaSuka
Bener.. Iannone moncer
SukaDisukai oleh 1 orang