Babat Tunggak Tanaman Padi

Babat tunggak tanaman padi

Babat tunggak tanaman padi

Setelah ‘break’ sekitar 1 bulan lamanya, dan tiba waktunya panen padi, maka saatnya untuk kembali lagi beraktifitas di sawah.

Banyak sekali yang harus di lakukan, seperti membereskan jerami. Batang padi atau jerami pastinya dibuang begitu saja tatkala bulir padi telah terpisah darinya. Menumpuk di satu titik sawah dimana bulir padi dipisahkn dengan alat penggerek. Beruntunglah jika jerami ada yang mengambilnya untuk pakan sapi, namun jika tidak, mesti bagaimana?dikemanakan? Karena itu merupakan sesampah? Yang paling mudah dan efektif, juga tidak merugikan orang lain, ya kita membakarnya. Tapi karena jerami yang habis dipotong masih dalam keadaan basah,  maka kita harus menjemur beberapa hari dan jika telah kering, baru kita bisa kemudian membakarnya.

Disamping hal utama dari bercocok tanam yang dilakukan oleh petani adalah menyiapkan persemaian buat tanam berikutnya.

Sembari menunggu benih siap tanam, sekitar 2 minggu. kita bisa melakukan hal-hal kecil yang sebenarnya sangat berarti. Yakni memotong atau membabat tunggak tanaman padi pada sekeliling lahan. Tunggak/pangkal tanaman padi atau sisa pemotongan yang rata-rata sepanjang 25cm atau sejengkal tangan, baiknya dibersihkan , yang terbaik memang semua yang ada di lahan dibabat atau dipotong, tapi jika tidak memungkinkan maka bisa hanya pinggirannya saja sekeliling lahan, selebar 50 cm, atau 3 -4 baris tunggak.

Pembersihan tunggak ini mempunyai dua fungsi, disamping untuk mempermudah jika ingin nggaleng / memperbaiki pematang,  juga untuk mempermudah saat ngluku/ pengolahan lahan, agar pematang tetap terjaga bentuknya, agar pematang tidak terkena oleh pisau mesin pengolah tanah.

Lalu bagaimana cara pembabatan/pemotongannya?

Caranya kita lakukan manual, dengan tangan. Maksudnya kita lakukan dengan sabit. Pastikan sabit dalam keadaan tajam, dan hati-hati agar tangan tidak tergores. Potonglah tunggak hingga sampai mepet tanah. Buang saja bekas potongan tunggak ke tengah lahan, tapi bisa juga kita kumpulkan, dan dijemur dan lalu di bakar.

Lakukan pengasahan sabit secara berkala, agar tetap tajam dan meringankan kita saat membabat tunggak, karena pastinya sabit juga udah cepat tumpul. Oiya sembari membabat tunggak , kita jug bis sekalian membersihkan rumput yang menempel di pematang. Dengan begitu maka lahan dan pematang kelihatan bersih dan rapi, dan lahan  disiap diolah  untuk ditanam kembali.

“Wiwitan’ Doa Pada Awal Panen Padi

Masyarakat jawa ( bisa di tafsirkan jogjakarta) memang sarat akan filosofi dan pemaknaan. Segala sesuatu hal diperhitungkan dan di pilh dan pilah secara cermat. Menggunakan media (makanan atau apa saja) untuk pengejawantahan/ penjabaran makna. Itulah pustaka jawa.

Seperti hal nya yang satu ini, pada masa panen padi, kebiasaan dari jaman dahulu diadakannya sebuah acara yang dinamakan ‘wiwitan’. wwiwitan secara arti kata wiwit yang berati permulaan dan an pelengkap kata obyek. Ya wiwitan dikala saya kecil menjadi rizki makan bagi anak-anak, dimana sebuah prosesi doa untuk mengawali panen padi. dengan membawa nasi tim kering beserta lauk yang sederhana, yakni sambal gepéng, sebuah  sambal yang terbuat dari kedelai yang digoreng lalu di tumbuk setengah halus berasa sedikit pedas dan asin. jika beruntung ada potongan kecil telor rebus. nasi sabal tersebut di bungkus dengan daun umbi-umbian bernama sembodra, menjadikan citarasa nasi sambal gepéng aroma khas daun tersebut. Nasi tersebut di bagikan kepada siapa saja, terlebih ke pada anak-anak. Wiwitan dilakukan secara sendiri-sendiri oleh ibu tani istri dari pak tani si pemilik sawah, jadi jika beruntung anak-anak bisa memperoleh nasi wiwitan secara terus-menerus dalam beberapa hari disaat musim panen.

Namun seiring dengan perubahan zaman, wiwitan saat ini jarang bahkan bisa dikatakan sudah tidak dilakukan lagi oleh ibu-ibu petani.

Hmmm kangen juga akan sebuah acara wiwitan….

****

Akan tetapi sudah 3 kali panen ini warga masyarakat dusun Karasan yang mempunyai sawah di bulak Karasan sudah kembali mengadakan acara wiwitan. Dengan dilakukan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri seperti dahulu. Bulak atau area pesawahan yang berada di sebelah barat dusun, mempunyai luas sekitar 1,6 Ha. Dimiliki oleh sekitar separo kurang dari warga dusun, atau sekitar 60 orang.

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Ya mereka bersama-sama mengadakan acara wiwitan kemarin sore (Minggu, 5 Juli 2015), sekalian buka bersama. Acara dihadiri oleh 60 warga yang terdiri dari pak tani dan bu tani. Acara santai diiringi doa berharap kepada Tuhan agar panen kali ini mendapatkan hasil yang bagusd an melimpah.

Nasi kukus kering berlaukkan sambal gepéng plus sepotong telur rebus mengiingatkan dan mengembalikan memori ke masa kecil dahulu. Hanya saja bungkusnya berdaun pisang, jika saja berdaun umbi sembodra hmmm…pastinya sempurna .

Ini nasi wiwit

Ini nasi wiwit

ini untuk dimakan bersama

ini untuk dimakan bersama

 

Nasi sambal gepéng sebagai menu utama, sebelumnya dihidangkan teh hangat, minuman dawet cendol dan sebungkus roti. Makan bersama di pinggir sawah dengan suasana dingin musim kemarau menjadikan nya terasa hangat…nikmat di kala berbuka puasa.

Sambil sesekali menatap tanaman padi yang mulai menguning yang sebentar lagi, sekitar 10 hari, insyaALLAH   siap panen.

Disamping doa yang dipimpin oleh Bapak Kaum Rois, ada juga sedikit arahan dari Bapak Suwito selaku kepala pengairan setempat memberi arahan seputar pola tanam. Beliau pun berharap di wiwitan berikutnya bisa mengundang perangkat desa yang terkait masalah pertanian, mungkin juga petugas lapangan semisal PPL, semoga….

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

 

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

….

Gambar sawah

Tentang Sawah (Bercocok Tanam Padi)

Sawah terasiring nan indah berada di Bali

Sawah terasiring nan indah berada di Bali

sawah

sawah

Mas – mbak sekalian, apa yang ada dalam benak anda  tentang sawah???? Beragam visi pastinya ya? Ada yang berpandangan bahwa sawah itu suatu pemandangan hijau yang indah, tanaman padi yang luas. Ya yang pasti  sawah adalah media tanam pertanian. Bentangan lahan luas yang kadang menghijau, dan kadang menguning.

Sebenarnya beraneka ragam tanaman pertanian bisa di tanam dan tumbuh di sawah, tanaman palawija, ada jagung, kacang tanah, kedelai, juga kacang hijau.  Di daerah tertentu, sawah juga di tanami dengan aneka sayuran, kentang, dan bumbu-bumbuan. Terlebih tanaman pangan pokok kita, yach tanaman padi akan tumbuh subur, maka dengan bangga kita sebut dengan istilah gemah ripah loh jinawi.

Padi adalah tanaman bahan pangan, bahan makanan pokok bagi kita, kita orang Jawa, orang Indonesia bahkan se-Asia bahan makanan pokoknya adalah nasi yang di dapat dari tanaman padi. Dan orang yang menanam padi sebut dengan petani.

Dalam kesempatan kali ini akan saya coba ‘gali‘ tentang bertani atau bercocok tanam padi. Pekerjaan di sawah dalam hal ini adalah bertani atau bercocok tanam padi, yang sebenarnya pekerjaan bertani dimulai pada saat panen tiba. Di sinilah awal mula pak tani bekerja yang sebelumnya selama kurang lebih dari 1 bulan lamanya, mereka sedikit beristirahat, mereka tidak melakukakan aktivitas apa-apa di sawah, hanya sesekali menengok tanaman, sesekali mengaliri air, dan ataupun  juga menghalau burung pipit yang akan memakan bulir-bulir padi , ibaratnya para petani hanya menunggu tanaman padi-nya menguning dan tua , di mana tiba saatnya untuk dipanen. Itu kalo lahan mereka tidak banyak dan luas, Namun jika lahan mereka banyak dan luas, pasti pekerjaan berkesinambungan dan berkelanjutan layaknya estafet, sambung-menyambung tanpa henti.

Ketika panen tiba,  saat itulah para petani menikmati hasil jerih payah mereka. Jerih payah dari berpanas-panasan, bergumul dengan lumpur selama kurang lebih 95 hari. Saat padi telah di nyatakan berumur, bulir padi padat  dan berisi keras dan menguning tanda padi telah tua yang siap untuk di panen. Memanen padi, kini telah banyak berubah, ya walaupun masih dengan cara manual-konvensional. Masih menggunakan tenaga manusia, dengan cara batang padi di babat dengan sabit. lalu di gilas dengan mesin penggilas, kami menyebut dengan mesin “PENGEREK” yang di buat sedemikian rupa hingga bisa berputar dengan cara di kayuh ataupun di pasang motor penggerak. Setelah padi  rontog dan pisah dari dahannya, lalu di jemur hingga benar-benar kering. Menjemur padi hingga kering dibutuhkan waktu 3hari di bawah sinar panas matahari yang terik. Untuk lebih detailnya anda bisa membaca tentang panen di sini.

Setelah panen selesai bukan berarti pekerjaan telah selesai. Seperti yang saya katakan di atas, bahwa saat panen adalah awal-mula pekerjaan petani. Jadi setelh panen selesai  selanjutnya mengolah lahan, sembari menebar benih padi. Media tempat untuk tebar benih tanah juga di olah, digemburkan hingga seperti bubur. Di diamkan 1 atau 2 hari agar tanah sedikit mengeras. Setelah benih tumbuh dan ber umur sekitar 10-15 hari benih padi siap di pijahkan atau di tanam pada lahan sawah. Bisa anda baca detail tentang mengolah tanah di sini, juga tebar benih di sini.

Tanaman padi hidup pada tanah yang basa, atau berkadar air jenuh, yakni  tanah yang banyak kandungan airnya. Jadi 99% hidupnya di tanah yang banyak air.  Hanya padi yang sudah mulai tua/menguning saja tidak memerlukan air, itu saja hanya sebagai satu ‘trik’/cara agar petani tidak terlalu berlepotan dengan lumpur dan juga agar mempermudah sewaktu memanen padi, agar padi juga tidak berlepotan lumpur. Semasa hidup tanaman padi berada dalam tanah basah, kadang separuh waktu tanah di genangi air hingga setengah dari batang padi, kadang  tidak di rendam air, namun tanah tetap basah. dengan metode di selang – seling. Jadi secara pasti keadaan  tanah pada tanaman padi  adalah  berlumpur, jika tanah di sekitar tanaman padi di injak maka kaki akan amblas, yang rata- rata setinggi setengah betis.  Itulah alasan mengapa kaki  para petani selalu berlepotan dengan lumpur.

Kini, walaupun zaman telah modern akan tetapi pengerjaan sawah masih dikerjakan secara manual.  Dikerjakan secara manual-konvensional, dikerjakan dengan tangan, mulai dari tebar benih, tanam, perawatan, pemupukan, dan panen.  Hanya pengolahan tanah saja yang sudah dengan mesin, mesin traktor pembajak tanah.

 

Kembali ke metode tanam padi, bahwa waktu bekerja petani adalah saat panen tiba.

Saat tanaman padi telah menguning, pucuk tananam telah menunduk, itulah tanda padi sudah siap panen. Berapa sih waktu tanam padi? Umur tanaman padi berkisar sekitar 95 hari atau 3 bulan, namun umur padi bisa lebih panjang dari,  yang terpengaruh oleh bermacam-macam sebab, bisa karena musim, pengairan, adanya hama, dan jenis padi yang di tanam. Namun jika saya ambil rata-rata, umur tanam padi yaitu dari mulai tanam hingga panen, berkisar seperti yang saya sebut di atas, yaitu sekitar waktu 95-hari lebih atau sekitar 3 bulan. Ini metode-nya begitu panen selesai, baru mempersiapkan untuk lahan tebar benih selama satu minggu, lalu menunggu benih siap tanam dan pengolahan lahan membutuhkan waktu 15-18 hari atau kisaran waktu 2 minggu. Ini saya sebut waktu standard yang leluasa.

Karena ada juga dengan metode yang lebih cepat atau bisa di katakan ‘mencuri start’ hehehe, yaitu dengan mempersiapkan benihnya terlebih dahulu, jadi begitu panen selesai, langsung olah lahan, lalu langsung di tanam padi lagi. Ya seperti pertunjukan ‘sulap’ saja, baru kemaren panen, selang dua hari sudah di tanam padi baru…wehwehweh, magic yach…..   Dengan metode ini maka otomatis akan memangkas/memotong waktu sekitar 3 minggu.

Lha terus berapa banyak hasil panen??Untuk hasil panen, jika di ambil rata-rata maka dengan luas lahan jika luas tanah 500m2 maka akan  menghasilkan sekitar  300 Kg-gabah basah atau 250 Kg-gabah kering, dan sekitar 140 Kg beras.

Saat nya menanam bibit padi, Setelah benih padi berumur 10-15 hari, maka bibit padi telah siap di tanah pada lahan sawah yang telah diolah, di tanam dengan jarak panjang dan lebar yang sama sekitar 20-25 Cm. ……

Di dalam menanam padi ada juga waktunya untuk merawat dan memberi pupuk, membersihkan rumput atau tanaman pengganggu, mengaliri air dengan waktu secara selang-seling. Semakin rajin kita memperhatikan tanaman padi, membersihkan rumput-rumput liar ataupun gulma, semakin ringan pekerjaan di sawah, dan hasilnya pun akan optimal.

Namun begitu ada juga etika dalam bertani, bagaimana kita ‘rukunan’ bertetangga dengan petani lain samping kita, samping kanan, kiri, depan dan belakang. Yang jelas ialah batas lahan yang biasa kita sebut pematang atau istilah orang Jawa menyebutnya  dengan kata galengan. Karena pematang  adalah satu-atunya akses atau jalan atau tempat  kaki  kita berpijak sewaktu menuju sawah kita yang setengah milik kita, dan setengahnya lagi milik sebelah kita. Pematang atau galengan yang layak ialah selebar dua jengkal telapak-tangan. Bila letak sawah kita di tengah tengah suatu area sawah bagaimana?? kita juga lewat pada pematang milik yang lain. Jadi sebisa mungkin kita menjaga keutuhan pematang  tersebut, secara berkala kita perbaiki, agar kita bisa enak dan leluasa melewatinya. Letaknya juga selalu di jaga agar tetap berada di tengah-tengah dari pada batas tanda (pathok) dari BPN. Iya, karena pematang atau parit merupakan gundukan tanah, terbuat dari tanah, ya tentunya dari waktu ke waktu akan tergerus dan  rusak. Disamping pematang, juga ada parit, yakni semacam sungai kecil/anak sungai yang berada di antara lahan sawah, sebagai akses irigasi, atau sebagai jalan air masuk ke lahan. Parit ini juga perlu di jaga agar air dengan mudah mengalir,perluny rukunan antar pemilik lahan di samping parit tersebut.

Well, baiklah mas-mbak sekalian inilah  sedikit pengetahuan tentang sawah sebagai media lahan bercocok tanam padi menurut pandangan saya. Jadi akhirnya bisa saya simpulkan bahwa bertani  bercocok tanam padi metodenya adalah tebar benih, olah lahan, tanam, perawatan dan panen.

Semoga bermanfaat……………