Ngerinya Bermotor Terhimpit Diantara Dua Kendaraan

received_193918481049570

Sebuah kisah yang cukup mendebarkan dan bisa di bilang ngeri dari narasumber saya, yakni sosok lady biker yang gemar berpetualang/berkendara keluar kota sendirian (solo riding touring), dialah Dewi Siti Hawa.

Dewi mengisahkan tragedi traumatiknya, kejadian yang sulit dilupakan, dan menyisakan trauma tentunya. Mari kita simak bersama saya…..

… Pagi itu pulang dari Bromo…

Saya bersama teman saya  ‘Aris’, tapi ternyata terpisah di Jombang, karena ketika saya memberi tanda untuk berhenti, rupanya si Aris tidak melihat dan tidak mengetahuinya.

 

Jadi akhirnya kami pulang sendiri-sendiri, ya meskipun sebenarnya tidak searah sih,  karena Aris dari Semarang, tapi setidaknya sampai Salatiga saya ada teman seperjalanan.

 

Setelah menunggu cukup lama di tugu perbatasan Jawa Timur. Aris tidak juga nampak, sementara hari sudah sangat terik, jam 1.

Jika jalan normal, hitungan  saya hanya butuh waktu antara 7 sampai 8 jam saja, tapi karena dalam kondisi kurang fit (flu karena kedinginan selagi di Bromo), bisa lebih dari itu.

Situasi jalanan padat-merayap, maklum arus balik. Sampai di Salatiga sudah jam 3 sore. Hmmm….sedang asik-asiknya zig-zag – selap-selip dikeramain, tiba-tiba saya dikejutkan oleh sapaan dari dua orang pengendara dari belakang. Yang ternyata satu club, tapi beda chapter, mereka dari chapter Jakarta. Meski saya tidak kenal sebelumnya, tapi alhamdulillah mereka kenal saya.. Istimewa-nya cewek di club ya gitu deh…😊😆

Jam sudah diangka 5 (sore) saat tiba di Pandanaran-Semarang. Berhenti di Indomaret sejenak, berbincang, dan foto-foto, dan juga melepas lelah. Sambil memprediksi waktu dan keadaan. Kami sudah pesimis untuk bisa riding cepat.

Saat rehat sejenak

Saat rehat sejenak

Hampir 30 menit kami istirahat, ketika hari mulai gelap kami melanjutkan perjalanan. Jam sudah menunjuk diangka 7 (malam) ketika sampai di kota Batang. Dengan kondisi jalanan yang sedari tadi macet, hingga menguras tenaga dan emosi. Kembali kami berhenti untuk mengisi perut dan melepas lelah raga. Normalnya 2 jam-30 menit lagi sudah masuk Cirebon. Tapi kalau dengan macet parah begini’ tentu saja tidak mungkin.

Jembatan Comal baru saja ambruk’ dan butuh perbaikan. Sehingga jalan utamanya hanya bisa dilewati dengan sistem buka-tutup & satu arah saja.

Sejak mulai dari kota Batang, kami sudah menggunakan gps. Guna menghindari macet di Comal, kami akan mencoba mencari jalan alternatif.

Tetapi rupanya semua pengendara melakukan hal yang serupa. Jadi tetap saja dari arah manapun tetap terjebak macet. Sampai akhirnya kami memutuskan untuk mengikuti pengendara lain, pengendara setempat yang tau ‘jalan tikus’. Ehhh ternyata jauuuhhh memutar, begitu keluar hanya selisih beberapa kilo’ saja. Hahh….sebel….kalo bukan keadaan terpaksa sih……ogaah banget.

Akhirnya kami berhasil menghindar dari kemacetan,  tapi jam sudah diangka 01.00 dini hari. RC kami memberi isyarat ‘ngantuk’ dan kamipun menepi di masjid kota Brebes .

Di masjid itu, kami melepas lelah dan tertidur bersama pemudik yang lain.

Waktu subuh pun segera datang.. Adzan membangunkan semua dari mimpi termasuk aku dan teman-temanku. Usai sarapan jam 7 pagi kami bersiap melanjutkan perjalanan.

Rupanya di Kota Brebes ini juga macet, hanya saja tidak parah. Padat-merayap sesekali bisa melaju kencang. Berhubung bersama teman, dan mengikuti RC, saya-pun tetap harus jaga-jarak agar tidak ‘hilang’.

RC saya termasuk lihay mencari celah sempit diantara kendaraan dalam  kemacetan. Berkali saya tercekat'(tercecer) untuk mengikuti nya.. Maklum saya kan perempuan….😄😊

Serem juga kalo celahnya hanya dalam ukuran senti saja, hanya pas selebar motor dan hanya lebih sedikit saja, sementara yang kita lalui itu kendaraan besar yang ban-nya setinggi kepala kita…. iya kalo besi-besi itu diam…., bayangkan ....kalo mereka pada bergerak….kanan bus – kiri truk…brrrrr..,ngerih….

Sering-seringya saya menghela nafas panjang sambil mengucap hamdallah..setelah berhasil melewatinya……

Sampai naas juga pada akhirnya terjadi……

Ketika RC saya masuk cela diantara sebelah kanan bus sebelah kiri Toyota Avanza. Celah itu hanya selebar stang lebih sedikit saja. Tapi posisi badan bus tidak lurus melainkan agak menyerong diarah depan hingga saat tiba giliran saya melintas diantaranya, tiba-tiba saja semua kendaraan bergerak.

Posisi saya tepat di roda sebelah kiri belakang bus. Sebelah kiri saya Avansa. Ketika bus berjalan, mau tidak mau akhirnya saya terjepit dikedua kendaraan itu. Bus terus bergerak dan Avansa masih terdiam membuat stang menekan bodi dan bergerak pindah ke kaca Avansa. Semakin bus bergerak, stang saya semakin ikut tertarik keatas dan membuat goresan di kaca Avansa, motor sayapun terangkat.

Saya sadar…..mengalami setiap detiknya…seakan waktu di perlambat…… terdengar ramai gaduh orang berteriak…..allahu-akbar..

Sepersekian detik rasanya begitu cepat dan saya tidak bisa berbuat apa-apa. Dan tiba-tiba si Avanza mulai bergerak yang otomatis membuka ruang gerak pada sebelah kiri dan mampu melepas tekanan pada stang. Sayapun lepas kontrol dan jatuh kearah kiri. Alhamdulillah, tapi sepintas terlihat dikanan mata saya, itu ban bus.

[Untung saja sebelah kiri hanya mobil kecil. Bayangkan jika keduanya bus atau salah satunya truk dan terjepit diantaranya.. Saya tidak bisa membayangkan yang bakal teradi… saya bisa apa???]

Terjatuh dalam keadaan tertimpa motor kesayangan, membuat saya tidak bisa langsung bangun….beraaaat bro.

 

Saya melambaikan tangan, tanda saya baik-baik saja & minta pertolongan, barulah orang-orang mendekat.

Dalam hati saya bersyukur karena saya masih hidup dan motor juga tidak rusak, kecuali di bagian stang saja.

Tapi sepertinya teman-teman saya tidak tahu dan sudah jauh didepan.

Selama 30 menit saya di TKP dan masih di kerumunin orang banyak…masih shock akan apa yang terjadi, selang beberapa saat kemudian akhirnya teman-teman saya kembali, yang membuat saya lega dan besar hati. Setelah menata diri, pikiran dan perasaan, karena saya juga tidak terluka, sembari teman-teman saya membetulkan posisi setang yang miring, lalu kami melanjutkan perjalanan.

Saat teman-teman membetulkan stang

Saat teman-teman membetulkan stang

 

received_193918511049567Dan kami berpisah di Cirebon, teman-temanku melanjutkan ke Jakarta….

….

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

8 Hari Menuju Titik N0l Sape : Catatan ‘Lady Tourer’ Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

The Journey to Sape(Sumbawa) From Dewi Siti Hawa Lady Biker Tourier

“8 Hari Menuju Titik 0(Nol) Sape”

Salam adventure..

Ini adalah catatan perjalanan yang baru saja saya lakukan dari tanggal 3 Juli s/d 10 Juli 2016.

Diawali dari…

…Jauh-jauh hari selagi masih dalam masa persiapan.
banyak rider yang menyangsikan kemungkinan saya untuk sampai ke tujuan.

Entah dari mana penilaian mereka, mungkin faktor gender juga.

Karena…

Rider sebelumnya butuh lebih dari 10 hari waktu tempuh untuk jarak sekitar 3000 km, belum lagi ditambah jarak dari kota asal.

Total kurang-lebih 2 minggu estimasi yang diperlukan rider dari pulau Jawa menuju Sape (Sumbawa-Nusa Tenggara Barat) 3000 km , pergi-pulang, pergi 1500 km-pulang 1500 km. Dengan rute yang sama.

Mengikuti kata hati dan belajar dari pengalaman.
Saya berspekulasi membuat keputusan dengan keyakinan bahwa saya bisa.

Diluar dugaan …

Ternyata dalam 8 hari itu , bukan hanya medan baru, jarak dan waktu tempuh yang sangat singkat saja yang harus saya taklukan.

Melainkan juga faktor alam dan hari besar perayaan keagamaan.

Badai, hujan, portal , macet, banjir, delay transportasi dan kondisi badan yang nge-drop seiring tenaga extra yang harus dikerahkan. Alhamdulilah tetap under control dan tidak membuat saya menyerah.

Support dari para sahabat dan teman-teman yang menyemangati dan dukungan dari orang yang terkasih ( love u so, terimakasih karena kau ada untuk ku ) adalah cambuk yang membuat saya tidak ingin mengecewakan.

Banyak yang saya dapat dari perjalanan ini, selain jalinan persahabatan, teman-teman baru, pengalaman, pembelajaran, pendewasaan diri, perubahan sikap dan sifat serta rasa syukur yang berlipat setiap saat.

Pun saya percaya bahwa kisah saya ini adalah jembatan ke kisah saya berikutnya.

Yang boleh jadi  Tuhan masih merahasiakannya,  menunggu waktunya tiba .

Yang mungkin juga untuk sampai kesana , mau tidak mau-suka tidak suka, saya harus melewati bagian cerita ini lebih dulu.

Banyak orang sukses lahir dari hobi. Tergantung sejeli apa kita melihat peluang.

So ketika ada orang awam yang bilang.. “Kalo pergi-pergi tuh harus pake perhitungan.”  hmmm senyumin ajalah.. toh dijelaskan seperti apapun tetap tidak akan paham.

Buat saya orang mau ngomong apa saja tentang mimpi saya yang katanya tidak mungkin, lebai, gila, mengada-ada.
Tapi, jika Tuhan berkata ” kun fayakun ” tidak ada yang mustahil bagi Dia.

Dan bagi mereka yang beranggapan bahwa apa yang saya lakukan tidak ada gunanya, buang uang atau apapun opini orang.

Bukan saya mengabaikan,

Kritik dan saran selalu saya terima dengan baik.

Tapi saya punya pendapat sendiri. Tidak bisa dipengaruhi atau dipatahkan oleh siapapun. Setiap individu terlahir berbeda.

Kisah hidup yang sudah dilewati membentuk karakter dan pola-pikir masing masing.

Background dan pola-pikir itulah yang mengarahkan kita untuk merencanakan tujuan hidup yang seperti apa.

So, tidak masalah apapun tujuannya, setiap pencapaian tidak akan pernah sia-sia. Yakin saja bahwa kata hati adalah bisikan kemana Tuhan berencana.

Berikut catatan perjalanan saya menuju titik Nol Sape day by day in fotos …

Kuda besi milik Dewi Siti Hawa

Kuda besi milik Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

13716120_1043077645807539_1359252492470504604_n

13718531_1043077402474230_3123841706484163650_n

Dewi Siti Hawa

Dewi Siti Hawa

13781656_1043084012473569_949589985344545176_n

Dewi Siti Hawa saat di Bima

Dewi Siti Hawa saat di Bima

..