Menyusuri 18 Gua Jepang Pundong

Gua 10

Gua 10

Tidak sia-sia meniti jalan aspal  menanjak yang begitu menjulang, menuju lokasi Gua Jepang, dan saat melihat beberapa gua, saya langsung hanya bisa mlongo berdecak kagum…amazing….menakjubkan, 18 buah gua Jepang,  Berada dalam sebuah puncak bukit di daerah pegunungan. Tidak terbayangkan bayangkan dahulu bagaimana membuat nya.

Menurut literatur yang ada disana, ke delapan belas gua tersebut merupakan bangunan peninggalan militer Jepang pada masa Perang Dunia II yang di bangun sekitar tahun 1942-1945, untuk mengantisipasi serangan Sekutu ke Jawa dari laut Samudera Hindia. Gua Jepang yang terdiri dari 18  gua tetsebut, berbahan dasar beton(semen pasir koral) bertulang(besi) dengan pintu dari kayu (tapi saat ini kesemua pintu gua sudah tidak ada, pen). Luas keseluruhan dari lokasi Gua Jepang sekitar 12 hektar. Seperti benteng pertahanan, Gua di bangun dengan membuat lubang didinding-dinding bukit, juga ada yang dibuat sedikit menjulang keatas sekitar 1 meter berbentuk segi lima, dan disetiap sisi ada lubang kotak persegi panjang, yang seperti nya untuk mengintai ataupun menaruh moncong senjata, Gua Jepang memiliki kedalaman ruang yang variatif, ada yang hanya seukuran 2×2 meter hingga seluas 6×6 meter. ukuran pintu gua sekitar 100 x 150cm. Ketebalan dinding gua sekitar 30-60cm.

_MG_9819

Dari bentuk gua atau bisa kita sebut bungker ini,seperti nya mempunyai beragam fungsi, diantaranya :

1. Gua untuk kepentingan pengintaian dan penembakan, yang diindikasikan menggunakan sejenis senjata berat artileri berat semacam meriam, yang terletak di ujung/paling terdekat daei tepi panatai berjumlah 1(Gua 18)

2. Gua-gua untuk kepentingan pengintaian dan penembakan yang diindikasikan menggunakan senapan mesin ringan terletak di lereng-lereng bukit, yang menghadap ke lembah-lembah, berjumlah 6 buah.

3. Gua untuk kepentingan logistik, dan akomodasi pasukan, terletak di dekat lapangan upacara (sekarang lapangan sudah tidak terlihat) berjumlah 3.

4. Gua untuk kepentingan dan akomodasi pasukan, terletak di lapangan upacara berjumlah 1 atau disebut Gua dapur umum, (Gua 16)

5. Gua-gua khusus untuk kepentingan penyimpanan amunisi dan bunker pasukan terletak dibukit yang terdapat di gua-gua penembakan, berjumlah 8 buah.

 

Menurut jenis bentuk bangunan Gua, maka bisa dikelompokkan menjadi 4 macam gua yakni:

1.  Gua dengan 4 buah lubang pengintaian

2. Gua dengan 1 buah lubang pengintaian

3. Gua dengan 2 buah pintu

4. Gua dengan 1 pintu.

 

_MG_9797

Gua 16, merupakan gua logistik/ akomodasi pasukan/ apur umum

Gua 16, merupakan gua logistik/ akomodasi pasukan/ apur umum

_MG_9774

Keadaan dalam ruang gua

 

Gua pengintai

Gua pengintai

 

Jendela pengintai

Jendela pengintai

 

 

Jika kita mengunjungi Gua Jepang maka seakan kita mendapat beberapa paket wisata , yakni Gua Surocolo di bawahnya, dan Puncak Kahyangan yang merupakan wisata baru yang saat ini sedang dirintis penataan lokasi oleh pokdarwis setempat. Puncak Kahyangan berada di antara Gua 11 dan 12 , ditempat ini kita bi sa memandang pesisir selatan dari keringgian, mulai dari pantai Parangtritis hingga pantai Pandansari  terlihat dari spot Puncak Kahyangan. Oiya di atas Gua 10 yang merupakan puncak tertinggi juga telah dibuatkan sebuah gazebo. Kita juga bisa menikmati lanscape pesissir selatan Bantul. Sembari menikmati hembusan angin sepoi.

Petunjuk arah ke puncak Kayangan

Petunjuk arah ke puncak KayanganKayangan

 

Panorama dari gazebo

Panorama dari gazebo

Gazebo di atas gua 10

Gazebo di atas gua 10

Gua Surocolo yang dibawahnya ada mata-air dan kolam air/ sendangnya,  saat ini juga sedang dalam proses restorasi, kalo sudah jadi sepertinya terlihat menawan.

Gua Jepang masuk dalam suaka Cagar budaya, jadi keberadaannya dilindungi oleh pemerintah Yogyakarta dalam hal ini Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta. Diharapkan menjadi sebuah saksi sejarah yang bisa dilihat hingga ke generasi selanjutnya, anak cucu kita. Dan prakteknya ada pos Jaga Di Gua Jepang serta proses pembersihan berkala dari dinas BPCB Jogja, saya sempat melihat beberapa bapak-bapak menyapu pada sekitar gua dan  di seluruh lokasi ke 18 belas Gua Jepang tersebut. Dan lokasi benar terlihat bersih.

_MG_9801

 

Petugas sedang menyapu

Petugas sedang menyapumenyapu

_MG_9788

Jadi silahkan anda berkunjung kesana, menikmati alam pegunungan, menghirup udara segar, serta melihat saksi sejarah gua Jepang.

Oiya, lokasi Gua Jepang berada di wilayah dusun Ngreco & Poyahan, desa Seloharjo, kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, DIY. Kita bisa melalui 3 jalan jika ingin mengunjunginya, dari Imogiri, yakni jembatan Siluk, ke arah barat selatan atau masuk jalan Siluk-Parangtritis terus ikuti jalan tersebut sekitar 8 km, nanti ada papan penunjuk arah ke Gua Jepang.

Jika kita dari Pundong juga bisa, tinggal kita menyeberang Jembatan baru Soka, lalu ambil kanan terus ikuti jl Siluk-Parangtritis, sekitar 1km maka telah sampai jalan masuk ke arah Gua Jepang.

Lalu jika kita dari Jalan Parangtritis maka setelah jembatan Kretek atau sebelah utara pintu TPR Parangtritis, kita ambil kiri, masuk ke jalan Siluk-Parangtritis, sekitar 2km maka sampai lah kita ke jalan masuk ke Gua Jepang. Pastikan kendaraan anda siap menanjak ya, saat ini jalan aspal menuju ke Gua Jepang telah bagus, jadi enak kita melaluinya, jalan selebar 3 meter tersebut akan menuntun kita menuju ke titik-titik gua,  ke 18 Gua Jepang. Atsu bisa dikata, gua h a jepang twrsebut berada di pinggir jalan aspal itu . Hingga jalan aspal baru habis di Gua no 13.

Lokasi Gua Jepang yang seluas 12 hektar tersebut sepertinya juga cocok untuk acara out-bond, silahkan konsultasi ke pos jaga jika ingin punya acara begitu.

Oke cukup segini dulu yach ulasan mengenai Gua Jepang Pundong, selebihnya silahkan berkunjung kesana deh….

Selamat berlibur…..!!!

Panorama depan Gua 10

Panorama depan Gua 10

Denah Gua Jepang Pundong

Denah Gua Jepang Pundong

‘Dolan’ Ke Episentrum Gempa Jogja, Di Pundong

Tugu prasasti episentrum gempa Jogja di Pundong

Tugu prasasti episentrum gempa Jogja di Pundong

Akhirnya setelah 10 tahun berlalu baru kesampaian juga rasa penasaran selama ini untuk melihat langsung titik episentrum gempa Jogja.

Rasa penasaran selama 10 tahun terbayar sudah pagi ini, tepat dua hari setelah peringatan 10 tahun gempa jogja. Dan sepertinya saya beruntung juga dimana tugu prasasti peringatan Gempa Jogja yang ke 10 di tahun 2016 ini baru saja selesai di bangun(tinggal proses finishing). Bisa jadi mungkin tahun lalu belum ada/ belum di bangun.

Episentrum adalah sebuah istilah ilmiah untuk titik pusat gempa yang berada di permukaan tanah. Dan episentrum gempa Jogja yang terjadi pada 27 Mei 2006 tersebut berada di dusun Potrobayan Rt 03, desa Srihardono, Pundong, Bantul. Hal ini dipertegas oleh tim ahli Geologi UPN “VETERAN” Yogyakarta sesuai yang tertera pada prasasti episentrum di sana. Sedang hiposentrum berada pada kedalaman 10 Km(10.000 meter) dibawahya.

Tidak jauh dari tugu prasasti sekitar 50 meter dibelakang/sebelah timurnya ada sungai Opak, kita bisa menuju ke sungai itu, melalui turunan yang ada pada sisi kanan prasasti. Sedangkan disisi tenggara ada pertemuan/ tempuran sungai juga, yakni antara sungai Opak dan sungai Oya.

Ow-iya prasasti episentrum gempa Jogja ini sangat lah mudah di cari, berada pada koordinat 7,962′ LS dan 110,458′ BT, jika kita telah sampai di Pasar Pundong kita tinggal menuju ke arah timur sekitar 2km, lurus saja nanti mentog sampailah kita di tugu prasasti episentrum.

Tugu prasasti ini terdiri dari 4 prasasti, yakni paling utara/kiri merupakan prasasti dari Gubernur DIY Sri Sultan HB X, yang tengah-depan dari UPN Yogyakarta, tengah belakang dari BPDB, dan yang ujung Selatan/kanan merupakan prasasti dari Bupati Bantul, Bapak Drs. Suharsono.

Berikut isi dari keempat prasasti tersebut :

  1. Isi Prasasti dari Gubernur DIY;

_MG_9320

“NAPAK TILAS 10 TAHUN GEMPA JOGJA DENGAN SEMANGAT ” SEGORO AMARTO” MENUJU “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”  PUNDONG, 9 APRIL 2016/ 1 RAJAB 1437H, GUBERNUR DIY tertanda SRI SULTAN HB X

2. Isi Prasasti dari BPDB;

_MG_9305

” Gempabumi Bantul 27 Mei 2006

Tugu prasasti ini merupakan pusat episentrum gempa bumi tanggal 27 Mei 2006

Tugu ini sebagai saksi sejarah untuk selalu diingat bahwa tanggal 27 Mei 2006, jam. 05.59 WIB telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 5,9 SR terjadi hanya 59 detik saja, namun menyebabkan kerusakan dan korban jiwa yang sangat banyak.

Kita tinggal di daerah rawan gempa bumi maka upaya kesiapsiagaan harus dilakukan.

Bumi ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa dan dititipkan pada kita semua untuk diwariskan pada generasi selanjutnya

Jangan membuat kerusakan tetaplah tetaplah menjaga bumi ini ,

Bantul 27 Mei 2016

Kepala BNPB

tetanda

Willem Rampangilei ”

 

3. Prasasti dari UPN Yogyakarta;

_MG_9319

“TEMUAN TIM GEOLOGI UPN “VETERAN” YOGYAKARTA WILAYAH POTROBAYAN, SRIHARDONO, PUNDONG, BANTUL, DIY SEBAGAI EPISENTRUM GEMPA BUMI 27 MEI 2006 PADA KOORDINAT 7,962′ LS DAN 110,458′ BT , YOGYAKARTA, 27 MEI 2016/ NGAYOGYAKARTA, 20 SYA’BANSYA’BAN 1437H  , REKTOR UPN “VETERAN” YOGYAKARTA tertanda Prof. Dr. Sari Bahagiarti K, M.Sc”

 

4. Isi Prasasti dari Bupati Bantul ;

_MG_9318

“10 TAHUN GEMPA BUMI BANTUL 27 MEI 2006 – 27 MEI 2016 MENEGUHKAN KETANGGUHAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA “Bantul siogo ngadepi bencono” “Ayo eling lan waspodo ngadepi beboyo” Bantul, 27 Mei 2016 Bupati Bantul tertanda Drs. H. Suharsono”

Menuju sungai Opak

Menuju sungai Opak

Ada kamar kecilnya juga

Ada kamar kecilnya juga.

Inilah tuyik pertemyan/ tempuran sungai Opak dan sungai Oya.

Inilah titik pertemuan/ tempuran sungai Opak dan sungai Oya.

Sungai Opak

Sungai Opak

_MG_9311

_MG_9314

Well, demikianlah sedikit info akan sebuah prasasti episentrum gempa Jogja yang berada di wilayah kecamatan Pundong, semoga bermanfaat, semoga bisa menjadi destinasi liburan jika anda berkunjung ke Bantul Yogyakarta.

Ini Nih 4 Tempat Terpopuler Di Bantul, Efek Media Sosial

 

Salah satu sis view Kebun Buah Mangunan - foto: agungsigitz twitter @jogja24jam

Salah satu sis view Kebun Buah Mangunan – foto: agungsigitz twitter @jogja24jam

Saat ini segala info dengan mudah dan cepat tersebar berkat adanya internet yang didalamnya peran  media-sosial sangatlah dominan sebagai media penyebarnya. Hanya dalam hitungan detik saja, segala info bisa langsung terbaca oleh siapa saja pengguna media sosial.

Tidak terkecuali tempat-tempat yang eksotik, jika diketahui oleh satu orang saja, dan dia unggah melalui media sosial seperti facebook, twitter, instagram, dan yang lainnya, langsung deh menjadi viral (diketahui bersamaan) bagi para netizen/pengguna internet yang lain, dengan begitu dalam sekejap tempat tersebut akan mendadak rame.

Seperti di Bantul, satu tempat yang dulunya sepi-sepi saja, namun berkat efek viral dari media sosial, tempat-tempat tersebut menjadi rame dan banyak dikunjungi (populer & tren) walaupun memanglah bukan suatu tempat wisata. Akan tetapi lama-kelamaan dengan banyaknya yang berkunjung ke tempat tersebut maka pastinya tempat tersebut didaulat menjadi obyek wisata baru.

Menjadi tempat yang nge-tren/ populer di suatu daerah, maka kita bisa dikata tidak atau kurang afdol jika belum kita mengunjunginya jijs kita berada di daerah tersebut.  So, bagi teman-teman luar kota yang sedang dan akan berkunjung di Bantul, stay tune tulisan ini yach…biar ga ketinggalan…..

Well, Menurut pengamatan saya dalam kurun waktu satu-dua tahun terakhir, tempat-tempat di Bantul ini banyak diunggah melalui facebook, dijadikan background foto-foto selfie & tempat narsis bagi para netizen untuk berfotoria, karens tempatnya begitu mempesona, begitu eksotis, pantaslah semua orang penasaran dan ingin mengunjunginya.

Dan ini nih 4 tempat terpopuler berdasar banyak pengunjungnya:

 

    1. Hutan Pinus

Panggung teater di kawasan wisata Hutan Pinus

Panggung teater di kawasan wisata Hutan Pinus

Awalnya memang lah sebuah kawasan hutan pohon pinus, saya masih ingat sekitar 5 tahun terakhir tempat ini masihlah sunyi dan sepi. Bahkan bisa dibilang sedikit menakutkan bila melewati kawasan ini. Berada di perbukitan/ pegunungan wilayah Bantul sisi Timur, tepatnya wilayah dusun Gunung Cilik, Munthuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta atau merupakan Jl. Hutan Pinus Nganjir, Mangunan, Dlingo.

Pohon-pohon Pinus tumbuh berjajar rapi di kanan dan kiri jalan, ini yang menjadi identitas tempat ini serta ke-eksotisan kawasan ini, desiran suara angin diantara pepohonan pun menambah cita rasa tersendiri.

Saat ini telah dan sedang dibangun sebuah panggung/ pertunjukan yang terbuat dari kayu. Untuk yang ingin mencari tau lebih akan hutan pinus telah banyak yang menulisnya, ketik saja di google hutan pinus imogiri, lokasi juga telah ada di googlemap. Atau sedikit foto dan tulisan saya berikut, klik disini.

 

    2. Puncak Becici

Panorama di Puncak Becici

Panorama di Puncak Becici

Kalo menurut namanya sih puncak=tempat tertinggi, Becici=sejenis variaan dari pisang. Mungkin bisa jadi awapnya adapohon pisang becici di area puncak, hingga diberi nama itu. Tempat ini sepertinya baru saja dibangun dijadikan obyek wisata baru, melihat fasilitas nya masih baru…menawarkan view yang indah dari ke tinggi an, selengkapnya baca saja disini

 

3. Kebun Buah Mangunan

Salah satu spot Kebun Buah Mangunan

Salah satu spot di Kebun Buah Mangunan

Tempat ini memanglah dari awal tetapkan sebagai obyek wisata, jadi memanglah ditata sedemikian rupa menjadi tempat berlibur. Kelebihan di lokasi wisata kebun buah Mangunan adalah di kala musim buah pastilah melimpah, dan disana ada satu titik spot foto terbaik dimana ada back ground jembatan gantung Imogiri yang terlihat jauh dibawah dari obyek utama yang berada di ujung selatan.

 

   4. Jembatan Gantung Imogiri

 

Jembatan Kuning Imogiri

Jembatan Kuning Imogiri

Memang lah sebuah jembatan, namun menarik nya jembatan ini tanpa adanya tiang ditengah-tengah nya, jadi menggantung. Dengan cat warna kuning menjadi ikon jembatan ini. Dengan eksotisme sungai Oya dibawahnya, bukit-bukit menjadikan background yang elok untuk berfoto ria.

 

Ketiga tempat tersebut menawarkan landscape nan elok, panorama keindahan alam perbukitan. Namun begitu bukan hanya di spot tersebut kita bisa menikmati pesona nya, tapi juga sebelum menuju ke tempat ketiganya perjalanan kesana menawarkan begitu banyak keindahan alam. Jalanan berkelok, dan naik-turun.

Penasaran??? Yes, mumpung ini akhir pekan, jadikan saja keempat nya mejadi destinasi liburan kalian minggu ini…

Selamat berlibur di Bantul, selamat berburu ke tempat tersebut, Jangan lupa bahagia, jangan lupa menikmati perjalanannya….

 

 

 

 

Air Terjun “Sewu Watu” Imogiri Bantul

Air Terjun Sewu Watu Imogiri Bantul

Air Terjun Sewu Watu Imogiri Bantul

Imogiri menawarkan banyak tempat/ destinasi wisata, dengan ragam struktur tanah yang meliputi semua unsur,yakni lembah, ngarai dan bukit. Ketiganya ada di wilayah Imogiri.

Dengan adanya perbukitan, otomatis ada unsur air mengalir ke bawah ke bagian ngarai dan lembah yang lazim di sebut grojogan atau air terjun,  Ialah salah satu nya air terjun Sewu Watu yang ada di sebelah timur kompleks makam Giriloyo. Berada di dusun Cengkehan RT: 02, RW: 23, Wukirsari, Imogiri Bantul.  Biar lebih menarik dan menantang anda bisa hunting tempat ini(Air Terjun Sewu Watu) sendiri saja yach…yang penting anda tau wilayah Wukirsari serta makam Giriloyo pasti ketemu dengan air terjun ini. Karena memanglah cocok untuk destinasi tracking/ bersepeda.

Air terjun dengan nama Sewu Watu , ‘Sewu’ merupakan bahasa Jawa yang sama makna ‘seribu’ ke bahasa Indonesia, sedangkan Watu = batu, jadi jika boleh diartinya air terjun Sewu Watu adalah air terjun dengan banyak bebatuan. Ya memang begitulah keadaan di air terjun ini, banyak bongkahan batu yang ada dan tidak tanggung-tanggung, batu besar besar ada di sepanjang aliran air menuju air terjun. Batu yang begitu besar terpampang disana.

Oiya jangan kaget juga akan keadaan air terjun yang memanglah tidak begitu tinggi, mungkin sekitar 2-3 meter saja.

Tidak mudah menuju ke air terjun ini. Karena minimal jarak 500meter anda harus berjalan menyusuri jalan setapak dan menanjak. Merah tanah liat dan tanah padas yang berlumut yang pasti licin sehabis terkena air hujan, juga hanya setapak saja. Oiya sepertinya air terjun ini akan terlihat bilamana di musim penghujan saja, disaat air melimpah tentunya.

Ada dua tempat untuk memarkir kendaraan anda, jika anda menggunakan roda empat, anda bisa parkir di tempat parkir komplek makam Giriloyo. Karena sehabis itu kendaraan roda empat sudah tidak bisa naik lagi. Jika anda menggunakan roda dua /motor anda bisa naik lagi sekitar 100meter untuk memarkir motor anda. Jika anda menggunakan sepeda maka anda bahkan bisa mencapai ke air terjun. Ya walaupun banyak zona dimana anda harus turun dari sepeda/menuntun sepeda anda. Karena sebenarnya dari parkiran ke dua memang direkomendasikan untuk jalan kaki saja.

“Petunjuk arah ke titik air terjun”

Air terjun Sewu Watu letaknya sekitar 600 meter arah ke Timur/Tenggara dari makam Giriloyo. Dari parkiran makam Giriloyo  ke arah Kanan/Timur dengan  jalan menanjak sudut kemiringan sekitar 45-50° , menyusuri jalan cor, lewat di samping rumah penduduk, menanjak ke arah sedikit ke Utara dan Timur Laut, menyusuri jalan setapak, menajak, ke arah Tenggara hingga menemukan pipa besi ukuran 1 Inchi dan ikuti saja pipa tersebut ke arah Kanan atau Tenggara, dari sini sudah terdengar gemuruh suara air terjun, sekitar 100 meter didepan maka anda akan sampai di air terjun Sewu Watu.

Ini nich foto-fotonya ;

Ujung jalan kompleks makam Giriloyo. Ke arah kanan menuju air terjun Sewu Watu.

Ujung jalan kompleks makam Giriloyo. Ke arah kanan menuju air terjun Sewu Watu.

Jalan setapak tanah liat dan batu padas.

Jalan setapak tanah liat dan batu padas.

Jalan setapak disamping pipa besi

Jalan setapak disamping pipa besi

Sebentar lagi sampai di air terjun Sewu Watu

Sebentar lagi sampai di air terjun Sewu Watu

Air Terjun Sewu Watu Imogiri Bantul

Air Terjun Sewu Watu Imogiri Bantul

……

 

 

 

 

‘GilangLipuro’ Batu Petilasan Panembahan Senopati Di Pandak Bantul

Gapura Petilasan Gilanglipuro Bantul

Gapura Petilasan Gilanglipuro Bantul

Panembahan Senopati adalah seorang pangeran dari Kerajaan Pajang,karena jasanya menumpas pemberontakan maka dihadiahi wilayah merdeka di sekitaran Yogyakarta, dan dirikanlah sebuah Kerajaan di bawah kepemerintahan kerajaan Pajang-Demak yang diberi nama Kerajaan Mataram (di Kotagedhe).

Salah satu metode penentuan tempat untuk mendirikan Kerajaan ialah dengan bertaffakur dibeberapa tempat dan salah satunya ada di wilayah Gilangharjo Pandak Bantul, sekitar 300meter selatan dari Kantor Kelurahan Gilangharjo, atau 350 meter dari Jalan Raya Samas, Ialah Gilanglipuro, sebuah petilasan dari Raden Danang Sutawijaya yakni nama kecil/ nama muda Panembahan Senopati.

Petilasan ini berwujud batu berbentuk balok persegi panjang, lebar sekitar 1 meter dan panjang 2 meter, tebal atau tingginya sekitar 50cm. Dan untuk melindungi serta menjaga petilasan tersebut dibuat bangunan layaknya rumah kecil seukuran sekitar 3×3 meter persegi untuk melindungi batu tersebut. Dan tempat tersebut di bawah pengawasan dari keraton Ngayogyakarta.

Konon kabarnya batu yang mungkin pakar arkeolog menyebutnya batu Yoni ini sebagai penutup sebuah ‘belik’ atau mata air , yang mana selanjutnya digunakan oleh pangeran Danang Sutawijaya untuk melakukan tafakur, mungkin juga untuk melaksanakan sholat karena memanglah beliau telah beragama Islam. Ya mungkin banyak juga yang mengatakan bertapa atau bersemedi, hingga mendapatkan sebuah pertanda bahwa dirinya akan mendirikan Kerajaan.

Dengan sejarah seperti itu maka hingaa saat ini banyak orang orang yang meniru/ melakukan hal yang sama seperti pangeran Danang Sutawijaya, yakni melakukan semedi atau bertafakur di tempat tersebut, hampir setiap malam ada orang  yang disana, apalagi pada setiap malam Jum’at Kliwon, Selasa Kliwon juga Rabu Legi.

Petilasan ini diklaim mempunyai nilai sejarah sebagai cikal bakal Keraton Yogyakarta, maka demi melestarikannya pihak Keraton menempatkan seorang penjaga dari dahulu hingga sekarang yang sepertinya dilakukan secara turun-temurun, dan pastinya si penjaga atau istilahnya Juru kunci di beri mandat atau surat kekancingan dari keraton sebagai abdi dalem hingga saat ini, yang tugas pokoknya menjaga petilasan ini.

Saat ini dikala  saya berkunjung kesana oleh bapak juru kunci yang bernama Bapak Bayudi yang diberi gelar dari keraton Yogyakarta ‘Mas Jajar Surakso Wiryosenjoyo’ sempat menanyakan kedatangan saya. Saat saya menyebutkan apa betul tempat ini merupakan Selo Gilang? Beliau sepertinya terlihat sedikit ada raut muka kecewa dimana ada yang salah dengan penyebutan tempat tersebut.

Bapak Bayudi juru-kunci Petilasan Turunnya Wahyu Mataram 'Gilanglipuro' Pandak Bantul

Bapak Bayudi juru-kunci Petilasan Turunnya Wahyu Mataram ‘Gilanglipuro’ Pandak Bantul

Bapak Bayudi malah sedikit jengkel dengan pihak yang terkait mengurusi tempat-tempat bersejarah yang mana memasang plakat di Jl Samas dengan keliru menuliskan nya, dan tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada beliau. Dimana di plakat tersebut di tuliskan …Selo Gilang”, padahal menurut beliau yang dipercaya oleh Kerton Yogyakarta yang benar adalah Gilanglipuro. Yang mana Gilang (basa kawi) berarti batu dan Lipuro berarti penghibur hati.

Plakat petilasan Turunnya Wahyu Mataram Bantul

Plakat petilasan Turunnya Wahyu Mataram Bantul

Plakat Petilasan Selo Gilang Bantul

Plakat Petilasan Selo Gilang Bantul

Banyak versi akan batu Gilanglipuro ini, ada yang menyebutnya meteor, versi sejarah Gilanglipuro sebagai tempat petilasan Panembahan Senopati pun ada berbagai versi, untuk bertafaur/ber diam diri menentukan titik tempat pendirian kerajaan, sebagai ‘lelaku’ langkah awal perjalanan seorang yang akan ‘mangkat menjadi Raja, juga sebagai penghibur hati Raja.

Lepas dari semua perbedaan versi, yang jelas dan pasti batu tersebut diklaim mempunyai nilai sejarah tinggi untuk Yogyakarta, jika anda penasaran silahkan berkunjung kesana, anda boleh melihat dari dekat dan bahkan mengabadikannya, atas seijin sang juru-kunci tentunya. Agar leluasa bila ingin berkunjung kesana, saya sarankan berkunjung sore hari/hari libur, karena pak Bayudi bertugas juga di Kantor Kelurahan Gilangharjo.

Bangunan Petilasan Gilanglipuro Bantul

Bangunan Petilasan Gilanglipuro Bantul

Petilasan Gilaglipuro Bantul

Petilasan Gilanglipuro Bantul

Bangunan Petilasan Gilanglipuro Bantul

Bangunan Petilasan Gilanglipuro Bantul