Periksa kehamilan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul

Kehamilan adalah saat-saat yang paling di tunggu-tunggu bagi para pasutri (pasangan suami istri), baik bagi pasutri lama untuk kehamilan anak ke dua dan seterusnya. Terlebih bagi para pasutri baru, dimana mereka sangat menanti-nantikan kehadirannya. Untuk menanti kehamilan yang perdana. H2C(harap-harap cemas) mengiringi masa-masa kehamilan. Ibarat menyimpan barang yang amat berharga, namun secara kasat mata tidak kelihatan. Ya wajar juga adanya, karena siapa yang tau isi dalam kandungan.
Akan tetapi perkembangan jaman kian pesat. Masa sekarang ini, di masa yang serba tau, serba canggih. Menuntut manusiapun akan tau segala hal. Dulu yang sekiranya tidak mungkin tau, tapi kini bisa dengan mudah diketahui. Salah satunya ya masa kehamilan atau keadaan dalam kandungan. Sekarang dengan mudah bisa diketahui keadaan adik bayi dalam kandungan bundanya, detak jantungnya, posisinya, keadaannya. Jadi kini bisa di pantau perkembangan si bayi. Yaitu dengan alat sejenis kamera bisa tembus pandang yang di tempel dan diputar di perut si ibu hamil, hingga si bayi bisa muncul atau kelihatan samar pada layar monitor. Atau alat ini biasa disebut dengan alat USG. Canggih. Dan tentu di dukung juga dengan ilmu kedokteran yang berkompeten tentunya.

Baiklah, di sini saya tidak akan membahas hal tersebut yaitu tentang USG dan yang berkaitan dengannya, karena jelas saya tidak berkompeten dalam hal itu, atau jelasnya saya bukan ahlinya. Namun saya hanya akan menceritakan hal yang sederhana saja yaitu pengalaman saya sewaktu mengantar istri untuk periksa kehamilan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Yang dulunya sebuah rumah sakit namun kini ada tambahan umum, menjadi Rumah Sakit Umum.
RSU(Rumah Sakit Umum) PKU(Pemeliharaan Kesejahteraan Ummat) Muhammadiyah Bantul ini ber-alamat-kan di Jalan Jenderal Sudirman No. 124 Bantul(jalan protokol).
Saya sempat mengalami kesulitan juga sewaktu mencari-cari tau di dumay-dunia maya atau di internet maksudnya, dan browsing bahasa kerennya. Lewat google, Tak satupun halaman google yang menyajikan atau memuat artikel tentang jadwal dokter, ataupun postingan tentang pengalaman memeriksakan kehamilan di di sana. Pihak dari RSU PKU Muhammadiyah Bantul-pun sepertinya juga belum mengeluarkan alamat situs / website resminya. Ya cuma bermodal nomer telepon RSU tersebut(ini hasil browsing juga), yaitu 368238. dan sore itu juga( Sabtu, kira-kira pukul 15.30WIB) saya menelponnya. Dapat sedikit keterangan tentang jam periksa, dan dokter periksa, juga sekalian mendaftar, dan dapat urutan periksa nomer 26.
Lalu disuruh datang pukul 19.00WIB atau 19.30WIB untuk bisa periksa, tapi disuruh daftar ulang dulu sebelumnya.
Ya namanya belum berpengalaman, saya datang ke RSU PKU tadi setengah jam lebih awal. Ternyata, pada waktu daftar ulang tidak ada perubahan nomer urutnya tetap sama 26. Tanpa pikir panjang, tapi saya tanya dulu ke pegawai pendaftar tadi dimana tempat periksanya, langsung deh, menuju TKP(tempat kamar periksa) di poly kebidanan. Poly ini berada di sebelah Selatan lorong utama, belakang tempat pendaftaran tadi. Tepat di sisi Selatan pos jaga pintu masuk bangsal. Di pintu kamar bertuliskan dokter prakteknya Dr. A Hidayat, SPOG. Jam menunjukkan pukul 18.40, belum ada tanda-dimulainya pemeriksaan. Sambil menunggu, saya memanfaatkan akomodasi yang ada, yaitu menggunakan fasilitas gratisan jaringan internet atau jaringan wifi. Pukul 19.00WIB mulailah pemeriksaan, si ibu asisten dokter mulai memanggil pasien periksa atau ibu-ibu hamil, urut dari no 1. Dalam pandangan mata, yang antri tidaklah banyak, ya sekitar 10-an lah, ada sedikit rasa tenang, bisa ada kemungkinan bisa dimajukan nomer urutnya.

Tak taunya yang pada mau periksa kehamilan datang-silih berganti. Jian benar-benar urut, tanpa satupun di lewati. Kalau saya sih enjoy aja, menikmati gratisan wifi. Ber-internet-an ria, tapi si istri dan si anak pertama saya sudah mulai gelisah, sudah hampir 1 jam menunggu. Kalau saya amati tiap periksa membutuhkan waktu kurang-lebih 10-15menit. Lha jika di kali 10 saja sudah 100menit atau 1jam-40menit, wah ndower tenan jika mung diam saja. Namun sekali lagi bagiku “ra po po”,tidak masalah, waktu tidak terasa lama utak-atik didepan netbook, ng-edit postingan. 2 jam telah berlalu si anak(umur 7tahun) mulai sewot, ngantuk, sudah bosan nge-game di hp, walau sudah dibelikan jajanan, ya karena sudah habis juga sih jajannya. Dan ngantuk, ya ngodor minta pulang. Jam menunjuk angka 9.30, atau pukul 21.30WIB, saya mulai enggak enak ma istri, tingkat kesabaran istri juga sudah mulai teruji. Si anak sayapun sudah tepar(tidur terkapar). saya juga merasa bersalah karena yang punya usul periksa disini. Sempat ada niatan untuk membatalkan periksa, tapi ada seorang sesama pasien(nomer urut 25) yang dari tadi ngobrol menyarankan untuk ditunggu saja, tanggung tinggal sebentar katanya. Ya kami-pun menurutinya, dan benar juga selang beberapa waktu kira-kira jam 22.20, si ibu hamil tadi yang nomer 25 dipanggil, ah berarti 10-15menit lagi waktunya istri diperiksa. Benar, jam 22.30 istri dipanggil, karena anak saya sudah tepar(tidur), terpaksa istri masuk sendirian. Setelah beberapa waktu si asisten dokter pun mencoba mencari suaminya, ya saya. Walau tanpa bersuara & berisyarat, si ibu asisten paham akan kondisi saya yang menunggu anak saya tidur di kursi panjang depan kamar periksa itu. Selang beberapa menit ya 10menit-an lah, atau kira-kira pukul 22.40 istri keluar dari kamar periksa, namun dengan wajah yang agak cemberut, bisa diartikan istri kurang puas dengan hasil pemeriksaan. Dokter tidak bisa mengetahui jenis kelaminnya, kata istri saya. Saya hanya bisa menenangkan dengan mengatakan besok periksa lagi di rumah sakit lain.
Lalu kamipun melangkah ke ruang administrasi dan obat. Karena tidak ada antrian, kami langsung dilayani dan tanpa pakai lama proses administrasi telah selesai pukul 11malam kurang 1menit atau pukul 22.59WIB. Dengan total biaya periksa sebesar Rp 85.000,00, dengan rincian;
Pendaftaran (B) : Rp 10.000,00
Jasa dokter spesialis : Rp 28.000,00
Akomodasi klinik spesialis : Rp 17.000,00
USG Non Print : Rp 30.000,00.

(Loh jadi, berarti tadi internetannya bayar yaa???)

Demikianlah cerita pengalaman saya sewaktu mengantar istri periksa kehamilan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
Semoga bermanfaat.

Ada IPAL di dusun Karasan

IPAL kependekan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah. Beruntunglah warga RT 02 Dusun Karasan, pada akhir tahun 2012 lalu mereka mendapatkan bantuan dana dari pemerintah melalui Program Sanitasi Perkotaan Berbasis Masyrakat, Bantuan Dana Lingkungan-program implementasi SPBM/USRI. “Gampangnya rembung” semua warga RT … Baca lebih lanjut

Beri peringkat:

Ternyata Ada Tiang Listrik Warisan Budaya di dusun Karasan

Mas-mbak warga dusun Karasan khususnya dan semua pembaca seluruh nusantara pada umumnya. Terkadang kita jarang memperhatikan akan keadaan sekitar kita. Ada tempat atau hal apa saja di sekitar kita. Bisa jadi  sebagian dari anda ada yang kurang atau bahkan tidak memperhatikan sekitar lingkungan kita.

Nah pada kesempatan kali ini akan saya  ketengahkan sekitar perempatan Palbapang. Ada apa saja disana, pastinya anda juga kurang mengetahuinya bukan?

Baiklah mas-mbak sekalian, saya mencoba kabarkan kepada anda semua, bahwa di Barat daya perempatan Palbapang, ternyata ada 2(dua) buah tugu yang patut anda ketahui. Kedua tugu tersebut mempunyai dua peranan yang berbeda.
Salah satu tugu adalah merupakan tugu jam, yang karena ada ruang yang sekiranya bisa ditempatkan jam pada ujung atasnya.

Dan lubang jam tadi menghadap ke Utara. Bangunan tugu ini berbentuk bujur sangkar atau kubus berundak menjulang. Tingginya kira-kira 3 meter.

tugu jam menghadap ke Utara

tugu jam menghadap ke Utara

 

Di bagian tengah tugu ada tulisan 17 Agustus 1961, juga ada tulisan huruf jawa, yang berbunyi sama, tulisan ini juga menghadap ke Utara). Ini bisa juga diindikasikan sebagai waktu pembuatannya.

Tugu ini di kelilingi pagar dari batu bata, membentuk prisma setinggi 0,5 meter, mengelilingi tugu dalam radius 2 meter, namun tidak semua sisi ditutup, pada bagian Utara tidak ditutup, ya di buat semacam celah atau pintu, untuk kita bisa jalan masuk dan keluar. Dengan begitu ada ruang bebas melingkar selebar 2 meter antara bangunan tugu dan pagar, jadi kita bisa berjalan leluasa mengelilingi di dalamnya.

Itulah mas-mbak, salah satu tugu yang ada di dekat perempatan Palbapang.

 

Dan tugu yang satunya adalah tiang listrik. Tiang listrik ini juga berada di sudut Barat Daya dari perempatan Palbapang. Berada di sudut timur laut dari pagar tugu jam tadi, menempel dinding pagar tugu jam. Dikarenakan lambat laun jalan mengalami pelebaran, maka saat sekarang ini tiang listrik tersebut sudah amatlah dekat dengan jalan, dengan aspal.

 

inilah Tiang Listrik Warisan Budaya yang berada di sisi Barat Daya perempatan Palbapang

inilah Tiang Listrik Warisan Budaya yang berada di sisi Barat Daya perempatan Palbapang

Sebelum mengetahui yang sebenarnya, tiap kali melihatnya, sayapun bertanya-tanya, kira-kira tiang itu untuk apa? Dalam hati, saya hanya mengira dan menduga bahwa tiang itu untuk tiang kabel telepon. Karena jaman dulu sampai kira-kira awal tahun 80’an, saya masih ingat dan sempat diajak telepon ke sana, yaitu pada sisi tenggara perempatan Palbapang, ada kantor telepon milik Telkom. Namun ternyata dugaan saya salah, ternyata tiang itu adalah tiang Listrik jaman dulu, atau bisa jadi tiang listrik ini merupakan peninggalan jaman Kolonial Belanda.

Tiang listrik ini terbuat dari besi atau baja, mulai dari bawah sampai atas. Dengan sisi-sisi sama lebarnya atau , atau bisa disebut persegi sama sisi atau bentuk kotak. Dua meter awal/dari bawah, ke empat bagian sisinya ditutup dengan plat besi, namun ada salah satu bagian sisi yang dibuat seperti jendela atau pintu, atau suatu lubang berbentuk persegi panjang yang bisa di buka dan di tutup. Tiang listrik ini tingginya kira-kira 15 meter, ya bentuknya seperti tower pada umumnya, ke empat sudut ada plat bebentuk ‘L’ dirangkai menjulang dan mengerucut ke atas. Antar ke empat plat tadi di letakkan plat-plat menyilang. Di atas tiang dipasang membujur dan melintang beberapa plat untuk dudukan pemancang kabel . Dan paling atas dibuat meruncing, dipasang juga tembaga sebagai penangkal petir.

Prasasti Tiang Listrik sebagai tanda penghargaan warisan budaya

Prasasti Tiang Listrik sebagai tanda penghargaan warisan budaya

Dan dengan Tiang Listrik inilah, Pemerintah Desa Palbapang mendapatkan Penghargaan sebagai Pelestari Warisan Budaya, kategori Non Gedung oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada tanggal 12 November 2008.
Gmn mas-mbak?tidak anda sekalian sangka bukan?
Nah cobalah anda cek kebenarannya dengan melihat pada gambar, atau anda dapat membaca langsung pada prasasti yang ada di sebelah barat Tiang Listrik tersebut yang ada di barat daya perempatan Palbapang Bantul.

Demikianlah kangmas-mbakyu sekalian tentang apa yang ada di dekat perempatan Palbapang. Dimana tempat tersebut masih masuk dalam wilayah paling timur dusun Karasan.
Semoga bermanfaat.