Ini Cangkul-ku….Mana Cangkul-mu?

Cangkul jawa

Cangkul jawa

Cangkul adalah alat tradisional tangan yang digunakan untuk menggali, membalikkan & mengeruk tanah. Alat ini lazim berentuk seperti huruf L atau tepatnya angka 7(tujuh) terbaik, karena bentuknya mempunyai sudut kemiringan tertentu dan memang seperti angka 7 yang dibalik. Cangkul terbuat dari dua bahan material yang berbeda, dari kayu pada pegangan dan dari besi di bagian mata pisau cangkul.

Cangkul identik dengan pak yani karena cangkul merupakan alat utama pak tani untuk bercocok tanam. Ya meskipun cangkul juga merupakan alat pertukangan guna mengaduk/ mencampur bahan bangunan(pasir semen &air) secara konvensional.

Disetiap daerah bentuk cangkul sedikit berbeda, semisal di wilayah saya bentuknya seperti yang saya sebutkan diatas, yakni seperti angka (7) tujuh yang dibalik atau mempunyai sudut kemiringan sekitar 50-70°. Dengan sangat sesuai  dan memberikan kemudahan guna pak tani dalam membalikkan tanah.

Cangkul mempunyai 3 bagian. ( tapi ada juga yang hanya terdiri dari 2 bagian , gagang dan mata pisau) , 3 bagian tersebut meliputi:

1. Gagang

2. Penyambung 

3. Mata-pisau

 

Gagang cangkul (Doran)

Gagang cangkul (Doran)

(Gagang/Doran*)

Dibuat dari kayu, kayu apa saja, bahkan ada juga  yang dibuat dari batang pohon kelapa. Batang dibuat sedemikian rupa hingga nyaman dalam genggaman tangan, lazimnya dibuat bulat dengan  diameter sekitar 3Cm. Panjang gagang sekitar 80cm. Lebih jelasnya silahkan Lihat gambar di atas.

 

Besi Penyambung (Bawak)

Besi Penyambung (Bawak)

Penyambung (Bawak*)

Terbuat dari besi, bentuk penyambung seperti anakan cangkul, ada lubang dan pipih di depan, fungsinya menyambung antara gagang dan mata-pisau. Untuk daya tahan san kekuatan cangkul terletak di sini, jika bahannya bagus maka cangkul akan kuat dan tahan akan daya cungkit. Dan pembuatan penyambung yang terbaik memang melalui proses pengecoran.

 

Mata pisau cangkul

Mata pisau cangkul

Mata-pisau (cangkul/ pacul*)

Ini terbuat dari besi yang ditempa. Proses pembuatan nya bisa anda baca, klik disini. Dalam proses pembuatannya diujung mata pisau disisipkan besi baja agar cangkul bisa tajam membelah tanah. Bentuk dari mata-pisau cangkul hanya lah persegi panjang diujung belakang ada cekungan bentuk hutuf U untuk dipasangkan dengan penyambung.

Itulah seputar cangkul dari daerah sekitar saya, bagaimana bentuk cangkul dari daerah kamu?

 

*= bahasa jawa

 

……

Catatan Sawah: Keberhasilan Ngurit

Perbandingan persemaian yang berhasil dan kurang berhasil

Perbandingan persemaian yang berhasil dan kurang berhasil

Langkah paling awal dalam bercocok tanam padi adalah ‘ngurit‘(bahasa jawa) yang berarti menebar/menyemai benih, yakni menyebar bulir-bulir padi pada media/lahan yang telah dipersiapkan.

Media/lahan yang di telah dipersiapkan seperti halnya untuk menanam padi. Yakni media atau lahan sawah diolah/ dibajak terlebih dahulu hingga tanah menjadi lumat seperti bubur.untuk menyemai benih, semisal 1 kilogram gabah/benih dibutuhkan media/lahan seluas 1×1 M²

Lalu didiamkan beberapa saat(setidaknya 24 jam) agar tanah sedikit mengeras, dan agar bulir-bulir padi tidak meresap ke dalam tanah.

[Sebenarnya ada juga alternatif media lahan kering untuk persemaian, hanya saja butuh perawatan yang intensif.

Tapi untuk kali ini kita bahas yang media/lahan basah saja dulu ya…]

 

Agar menghasilkan  persemaian yang optimal, yakni semua bulir-bulir padi mampu hidup, maka dibutuhkan beberapa faktor penunjangnya ;

  • Benih yang bagus
  • Media/lahan yang terjaga kelembabannya.

Mari kita kupas satu persatu mulai dari Benih yang bagus, disini mempunyai arti bahwa bulir-bulir yang telah terpilih= yang cukup umur/tua dan kering. Bisa kita membelinya pada toko pertanian setempat, yang telah ada beragam bibit padi VUTW(varitas nggul tahaj wereng), varian jenis padi dan terjamin hidup, dengan kata lain ada jaminan bibit padi yang akan mudah hidup/ tumbuh di persemaian.

Namun bila ingin menggunakan bibit dari hasil panenan sebelumnya bisa saja, asal bulir-bulir padi benar-benar dipilih yang sudah tua dan sudah benar-benar kering. Jika bulir-bulir padi masih muda/terlihat hijau, ataupun gabah tidak benar-benar kering, maka tidak akan bisa hidup.

Untuk pengoptimalan awal tumbuh awal / proses perkecambahan, benih padi {bulir-bulir padi/gabah} bisa kita rendam ke dalam air selama 2×24 jam, lalu di tiriskan\dilembabkan, dibungkus rapat selama 24jam, dengan begitu bulir-bulir padi akan terlihat berkecambah(tanda bisa hidup), baru bisa kita tebar.

Media/lahan yang terjaga kelembabannya

Media yang kering akan mengurangi keberhasilan dalam proses persemaian. Jadi wajib dipertahankan kelembaban media, apalagi pada waktu awal tumbuh padi (dari kecambah hingga tumbuh). Dijaga kadar airnya, agar trtap dalam kondisi basa atau lembab, tapi air tidak sampai menggenangi benih.

Untuk menghindari dari sengatan matahari yang juga menjaga kelembaban, bisa kita tutup bulir-bulir padi tersebut dengan apa saja, bisa plastik terpal ataupun dedauanan, semisal jerami.

Rajinlah untuk mengamati dan menjaga proses persemaian, karena dalam 2-3 hari bulir padi dari kecambah akan mulai tumbuh(muncul daun), 4-5 hari daun sudah mulai meninggi(sekitar 2-3 cm), maka tutup bisa dihilangkan.

Untuk ukuran banyaknya jumlah benih, bisa saya perkirakan untuk menanam lahan dengan luas sekitar 50 lobang (atau seluas 50×10 M²), maka di butuhkan benih gabah sebanyak 2,5kg gabah kering/ benih, ini untuk sistem tanam biasa yakni dengan jarak tanam 23×23 cm, satu tanam berjumlah sekitar 4-6 benih.

Demikianlah sekilas tentang keberhasilan dari ‘ngurit’ / menyemai tanaman padi, semoga bermanfaat.

 

Kalender Tanam Terpadu Di Bantul Untuk Musim Hujan Oktober 2015 – Maret 2016

foto

Saat ini pertengahan bulan November sebenarnya menurut perkiraan telah memasuki musim Hujan, yang mana sebenarnya menurut perkiraan dan kebiasaan yang telah terjadi dimana musim hujan telah mulai di bullan lalu Oktober, Namun sepertinya iklim saat ini telah berubah.

Untuk menyikapi dampak perubahan iklim di sektor pertanian, antara lain perubahan awal waktu tanam (on set) dan panen, pola tanam, dan luas tanam, maka diperlukan suatu panduan kalender tanam bagi petani pada skala nasional.

 

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah mengembangkan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu untuk mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sistem Informasi ini dapat memandu penyuluh dan petani hingga level kecamatan dalam mengelola kegiatan budidaya tanaman pangan.

 

Kalender Tanam Terpadu adalah pedoman atau alat bantu yang memberikan informasi spasial dan tabular tentang prediksi musim, awal tanam, pola tanam, luas tanam potensial, wilayah rawan banjir dan kekeringan, serangan OPT, serta rekomendasi varietas dan kebutuhan padi dan palawija, serta rekomendasi dosis dan kebutuhan pupuk dan rekomendasi alsintan berdasarkan prediksi variabilitas dan perubahan iklim.

 

Adapun manfaatnya adalah :

a. Menentukan waktu tanam setiap musim (Musim Hujan dan Musim Kemarau). Periode MH adalah Oktober sampai Maret tahun berikutnya dan MK adalah April sampai dengan September

b. Menentukan pola, rotasi tanam dan rekomendasi teknologi pada skala kecamatan.

c. Menduga potensi luas tanam untuk mendukung sistem perencanaan tanam dan produksi tanaman pangan.

d. Mengurangi resiko penurunan dan kegagalan produksi serta kerugian petani akibar kekeringan, banjir dan serangan OPT.

 

Dalam Katam terpadu ini penyuluh maupun petani dapat mengetahui sejumlah informasi seperti data dan peta tentang:

– Kalender tanam untuk padi sawah (tanam pertama dan kedua)

– Kalender tanam padi dan palawija

– Prakiraan waktu dan luas tanam padi dan palawija

– Rekomendasi Varietas Unggul baru (VUB)

– Informasi kerentanan dan rekomendasi varietas

– Rekomendasi pupuk untuk padi sawah, jagung dan kedelai

– Peta status kecukupan traktor dan tresher

– Data alat dan sarana pertanian

 

Selengkapnya Kalender Tanam Terpadu Musim Hujan Oktober 2015 – Maret 2016 untuk wilayah Kab. Bantul dapat membuka tautan berikut : http://bkppp.bantulkab.go.id/data/hal/8/10/43/159-kalender-tanam-terpadu-kab-bantul-musim-hujan-oktober-2015-maret-2016
(PM)

sumber :bkppp Bantul

Catatan Sawah

sawah

sawah

(Tercatat, April 2014) 

Ibarat dari ‘mbrojol-lahir” saya sudah mengenal sawah, menurut cerita ‘simbok’ (my mother), semenjak beliau mengandung saya juga sudah diajak tandur/ bercocok tanam padi, semasa baita juga sering diajak kesawah. Selepas balita sudah mulai diajari ke sawah, Agak besar sedikit sudah mulai diajari beragam aktivitas bertanam padi maupun palawija di sawah, ya walaupun metode dan pola tanam yang bisa dibilang konvensional, tradisional -turun-temurun, namun begitu, Alhamdulillah dengan cara yang seakan belum terjamah modernitas, hingga saat ini tetap bisa panen-memetik hasil dari sawah.

Semasa kecil saya telah diberikan pengetahuan tentang bekerja disawah, saya selalu diajak dan bisa kata ada sedikit paksaan untuk ke sawah, almarhum ayah termasuk orang disiplin dalam bekerja disawah, segala hal harus dilakukan dengan baik dan benar, segala nya harus rapi dan teratur. Kalau ingat semasa kecil, saat dulu saya dipaksa disawah sebenarnya jengkel juga, dimana ingin bermain-main bersamateman-teman, semasa kecil khan waktunya bermain, ya walaupun begitu ayah juga tidak terlalu memaksa tiap hari & tiap saat untuk membantu beliau di sawah sih, khan pekerjaan menanam padi dalam masa tanam sekitar 3-4 bulan  tersebut,  waktu bekerjanya/ masa perawatannya hanya  sekitar 2 bulan diawal, itupun juga tidak seharian disawah, hanya sore hari saja, atau waktu liburan sekolah di waktu sore hari saja.

Saat ini saya baru sadar dan terasa, jika apa yang dipaksakan ayah ke saya waktu itu, apa yang diajarkan bapak waktu itu,  ternyata begitu bermanfaat bagi saya saat ini, saya bisa mengetahui hal-ihwal tentang bercocok tanam padi maupun menanam palawija, sungguh suatu ilmu yang bermanfaat, ku doakan menjadi amal jariyah bagi beliau, amin.  karena saya tularkan dan saya sebarkan kepada para pembaca blog saya ini. silahkan membawa tentang sawah didalam kategori sawah .

Well kembali ke tajuk utama judul artikel ini, tentang ‘Catatan Sawah”, dimana tertuliskan April 2014, didalam notulen  kertas saya yakni tentang penanggalan waktu tebar benih, tanam, dan panen.

Sekali lagi saya tegaskan bahwa metode tanam yang saya atau kami  pakai juga tetangga di sawah di daerah saya adalah metode sederhana. Jadi sistem tanam yang berjarak sama, jarak tanam antar padi sekitar 20-23cm persegi(panjang dan lebar sama), pernah juga sekali dua kali kami menggunakan cara tanam jejer legowo 2-1, namun yang paling dominan ya tetap sistem 1-1, kedua sisi panjang dan lebar sama jaraknya.

Dimulai pada :

  • Ngurit*/Tebar benih : 7 April 2015
  • Tandur*/ Tanam  : 25 April 2015
  • Panen : 24 Juli 2015
  • Ngurit*/ Tebar Benih : 31 Juli 2014
  • Tandur*/ Tanam : 19 Agustus 2014
  • Panen : … November 2014
  • Ngurit/ Tebar Benih : ….
  • Tandur*/ Tanam : 23 Des 2014
  • Panen : 29 Maret 2015
  • Ngurit*/ Tebar benih : 23 Maret 2015
  • Tandur*/ Tanam : 14 April 2015
  • Panen : 22 Juli 2015
  • Ngurit*/Tebar benih : 22 juli 2015
  • 2018 Ngurit : 10 April – Tandur : 26 April (Ngurit-Tandur= 16 hari), Panen : 1 Agustus (Tandur-Panen = 91 hari.
  • 2018 : Ngurit : 7 Agustus,  Tandur : 24 Agustus (Ngurit-Tandur=17 hari), Ngrabuk/ memupuk: 29 Agustus, Nggosrok : 3 September, Panen : 20 November. Tandur-Panen = 89 hari

 

 

Demikianlah catatan sawah , jika dikalkulasikan masa tumbuh tanaman padi selama kurang lebih dalam kurun waktu satu tahun lebih 3 bulan, yang mana bisa disimpulkan bahwa masa hidup tanaman padi dari tanam hingga panen berkisar antara 3-4 bulan. Yang kurang saya catatkan adalah waktu atau masa memberi pupuknya, insyaallah waktu-waktu berikutnya saya catatkan, semoga bermanfaat.

*= bahasa jawa.

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Catatan sawah masa pertumbuhan tanaman padi