Tiang Lampu APILL Di Pertigaan Kadirojo Palbapang ‘Roboh’

Kemarin (Jum’at) siang sempat bertanya-tanya dalam Hati, ” loh kog lampu ‘bangjo’nya  engga ada, dan sisi bawahnya seperti terangkat. Eee ada kabar ternyata pagi harinya ada kabel tersangkut tertarik truk kontainer. Berikut berita selengkapnya;

Tiang lampu bangjo / APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) yang berada di ujung Barat Jalan Panembahan Senopati Palbapang Bantul tepatnya di pertigaan Kadirojo pagi tadi roboh, Jum’at, 21 Agustus 2015 sekitar pukul 07.45 Wib. Beruntung, saat roboh tidak menimbulkan korban jiwa walaupun saat itu arus lalulintas padat.

Robohnya tiang lampu banjo tersebut disebabkan karena tertarik kabel telepon yang tersangkut mobil truck tronton ekspedisi bernopol H 1854 DZ yang dikemudikan Puji (50 tahun) warga Grabag, Magelang yang melintas dipertigaan Kadirojo dari arah barat hendak belok ke utara.

Seorang saksi mata bernama Agus warga Jodog yang melihat kejadian tersebut mengatakan, akibat tarikan dari kabel telepon tersebut, sebuah tiang lampu bangjo yang berada di selatan jalan roboh ke tengah jalan, beruntung ketika roboh tidak menimpa kendaraan yang melintas.

Dari penerlurusan petugas Humas Polres Bantul di lapangan, truck tronton tersebut sejatinya berangkat dari Semarang hendak menuju ke Pajangan untuk mengirim barang. Tak hanya merobohkan tiang lampu bangjo, sebuah tiang kabel telepon juga doyong akibat kejadian tersebut.

Petugas Polsek Bantul yang mendapati laporan segera meluncur ke TKP untuk mengatur arus lalu lintas yang tersendat akibat kejadian tersebut. Petugas dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bantul juga nampak sibuk memperbaiki tiang APILL yang roboh. Dan petugas dari Telkom juga berada di lokasi kejadian untuk memperbaiki jaringan kabel telepon yang nampak berserakan.

Kini pengemudi truck tronton beserta kendaraannya diamankan di Mapolres Bantul. Dan Kasus ini tengah ditangani oleh Unit Laka Sat Lantas Polres Bantul.

 

(sumber : Bag Humas Res Bantul)

Syawalan dan Pentas Kethoprak Di Balai Desa Palbapang

Foto Berita

Camat Bantul memberikan sambutan pada acara syawalan dan pentas kethoprak di Palbapang

Malam Sabtu atau Jum’at (14/8) malam kemarin di depan balai desa Palbapang Bantul diadakan malam Syawalan dan pentas Kethoprak. Jika melihat panggung kethoprak serasa kembali kemasa kanak-kanak dulu, kemegahan panggung, adanya ‘geber’ background yang berlainan berlapis-lapis yang bisa digulung & diangkat ke atas, dan bisa dinaik-turunkan, memberi eksen latar belakang yang berbeda untuk mendukung adegan dan alur cerita kethoprak, menarik.

Iya, dalam rangka halal bi halal, syawalan Tahun 1436 H Perangkat  Desa Palbapang mengundang jajaran Muspika Kecamatan Bantul, Kepala KUA, tokoh masyarakat dan warga Palbapang untuk hadir bersama silaturahim sekaligus menyaksikan pentas kethoprak ‘ Lestari Budoyo’ sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan budaya jawa.

Dalam sambutannya Camat Bantul menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini, semoga budaya kita terus dicintai  sehingga dapat berkembang dinegeri sendiri. Selain menyampaikan ucapan selamat hari raya Idhul Fitri dan do’a untuk seluruh hadirin Camat Bantul juga mengajak seluruh warga Desa Palbapang untuk mengambil bagian ikut mensukseskan Pemilukada, dengan hadir di TPS melakukan pemilihan besok pada tanggal 9 Desember 2015, bagi yang sudah memiliki hak pilih. Suksesnya Pemilukada menjadi tolok ukur kesinambungan dan kesuksesan pembangunan di Kabupaten Bantul.

Dalam kesempatan tersebut tauziah disampaikan oleh H Drs. Ahmad Khozin dari Bolon.

Acara berlangsung dengan tertib, aman dan sukses.

sumber : pemkab Bantul.

Halal Bi Halal & Syawalan Bersama Keluarga BESAR Pedukuhan Karasan 1436H-2015

Halal Bi Halal & Syawalan Bersama Keluarga besar pedukuhan karasan

Halal Bi Halal & Syawalan Bersama Keluarga besar pedukuhan karasan

Di mulai sekitar pukul 9 pagi sebuah acara yang begitu menggairahkan bagi warga dusun Karasan. Halal Bi Halal & Syawalan Bersama Keluarga Besar Pedukuhan Karasan, sebuah ajang silaturahmi bagi seluruh warga dusun Karasan di hari Raya Idul Fitri. Bertempat didepan halaman Sekolah SMP yang berada di wilayah dusun Karasan, dimana telah beberapa tahun diadakan disana, terhitung telah 4 kali mengadakan acara ini.

Hampir 99% warga berdatangan dan berkumpul di acara ini, hmmm sungguh antusiame yang sangat besar , untuk menjalin rasa persaudaraan sesama warga. Acara ini seakan memberi kesempatan juga bagi warga yang merantau, dimana mereka mudik pulang kampung dihari lebaran.

Tua-muda, pri-wainita , memadati halaman depan sekolah tersebut, namun begitu tetap dipisahkan tempat duduk lesehan antara kaum pria dan wanita. Di payungi beberapa tenda membuat duduk warag lebih terasa nyaman dimana matahari telah terasa menyengat.

Well, penasaran dengan acara ini berikut foto-foto yang berhasil saya abadikan, monggo silahkan ceck it out :

Sambutan Bapak Marsudi selaku kepala Dusun Karasan

Sambutan Bapak Marsudi selaku kepala Dusun Karasan

Bapak Sumadi mewakili pihak kelurahan Desa Palbapang

Bapak Sumadi mewakili pihak kelurahan Desa Palbapang

 

Saat pembacaan Ikrar Syawalan oleh Bapak H Juwadi.

Saat pembacaan Ikrar Syawalan oleh Bapak H Juwadi.

Senyum keceriaan :

Oke, that ‘is it….met lebaran yach…!!!

“Wiwitan’ Doa Pada Awal Panen Padi

Masyarakat jawa ( bisa di tafsirkan jogjakarta) memang sarat akan filosofi dan pemaknaan. Segala sesuatu hal diperhitungkan dan di pilh dan pilah secara cermat. Menggunakan media (makanan atau apa saja) untuk pengejawantahan/ penjabaran makna. Itulah pustaka jawa.

Seperti hal nya yang satu ini, pada masa panen padi, kebiasaan dari jaman dahulu diadakannya sebuah acara yang dinamakan ‘wiwitan’. wwiwitan secara arti kata wiwit yang berati permulaan dan an pelengkap kata obyek. Ya wiwitan dikala saya kecil menjadi rizki makan bagi anak-anak, dimana sebuah prosesi doa untuk mengawali panen padi. dengan membawa nasi tim kering beserta lauk yang sederhana, yakni sambal gepéng, sebuah  sambal yang terbuat dari kedelai yang digoreng lalu di tumbuk setengah halus berasa sedikit pedas dan asin. jika beruntung ada potongan kecil telor rebus. nasi sabal tersebut di bungkus dengan daun umbi-umbian bernama sembodra, menjadikan citarasa nasi sambal gepéng aroma khas daun tersebut. Nasi tersebut di bagikan kepada siapa saja, terlebih ke pada anak-anak. Wiwitan dilakukan secara sendiri-sendiri oleh ibu tani istri dari pak tani si pemilik sawah, jadi jika beruntung anak-anak bisa memperoleh nasi wiwitan secara terus-menerus dalam beberapa hari disaat musim panen.

Namun seiring dengan perubahan zaman, wiwitan saat ini jarang bahkan bisa dikatakan sudah tidak dilakukan lagi oleh ibu-ibu petani.

Hmmm kangen juga akan sebuah acara wiwitan….

****

Akan tetapi sudah 3 kali panen ini warga masyarakat dusun Karasan yang mempunyai sawah di bulak Karasan sudah kembali mengadakan acara wiwitan. Dengan dilakukan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri seperti dahulu. Bulak atau area pesawahan yang berada di sebelah barat dusun, mempunyai luas sekitar 1,6 Ha. Dimiliki oleh sekitar separo kurang dari warga dusun, atau sekitar 60 orang.

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Ya mereka bersama-sama mengadakan acara wiwitan kemarin sore (Minggu, 5 Juli 2015), sekalian buka bersama. Acara dihadiri oleh 60 warga yang terdiri dari pak tani dan bu tani. Acara santai diiringi doa berharap kepada Tuhan agar panen kali ini mendapatkan hasil yang bagusd an melimpah.

Nasi kukus kering berlaukkan sambal gepéng plus sepotong telur rebus mengiingatkan dan mengembalikan memori ke masa kecil dahulu. Hanya saja bungkusnya berdaun pisang, jika saja berdaun umbi sembodra hmmm…pastinya sempurna .

Ini nasi wiwit

Ini nasi wiwit

ini untuk dimakan bersama

ini untuk dimakan bersama

 

Nasi sambal gepéng sebagai menu utama, sebelumnya dihidangkan teh hangat, minuman dawet cendol dan sebungkus roti. Makan bersama di pinggir sawah dengan suasana dingin musim kemarau menjadikan nya terasa hangat…nikmat di kala berbuka puasa.

Sambil sesekali menatap tanaman padi yang mulai menguning yang sebentar lagi, sekitar 10 hari, insyaALLAH   siap panen.

Disamping doa yang dipimpin oleh Bapak Kaum Rois, ada juga sedikit arahan dari Bapak Suwito selaku kepala pengairan setempat memberi arahan seputar pola tanam. Beliau pun berharap di wiwitan berikutnya bisa mengundang perangkat desa yang terkait masalah pertanian, mungkin juga petugas lapangan semisal PPL, semoga….

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

 

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

….

Waspadalah !!! Ditinggal “Ngarit” Honda Legenda Milik Warga Karasan Digondol Maling Di siang Bolong

ilustrasi

ilustrasi

kusnantokarasan.com – Kemarin siang (Rabu 25 Maret), merupakan hari yang ‘apes‘ bagi Lasiya Prihatin, warga dusun Karasan Rt 03, Palbapang, Bantul. Kebetulan kemarin saat break siang, Lasiya Prihatin ‘ngarit‘/ mencari dan mengambil rumput di sawah, dia memarkir motornya di depan gedung eks TK Pertiwi 34 (yang kini digunakan sebagai sekolah PAUD), lalu mengambil rumput yang ditanamnya di sawah samping gedung tersebut TK. Namun setelah selesai ngarit, bro Lasiya Prihatin yang akrab di sebut mas Tembong ini  kaget bukan kepalang, melihat motor Honda legenda-nya sudah tidak berada ditempat semula. ..berusaha bertanya kesana-kemari dengan orang-orang sekitar, siapa tau ada yang meminjamnya, namun nihil, dan misal kalo mau minjam pasti bilang tentunya. Setelah beberapa saat kebingungan, sudah dipastikan si Legenda raib di gondol maling, menurut beberapa anak kecil, ada dua orang asing bersepatu yang mendekati motor tersebut, ya namun namanya anak kecil yang belum tau apa-apa dan lagi asyik bermain tentu tidak memperhatikan hal itu. Dan lagi katanya kunci kontak juga masih tertancap di motor, semakin mempermudah bagi si maling tentunya. Duh sial bener si mas Tembong ini.

Honda legenda ber nomor plat AD 4815 YK telah resmi dinyatakan hilang/dicuri, Mas Lasiya Prihatin-pun telah melaporkan ke pihak Kepolisian (Ke Polres  Bantul) atas kehilangannya.

Nah ini untuk pelajaran bagi kita semua agar lebih berhati-hati dalam memarkir sepedamotornya, ditempatkan yang aman, jangan lupa kuncinya diambil, dikunci setang, dan kalo ada sih ditambah kunci rahasia.

Akhir kata  penulis turut prihatin atas musibah yang menimpa Lasiya Prihatin ini, dan bagi warga Bantul yang sekiranya tau keberadaan sepeda motor legenda ber nopol AD 4815 YK, warna motor Hitam, dengan warna list Hijau, Dimohon bantuannya segera melaporkan ke Pihak Polisi. Mohon di bantu yach !!!