3 Warga Bantul Meninggal Usai Tenggak Miras Oplosan

miras.jpg

Disinyalir karena miras oplosan ketiga warga Bantul ini meninggal dunia, ketiganya adalah berinisial SD (50 tahun), DF (21 tahun) dan MD (23 tahun).

Beriku kronologi yang dihimpun oleh Polres Bantul..awalnya hari Sabtu, 4 Februari 2017 korban membeli miras oplosan dari seorang lelaki bernama Torek (34 tahun) di dusun Gandekan Melikan Lor desa Bantul sebanyak 3 liter lalu diminum bersama dirumah korban SD bersama teman lainya.

 

Selanjutnya pada hari Minggu, 05 Februari sekira pukul 19.00 wib korban SD membeli minuman oplosan lagi sebanyak 5 liter lalu diminum bersama teman temannya dirumah SKB di dusun Ngancah Imogiri. Namun pada hari Senin pukul 19.00 Wib korban MD (23 tahun) merasa mual dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Bantul dan pada pukul 21.00 Wib meninggal dunia.

 

Sedangkan Pada hari Selasa pukul 02.00 Wib dini hari korban SD merasa mual kemudian dilarikan ke RSU Senopati Bantul dan sekira pukul 05.30 wib meninggal dunia.

 

Kemudian korban DF pada hari Selasa sekira pukul 06.00 Wib dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah Bantul dan pada pukul 08.30 wib meninggal dunia, jelas Aiptu Banaji.

 

Sementara dua korban miras lainya yang saat ini masih dirawat di RS PKU Muhammadiyah Bantul  yaitu berinisial KS (35 tahun) warga Kurahan Bantul dan DA (20 tahun) warga Umbulharjo. Namun karena kondisinya membaik DA sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter.

Hingga saat ini Polisi masih melakukan penyelidikan dan telah mengamankan sisa miras oplosan beserta penjualnya yang dijadikan tersangka dan ditahan di Polres Bantul.

Sementara tersangka Torek mengaku meracik minuman oplosan itu sendiri dengan komposisi racikan Alkohol 90 % ditambah air mineral dan minuman terpedo.

 

Sumber : tribratanewsbantul.com

Pembangunan Tahap I Bandara Baru Yogyakarta Akan Rampung Dalam 2 Tahun

Presiden RI Joko Widodo saat melakukan peletakan batu pertama sebagai ditandai dimulainya pembangunan Bandara NYIA Kulon progo Yogyakarta

Presiden RI Joko Widodo saat melakukan peletakan batu pertama sebagai ditandai dimulainya pembangunan Bandara NYIA Kulon progo Yogyakarta

Setelah peletakan batu pertama(ground breaking) yang dilakukan oleh Presiden RI bapak  Joko Widodo pada 27 Januari 2017 lalu, sebagai dimulai nya tahap pertama pembangunan Bandara baru yang dinamakan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang bangun di Kabupaten Kulonprogo.

Pembangunan Bandara yang merupakan mega proyek (dianggarkan dana Rp 10 triliun) tersebut dikerjakan oleh PT Angkasa Pura 1, dikerjakan selama dua tahap, dan untuk tahap pertama di targetkan ‘rampung’ atau selesai dalam 2 tahun mendatang / Maret 2019.

Danang S Baskoro selaku dirut PT Angkasa Pura 1 menjelaskan bahwa bandara baru akan lebih besar dari pada Bandara Juanda Surabaya, dan I Gusti Ngurah Rai Bali. Bandara Internasional Yogyakarta ini akan memiliki landas pacu atau runway selebar 60 meter, lebih lebar 15 meter dari bandara di Semarang dan Solo, dan panjang 3250 meter dalam tahap pertama ini. Runaway adalah bidang paling banyak memakan biaya dalam investasi ini,  yakni mencapai 40 persen dari keseluruhan nilai. Runway adalah salah satu unsur terpenting dari bandara udara.

Bandara ini dibangun di Dusun Jangkaran, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo. Dengan lahan seluas 587 hektare. Menteri Perhubungan telah menetapkan lokasi bandara baru ini dengan surat keputusan nomor : KP.1164/tahun 2013 tanggal 11 November 2013 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi yang dipilih adalah di wilayah pesisir Kecamatan Temon Kabupaten Kulonprogo.

 

Lokasi ini merupakan area yang dinilai paling memenuhi persyaratan teknis dan persyaratan operasional dengan koordinat landasan pacu Bandara terletak pada koordinat geografis 7°54’39,20” lintang selatan dan 110°4’21,11” Bujur Timur. Atau pada koordinat bandara X = 18.400 meter dan Y = 20.080 meter. Sumbu X berimpit dengan sumbu landasan yang mempunyai azimuth 290°0’0” geografis dan sumbu Y melalui ujung landasan pacu 29 tegak lurus ada sumbu X.

Bukan tanpa alasan dalam membangun bandara baru ini, selain untuk keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang, kehadiran bandara baru ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan daerah sekitar bandara maupun Pertumbuhan ekonomi nasional terutama dari sektor pariwisata. Sekaligus untuk meningkatkan wilayah Yogyakarta sebagai wilayah tujuan wisata no. 2 setelah Bali.

Selama ini bandara telah ada yakni Bandara Adisucipto yang dirasa kurang mampu melayani untuk pesawat komersil ukuran besar, bahkan seringnya tergelincir pesawat karena panjang runaway hanya 2200 meter saja.

Untuk Foto ini AHM Rela ‘Merugi’ 7 Unit CBR 250RR

Untuk menghasilkan foto di bawah ini dengan latar belakang 2000 orang karyawan, AHM mengistirahatkan karyawan produksinya selama kurang lebih 120 menit atau 2jam.

Foto Marc Marquez & Dani Pedrosa  berlatar belakang karyawan AHM

Foto Marc Marquez & Dani Pedrosa berlatar belakang karyawan AHM (1)

Perlu kita ketahui bahwa All New Honda CBR250RR yang dibuat di Plant 5 PT Astra Honda Motor (AHM) di Karawang, Jawa Barat, yang ‘lahir’ sebanyak 84 unit dalam kurun waktu satu hari kerja atau 3 shift kerja (24 jam), jika di kalkulasi, sesi foto tersebut membutuhlan waktu selama 2 jam, maka selama sesi foto tersebut, kalau tidak salah hitung, AHM menghentikan produksi CBR250RR sebanyak 7 unit pada hari itu.

Itu baru dihitung produksi Honda CBR250RR, belum produksi tipe yang lainnya.

Oke, demikianlah sedikit info ringan, semoga bermanfaat…!!!!

Persiapan sesi foto

Persiapan sesi foto (2)

Persiapan sesi foto (3)

Persiapan sesi foto (3)

 

 

Sumber berita : otojurnalisme.com

Sumber foto : 1 seia1heri.com ; 2 carmudi ; 3 Gatra