
Ilustrasi jemaah haji (TRIBUNNEWS/HENDRA GUNAWAN)
Tercatat sebanyak 615 calon jamaah haji asal Bantul akan berangkat ke tanah suci pada musim haji 1436 H. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun lalu sebanyak 639 jamaah, padahal pendaftar haji tiap tahun selalu meningkat.
Sebelum berangkat para calon jamaah haji melakukan pamitan dengan Penjabat Bupati Bantul, Sigit Sapto Raharjo pada Selasa (18/8/2015) di Pendopo Parasamya Kabupaten Bantul.
Humas Kantor Wilayah Kementerian Agama Bantul, Ponijo mengungkapkan jumlah calon jamaah haji dari Bantul berkurang karena adanya pemotongan kuota dari Arab Saudi terkait renovasi Masjidil Haram.
“Berkurangnya hanya sementara untuk tahun ini, tahun depan sudah pulih lagi kuotanya,” ungkapnya.
Ponijo menerangkan jumlah pendaftar haji di Bantul sebenarnya terus bertambah, saat ini menurutnya rata-rata dalam sehari ada 10 hingga 15 pendaftar di Bantul.
“Karena pendaftaran terus dibuka sepanjang masa, tentu bertambah, apalagi sekarang makin banyak guru guru yang baru mendapat sertifikasi menjadi pendaftar,” katanya.
Dengan bertambahnya pendaftar, namun kuota tidak bertambah, calon jamaah haji harus rela menunggu keberangkatan hingga belasan tahun. Menurut Ponijo daftar tunggu jamaah haji di Bantul saat ini mencapai tahun 2032.
“Jadi kalau daftar saat ini, berangkatnya 17 tahun lagi,” terangnya.
Kepala Dinas Sosial Bantul, Suarman selaku ketua panitia penyelenggara haji Kabupaten Bantul menerangkan dari 615 jamaah haji yang diberangkatkan tahun ini sebagian besar berasal dari tujuh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), sedangkan 17 diantaranya berangkat secara mandiri.
“Untuk pemberangkatan dibagi dalam tiga kloter (kelompok terbang),” jelasnya.
Kloter pertama dari Bantul menurutnya akan diberangkatkan dari Parasamya pada Jumat (28/8). Sedangkan dua kloter lainnya pada Sabtu (29/8).
Sedangkan calon haji tertua asal Bantul yang berangkat tahun ini atas nama ST Ngaisah Sayid Hamzah dari Kategan, Canden, Jetis, Bantul dan termuda Siti Anisa Sarono, dari Kemutug, Tamanan, Banguntapan, Bantul.
“Yang termuda 20 tahunan, dan yang tertua usianya 85 tahun,” terangnya. (Tribunjogja.com)

