Catatan Sawah: Keberhasilan Ngurit

Perbandingan persemaian yang berhasil dan kurang berhasil

Perbandingan persemaian yang berhasil dan kurang berhasil

Langkah paling awal dalam bercocok tanam padi adalah ‘ngurit‘(bahasa jawa) yang berarti menebar/menyemai benih, yakni menyebar bulir-bulir padi pada media/lahan yang telah dipersiapkan.

Media/lahan yang di telah dipersiapkan seperti halnya untuk menanam padi. Yakni media atau lahan sawah diolah/ dibajak terlebih dahulu hingga tanah menjadi lumat seperti bubur.untuk menyemai benih, semisal 1 kilogram gabah/benih dibutuhkan media/lahan seluas 1×1 M²

Lalu didiamkan beberapa saat(setidaknya 24 jam) agar tanah sedikit mengeras, dan agar bulir-bulir padi tidak meresap ke dalam tanah.

[Sebenarnya ada juga alternatif media lahan kering untuk persemaian, hanya saja butuh perawatan yang intensif.

Tapi untuk kali ini kita bahas yang media/lahan basah saja dulu ya…]

 

Agar menghasilkan  persemaian yang optimal, yakni semua bulir-bulir padi mampu hidup, maka dibutuhkan beberapa faktor penunjangnya ;

  • Benih yang bagus
  • Media/lahan yang terjaga kelembabannya.

Mari kita kupas satu persatu mulai dari Benih yang bagus, disini mempunyai arti bahwa bulir-bulir yang telah terpilih= yang cukup umur/tua dan kering. Bisa kita membelinya pada toko pertanian setempat, yang telah ada beragam bibit padi VUTW(varitas nggul tahaj wereng), varian jenis padi dan terjamin hidup, dengan kata lain ada jaminan bibit padi yang akan mudah hidup/ tumbuh di persemaian.

Namun bila ingin menggunakan bibit dari hasil panenan sebelumnya bisa saja, asal bulir-bulir padi benar-benar dipilih yang sudah tua dan sudah benar-benar kering. Jika bulir-bulir padi masih muda/terlihat hijau, ataupun gabah tidak benar-benar kering, maka tidak akan bisa hidup.

Untuk pengoptimalan awal tumbuh awal / proses perkecambahan, benih padi {bulir-bulir padi/gabah} bisa kita rendam ke dalam air selama 2×24 jam, lalu di tiriskan\dilembabkan, dibungkus rapat selama 24jam, dengan begitu bulir-bulir padi akan terlihat berkecambah(tanda bisa hidup), baru bisa kita tebar.

Media/lahan yang terjaga kelembabannya

Media yang kering akan mengurangi keberhasilan dalam proses persemaian. Jadi wajib dipertahankan kelembaban media, apalagi pada waktu awal tumbuh padi (dari kecambah hingga tumbuh). Dijaga kadar airnya, agar trtap dalam kondisi basa atau lembab, tapi air tidak sampai menggenangi benih.

Untuk menghindari dari sengatan matahari yang juga menjaga kelembaban, bisa kita tutup bulir-bulir padi tersebut dengan apa saja, bisa plastik terpal ataupun dedauanan, semisal jerami.

Rajinlah untuk mengamati dan menjaga proses persemaian, karena dalam 2-3 hari bulir padi dari kecambah akan mulai tumbuh(muncul daun), 4-5 hari daun sudah mulai meninggi(sekitar 2-3 cm), maka tutup bisa dihilangkan.

Untuk ukuran banyaknya jumlah benih, bisa saya perkirakan untuk menanam lahan dengan luas sekitar 50 lobang (atau seluas 50×10 M²), maka di butuhkan benih gabah sebanyak 2,5kg gabah kering/ benih, ini untuk sistem tanam biasa yakni dengan jarak tanam 23×23 cm, satu tanam berjumlah sekitar 4-6 benih.

Demikianlah sekilas tentang keberhasilan dari ‘ngurit’ / menyemai tanaman padi, semoga bermanfaat.

 

Tebar Benih Padi

Contoh media persemaian padi

Contoh media persemaian padi

Mas-mbak sekalian, Tebar Pesona adalah…..eehhh, kamsudnya Tebar Benih adalah langkah awal pada sebuah pekerjaan bercocok tanam padi. Sepanjang sepengetahuan saya, menanam padi itu menggunakan metode sistem persemaian. Ialah bulir padi di semai di media persemaian, setelah tumbuh satu hasta, baru di pindah dan di tanam pada lahan persawahan.

Beragam benih padi varitas unggul tahan wereng(VUTW) telah tersedia dan di sediakan  oleh departemen pertanian. Kita tinggal membelinya di toko pertanian. Namun ada juga yang cukup menggunakan benih hasil panen yang lalu. Itu juga tidak mengapa. Namun lama kelamaan, kualitas pasti akan menurun dengan bercampurnya varitas padi lain pada saat tumbuh dan telah lamanya keturunan. Maka Perlunya di perbarui benih yang masih terjaga dari tercampurnya berbagai ragam jenis padi. Perlunya membeli benih padi dari dinas pertanian yang telah terseleksi denagn baik dan tergolong varitas unggul.

Untuk ukuran benih padi adalah kisaran 5kg untuk lahan sawah 1000m2 (panjang 50 meter, lebar 20 meter). Untuk ukuran media persemaian, 1kg benih padi, baiknya di sebar pada kisaran 2 x 3 meter lahan persemaian.

Bulir padi untuk benih, sebelumnya dalam keaadaan telah benar-benar kering. Bisa langsung di semai atau di sebar/ditabur merata pada media  khusus persemaian. Untuk hasil yang terbaik, maka benih dapat diseleksi dahulu. Diseleksi dengan cara direndam di air paba ember, lalu diseleksi/dipilih. Bila padi direndam maka  akan ada bulir padi yang mengapung, melayang, dan tenggelam. Yang mengapung dan melayang di air, di buang saja. Biarkan bulir padi yang tenggelam.  Rendamlah bulir padi yang telah terseleksi tadi ke-dalam air selama 24 jam, lalu ditiriskan dan di peram atau di bungkus rapat selama 24jam juga, lebih baik lagi gunakan dedaunan semisal daun pisang untuk membungkusnya. Cara ini membantu proses bulir padi untuk berkecambah.  Lalu benih siap di sebar pada media persemaian. Media ini adalah media tanah yang berkadar air jenuh/ banyak kandungan air namun air tidak menggenang. Media di buat bedengan-bedengan , agar benih tidak tergenang air, namun air masih berada di sekitar guna menjaga kelembaban tanah.

Setelah benih merata tersebar, untuk lebih menjaga kelembaban, benih bisa di tutup dengan abu batang padi, lalu ditutup jerami ataupun dedaunan. Di usahakan tiap hari di cek kelembabannya, kadar airnya. Maka setelah 2-3 hari benih mulai berkecambah. Hari berikutnya benih mulai tumbuh. Hari ke 5-6 singkirkanlah jerami atau dedaunan penutup benih tadi, agar benih tumbuh bebas keatas.

Setelah lebih dari seminggu atau masuk  hari ke 10-15, benih siap di tanam di lahan sawah yang telah di persiapkan.

Demikianlah mas – mbak tentang tatacara Tebar Benih Padi, semoga bermanfaat.