Wow, Lahan Sawah Di Jepang Bisa Di Gambar Naruto

Di Jepang, Sawah Pun Bisa Bergambar Naruto

Hasil Tanbo Art petani dan seniman di Desa Inakadate, Perfektur Aomori, Jepang (123Inspirations)

Anda pasti seakan tidak percaya saat melihat gambar-gambar dibawah ini, tapi menurut sumber terpercaya bahwa gambar-gambar tersebut benar-benar hasil kreatifitas petani modern di Jepang sana. Terlihat selayaknya gambar-gambar di atas kanvas, namun sebenarnya itu sebuah motif seni menanam padi dilahan pesawahan, hingga terlihat benar-benar seperti gambar di kanvas jika dilihat dikejauhan maupun dari atas.

Nama seni tanam tersebut adalah Tanbo art, berbekal kreativitas, petani dan seniman di Desa Inakadate, Perfektur Aomori sudah sejak lama mempercantik lahan padi mereka dengan sejumlah gambar raksasa yang indah dipandang mata.

Mulai dari gambar figur-figur terkenal, tokoh sejarah hingga tokoh-tokoh anime semisal naruto dan doraemon.

Bagaimana cara membuatnya?

Pertama-tama mereka membuat desain berbasis komputer untuk menggambar tokoh apa yang hendak dijadikan karya seni.

Kemudian ratusan relawan dilibatkan untuk menanam benih padi yang sudah melewati tahapan rekayasa genetika sehingga memiliki warna berbeda-beda.

Ada benih padi yang putih, hitam, hijau, kuning dan warna lainnya yang dibutuhkan untuk menggambar.

Desain mereka semakin unik dan beragam seiring dengan seringnya mereka berlatih serta belajar dari kesalahan sebelumnya.

Sadar bahwa hal ini bisa mendatangkan wisatawan yang potensial, sejumlah desa lainnya dilaporkan ikut melakukan hal yang sama.

Namun belum ada yang bisa menyaingi popularitas dan kehebatan sebagaimana yang diperlihatkan para petani di Inakadate.

Dikutip dari berbagai sumber, pembuatan Tanbo Art ini dimulai sejak tahun 1993 silam.

Saat itu,warga di Inakadate mulai mencari cara bagaimana untuk merevitalisasi kampung mereka.

Dipilihlah lahan pertanian yang konon sudah berusia 2000 tahun sebagai bagian dari taman arkeologis.

Untuk menghormati sejarah, warga mulai mempercantik lahan persawahan itu dengan dijadikan sebagai kanvas.

Hingga jadi seperti sekarang.

Untuk menyaksikannya, mereka juga membangun menara setinggi 22 meter.

Hingga tahun 2006 silam, sudah ada 200 ribu orang yang mengunjungi kampung mereka untuk menyaksikan karya seni unik ini.

Nah, bagaimana karya lainnya? Simak melalui gambar-gambar berikut ini;

Sumber : Amusing Planet, 123inspiration

Bagaimana pemirsah?bagaimana petani di nusantara? tertarik membuat seperti di atas? Manakjubkan tentunya, jadi tambah semangat bertani…salam bercocok tanam ….!!!

sumber : tribunjogja.com

“Wiwitan’ Doa Pada Awal Panen Padi

Masyarakat jawa ( bisa di tafsirkan jogjakarta) memang sarat akan filosofi dan pemaknaan. Segala sesuatu hal diperhitungkan dan di pilh dan pilah secara cermat. Menggunakan media (makanan atau apa saja) untuk pengejawantahan/ penjabaran makna. Itulah pustaka jawa.

Seperti hal nya yang satu ini, pada masa panen padi, kebiasaan dari jaman dahulu diadakannya sebuah acara yang dinamakan ‘wiwitan’. wwiwitan secara arti kata wiwit yang berati permulaan dan an pelengkap kata obyek. Ya wiwitan dikala saya kecil menjadi rizki makan bagi anak-anak, dimana sebuah prosesi doa untuk mengawali panen padi. dengan membawa nasi tim kering beserta lauk yang sederhana, yakni sambal gepéng, sebuah  sambal yang terbuat dari kedelai yang digoreng lalu di tumbuk setengah halus berasa sedikit pedas dan asin. jika beruntung ada potongan kecil telor rebus. nasi sabal tersebut di bungkus dengan daun umbi-umbian bernama sembodra, menjadikan citarasa nasi sambal gepéng aroma khas daun tersebut. Nasi tersebut di bagikan kepada siapa saja, terlebih ke pada anak-anak. Wiwitan dilakukan secara sendiri-sendiri oleh ibu tani istri dari pak tani si pemilik sawah, jadi jika beruntung anak-anak bisa memperoleh nasi wiwitan secara terus-menerus dalam beberapa hari disaat musim panen.

Namun seiring dengan perubahan zaman, wiwitan saat ini jarang bahkan bisa dikatakan sudah tidak dilakukan lagi oleh ibu-ibu petani.

Hmmm kangen juga akan sebuah acara wiwitan….

****

Akan tetapi sudah 3 kali panen ini warga masyarakat dusun Karasan yang mempunyai sawah di bulak Karasan sudah kembali mengadakan acara wiwitan. Dengan dilakukan bersama-sama, tidak sendiri-sendiri seperti dahulu. Bulak atau area pesawahan yang berada di sebelah barat dusun, mempunyai luas sekitar 1,6 Ha. Dimiliki oleh sekitar separo kurang dari warga dusun, atau sekitar 60 orang.

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian warga yang menghadiri acara wiwitan yang berada di bulak Karasan

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Sebagian ibu-ibu juga menhadirinya

Ya mereka bersama-sama mengadakan acara wiwitan kemarin sore (Minggu, 5 Juli 2015), sekalian buka bersama. Acara dihadiri oleh 60 warga yang terdiri dari pak tani dan bu tani. Acara santai diiringi doa berharap kepada Tuhan agar panen kali ini mendapatkan hasil yang bagusd an melimpah.

Nasi kukus kering berlaukkan sambal gepéng plus sepotong telur rebus mengiingatkan dan mengembalikan memori ke masa kecil dahulu. Hanya saja bungkusnya berdaun pisang, jika saja berdaun umbi sembodra hmmm…pastinya sempurna .

Ini nasi wiwit

Ini nasi wiwit

ini untuk dimakan bersama

ini untuk dimakan bersama

 

Nasi sambal gepéng sebagai menu utama, sebelumnya dihidangkan teh hangat, minuman dawet cendol dan sebungkus roti. Makan bersama di pinggir sawah dengan suasana dingin musim kemarau menjadikan nya terasa hangat…nikmat di kala berbuka puasa.

Sambil sesekali menatap tanaman padi yang mulai menguning yang sebentar lagi, sekitar 10 hari, insyaALLAH   siap panen.

Disamping doa yang dipimpin oleh Bapak Kaum Rois, ada juga sedikit arahan dari Bapak Suwito selaku kepala pengairan setempat memberi arahan seputar pola tanam. Beliau pun berharap di wiwitan berikutnya bisa mengundang perangkat desa yang terkait masalah pertanian, mungkin juga petugas lapangan semisal PPL, semoga….

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

Ini Bapak Kaum Rois Dusun Karasan

 

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Ini Bapak Suwito selaku kepala pengairan wilayah Palbapang

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

Menantikan saat berbuka puasa di acara wiwitan

….

Point Penting Dalam Awal Menanam Padi

Padi merupakan tanaman yang hidupnya di lahan yang banyak mengandung air atau yang biasa disebut tanah basa/lembab. Atau bahkan tanaman padi separuh waktu hidupnya tergenangi air. Namun begitu, sesekali juga pada awal tanam hingga pertengahan perlu lahan di kurangi airnya, agar tanaman padi tidak ‘bacek‘. Jadi sesekali air di buang dari lahan , dan tanah benar terlihat, yang seakan tanah bisa bernafas, dan tersinari matahari.

Sedangkan air adalah kunci pokok dalam menanam padi, seandainya bisa air tersedia setiap hari, maka hasil panen bisa optimal, disamping itu  jika  setiap saat air di butuhkan selalu ada. Namun begitu., sesekali air perlu juga dibuang, lahan juga butuh ‘bernapas’,maka yang terbaik air habis dari lahan, dan tidak ada air yang menggenang ditanaman padi.

Maka dari itu, perlunya lahan sawah yang benar-benar ‘flat’ atau rata. Lahan sawah yang rata adalah kunci utama, untuk mengisi dan menguras air. Jadi jika lahan rata maka jika diisi air, lahan akan seluruhnya tergenangi/terendam, dan jika akan di kuras/dibuang airnya, maka semua bagian lahan akan rata terbuang, tidak ada air yang menggenang. Trik untuk mengurangi pertumbuhan rumpur penggangu tanaman padi adalah lahan di genagi air untuk 3-5 hari, lalu lahan di kuras airnya 1-2 hari, itu dilakukan terus-menerus, selang-seling antara keduanya digenagi dan di kuras airnya. Itulah rahasia untuk mengurangi dan membunuh rumput pengganggu tanaman padi adalah dengan me-manage air. Iya  trik untuk mengurangi dan memenimalisir rumput yang tidak diinginkan di sela-sela tanaman padi adalah dengan mengatur air.

Sekali lagi agar lahan benar-benar rata, maka di perlukan upaya/ cara untuk meratakan lahan tanaman padi, yakni dengan meratakannya secara manual, di daerah kami alat perata disebut dengan sorok. Jadi di saat lahan selesai diolah, yakni di bajak lalu dilembutkan hingga seperti bubur, maka selang satu hari (agar sedikit mengeras) kita bisa meratakannya dengan sorok tadi. Dan alat pengukurnya adalah air. Seperti halnya dalam dunia pertukangan, alat pengukurnya yang juga air. Karena air adalah alat ukur alami /air adalah penanda alami ratanya suatu lahan/medan.

Inilah 'sorok' sebuah alat manual konfensional yang digunakan untuk meratakan lahan sawah

Inilah ‘sorok’ sebuah alat manual konfensional yang digunakan untuk meratakan lahan sawah

Inilah cara meratakantanah di lahan sawah

Inilah cara meratakan tanah di lahan sawah

Mencari-cari bagian yang harus di tarik dan ditempatkan ke bagian yang rendah.

Mencari-cari bagian yang harus di tarik dan ditempatkan ke bagian yang rendah.

Caranya adalah setelah tanah diolah yang telah menjadi seperti bubur, di beri air/ digenangi lahan dengan sedikit air, maka tempat-tempat yang tergenang maupun yang muncul tanahnya akan kelihatan. Tempat-tempat yang tergenag air berarti tempat yag sedikit pendek, dan tempat-tempat tanah yang menonjol adalah tempat yang sedikit tinggi. Tanah yang kelihatan menonjol di tarik dan di tempatkan pada tempat-tempat/ bagian  yang menggenang, lakukan begitu seterusnya hingga seluruh bagian lahan sama rata.

Tanda anak panah menunjukkan bagian lahan yang menggenang yang berati posisinya agak rendah, jadi harus di isi atau ditarik tanah dari bagian tanah yang agak menonjol/ tinggi

Tanda anak panah menunjukkan bagian lahan yang menggenang yang berati posisinya agak rendah, jadi harus di isi atau ditarik tanah dari bagian tanah yang agak menonjol/ tinggi

Lakukan perataan lahan sedemikian telaten hingga mendapatkan lahan yang benar-benar ‘flat’ , benar-benar rata, denagn begitu nantinya akan mempermudah dalam mengisi dan membuang air.

lahan siap tanam padi

lahan siap tanam padi

 

Salam bercocok tanam padi….!!!!!

“Nggaleng” Pekerjaan Tambahan Lagi Bagi Petani

sawah

sawah

Ya setelah sebelumnya saya menuliskan tentang “tamping” sebuah pekerjaan tambahan bagi petani, kini kembali saya akan menuliskan kepada anda semua akan sebuah pekerjaan tambahan juga yakni, “Nggaleng” entah kalo dibahasakan indonesia apa ya, saya belum tahu. Yang jelas “nggaleng” adalah suatu upaya perbaikan pematang yang telah tipis maupun rusak. Tipis karena telah lama di tamping atau rusak karena dirusak oleh kepiting, atau tikus.

Nggaleng sama seperti halnya “tamping” merupakan istilah bahasa jawa, Nggaleng sebenarnya dari istilah galengan, sedang galengan dalam bahasa Indonesia-nya adalah pematang. Jika dikaitkan memanglah berkaitan antara nggaleng dan galengan, kalo nggaleng artinya memperbaiki galengan, dan galengan artinya pembatas sawah atau pematang.

Perbaiki disini adalah penambahan tanah pada pematang tersebut, dikarenakan lebar dan besar pematang sudah tidak layak lagi, semisal lebarnya sudah kurang dari satu jengkal telapak tangan dan atau tingginya sudah hampir rata dengan tanah lahan sawah.

Manambah masa tanah pada pematang memang membutuhkan keahlian, karena pada posisi samping, posisinya miring, tanah bisa melorot. namun jika berprinsip segala pekerjaan yang kelihatan jika ada niat pasti bisa di kerjakan oleh siapa saja. Seperti halnya nggaleng ini, menambah tinggi dan besar pematang. Saya yakin akan bisa hanya dengan melihatnya saja.

pematang yang sudah tipis , saatnya di galeng

pematang yang sudah tipis , saatnya di galeng

Terus sisi yang mana yang wajib kita perbaiki pematangnya? yupz ‘nice question‘. Sawah kita mempunyai 4 sisi pematang, kanan-kiri; depan dan belakang, biasanya kita bertanggung jawab akan ke dua sisi (namun tidak menutup kemungkinan kita mempunyai tanggung jawab terhadap 3 sisi pematang, jika ada parit) terserah sisi mana saja yang akan kita perbaiki dan menjadi tanggung jawab kita, yang penting atas kesepakatan dengan tetangga kita tadi, karena kita berbagi pematang dengan tetangga sawah kita, maka kita hanya mengurusi dua sisi pematang saja.

pematang yang telah selesai di galeng

pematang yang telah selesai di galeng

Karena pematang merupakan hal yang vital untuk sawah, alangkah baiknya selalu dijaga selalu dirawat, dan selalu diperbaiki, toh dalam sekali proses perbaikan pematang/ nggaleng akan bertahan lama, bisa sekitar 10 tahun.

Oiya, parit juga tak kalah pentingnya bagi petani, parit merupakan jalan masuk, maupun jalan keluar air dari lahan sawah. Air akan lancar masuk maupun lancar keluar bilamana parit bersih dari rerumputan maupun sampah, denan tingkatan kemiringan tertentu tentunya. Mak sebisa mungkin parit diusahakn selalu bersih.

membersihkan parit

membersihkan parit

parit yang bersih, air jadi lancar

parit yang bersih, air jadi lancar

Demikin sedikit tentang nggaleng satu diantara beberapa taambahan pekerjaan petani , semoga bermanfaat

“Tamping” Pekerjaan Tambahan Bagi Petani Padi

Bercocok tanam padi memang sudah menjadi menu keseharian bagi sekitar saya, namanya juga wong nDeso, jadi Rumah dikelilingi sawah atau setidaknya dekat dengan sawah. Atau malah memang punya sawah, dan menjadi petani..?

Perlu anda ketahui bahwasanya bertani (menanam padi), bukan hanya trampil/pandai  dalam menanam padi saja yakni mulai dari tanam hingga panen, akan tetapi diharuskan bisa juga merawat dan menjaga akan batas sawah atau yang lazim kita sebut ‘pematang’. Pematang orang jawa-Jogja menyebutnya dengan ‘galengan’. Pematang/galengan ini adalah merupakan gundukan tanah yang dibuat berbentuk balok memanjang, difungsikan  sebagai pembatas sawahnya dengan milik yang lainnya. Berbentuk kotak/balok  dengan ukuran presisi 1,5 jengkal tangan. Pematang juga berfungsi sebagai pijakan untuk kita lewat disawah/ merupakan jalan utama ke sawah. Mudahnya pematang terlihat seperti pembatas jalan antara lajur lambat dan lajur cepat di jalan ring road itu. Pematang mempunyai tiga sisi, sisi dalam, sisi atas, dan sisi luar. sisi dalam merupkan milik kita dan menjadi tanggung jawab kita, yang nantinya kita tamping-i, sisi atas merupakan pijakan kaki/sebagai jalan setapak, dan sisi luar merupakan milik dan tanggung jawab sepenuhnya tetangga/ pemilik sawah di samping kita.

Dan yang jelas pematang ini mempunyai fungsi utama sebagai penjaga air agar tidak melebar kemana-mana, bisa menggenangi tanaman padi juga karena adanya pematang ini.

Nah untuk menjaga dan merawat pematang perlunya diadakan pembersihan dari rerumputan secara berkala, biasanya setiap satu kali tanam padi di lakukan setidaknya dua kali pembersihan rumput, yakni saat tanah/ lahan sawah diolah, ini disebut dengan ‘tamping‘, dan pada pertengahan masa tanam padi.

Seorang petani sdang melakukan tamping

Seorang petani sdang melakukan tamping

Tamping, jika diibaratkan seperti mengupas kulit dari buah-buahan, hanya saja ini mengupas pematang dengan cangkul, jadi dalam prakteknya pasti akan sedikit mengenai tanahnya. Saat tamping membutuhkan konsentrasi yang tinggi juga tenaga yang agak besar, agar bisa tetap fokus yang menghasilkan tepian pematang lurus, hasil potongan cangkul yang rata , dan  mengupasnya juga bisa tipis, tidak terlalu tebal.

Dengan dilakukan tamping, maka kita akan memperoleh tampilan pematang yang lurus, rapi dan bersih dari rerumputan, saat padi tumbuh-pun tidak akan terganggu dengan rumput yang tumbuh  menjalar dari pinggir pematang tadi. jadi tamping bisa diartikan mengepras sedikit tanah pada sisi pematang guna membersihkan rerumputan yang menempel pada pematang sawah dengan menggunakan cangkul.

Hasil tamping-an:

hasil tampingan

hasil tampingan

gambar pmatang yang telah di tamping

gambar pmatang yang telah di tamping emjadikan pematang yang bersih, rapi dan lurus.

Demikianlah sedikit mengupas tentang istilah tamping di dalam bagian bercocok tanam padi, semoga bermanfaat.