Pasar adalah suatu tempat orang- orang beraktifitas jual dan beli. Di sebagian orang menjual dan pada sebagian orang lain membeli.
Nah kali ini saya baru menemukan suatu pasar tradisional yang tertata rapi. Dan ialah “Pasar Pundong”, pasar yang berada di desa Srihardono, kecamatan Pundong, kabupaten Bantul. Terlihat begitu luas, seluas lapangan sepak bola. Mempunyai pintu gerbang di sisi Selatan. Amatlah menarik untuk ukuran pasar tradisional. Pasar Pundong ini berada kurang lebih 3km dari Jalan Parangtritis Km 15. Patalan, Jetis (atau lebih terkenalnya dengan nama Sempalan Pundong).
Dimulai dari sisi Barat Laut(Utara-Barat) Pasar Pundong, disana ada beberapa pengrajin pande besi, yaitu pembuatan peralatan dari besi, alat-alat dapur(aneka pisau) dan alat pertanian(seperti cangkul, sabit). Pengrajin ini hanya beraktifitas pada waktu pasaran Pasar Pundong saja, yaitu “Wage”.
Jadi adanya aktifitas pande besi bisa dikata pengrajin musim-an saja.
Kemarin waktu saya datang berkunjung ke Pasar Pundong, walau masih pagi, teramatlah ramai karena bertepatan dengan waktu pasaran dan pas di hari Minggu, jadi benar-benar puncak keramaian di Pasar Pundong.
Sederet dengan pengrajin pande besi tadi, di sebelah Selatannya ada mushola dan tempat terbuka untuk di perjual-belikannya aneka unggas, ada angsa, itik, entog, aneka ayam(kalkum, kate), aneka burung kicauan, burung anggungan, burung merpati, kelinci, dan masih banyak lagi. Di sudut, atau sisi Barat Daya Pasar, ada juga pedagang sepeda bekas.
Lalu sebelah Timur-nya di mulailah ber deret Los-los. Paling Barat ada los-los pakaian, lalu sepatu, di Utara-nya ada aneka alat-alat dapur yang terbuat dari bambu, ada juga tikar dari mendong, kèpang (anyaman dari bambu, suatu gelaran layaknya tikar), aneka rupa alat dapur. Los-los tadi berderet hingga sampai jalan tengah pasar, yang melintang Utara-Selatan, tepat segaris dengan pintu gerbang Pasar Pundong tadi.
Dan los sisi timur berderet-berjajar los-los aneka sayuran, bumbu-bumbu dapur, ada toko emas juga, makanan, jajanan pasar modern, juga tradisional.
Nah ini yang menarik dan unik, dengan adanya jajanan kethak, gethuk alot/lemet, yang beda dari gethuk biasa. Rasanya tawar, ada sedikit asin, jadi bisa dikombinasikan dengan kethak tadi, yang berasa keras campuran rasa gurih-asin yang nyodok .
Dan yang lagi naik daun di daerah Pundong yaitu mie-des atau bakmi pedas, mi ini ada di dalam Pasar Pundong, ada dua pilihan, sudah jadi/sudah matang, tinggal makan, dan ada yang masih mie setengah matang, jadi kita bisa mengolahnya sendiri sesuai selera rasa.
Di los-los Timur Pasar Pundong, ada juga aneka umbi-umbian, aneka tahu, tempe, buah-buahan, pisang pepaya yang ada di sebelah Utara los sisi Timur.
Di ujung paling timur-selatan atau Tenggara Pasar, adalah tempat kedatangan dagangan, dimana aneka rupa sayuran, kelapa, beras, pisang, dan lain sebagainya di turunkan dari truk-truk.

Di jalan sekeliling pasar banyak pedagang gipsy (berpindah-pindah) yang menjajakan dagangan, mulai dari pintu gerbang ke kanan atau ke Barat ada penjual bibit pohon; mangga, durian, rambutan, dan masih banyak lagi, lalu pedagang bibit ayam ras(ayam boiler/ayam potong), tukang service jam, aneka mebel; ada lemari, pintu, meja kursi. Di sisi Barat pasar, dipenuhi pedagang ayam, burung merpati. Di sisi utara masih ada penjual ayam, di sisi timur, ada penjual sayuran, tukang giling; kelapa, beras.
Dan tidak beda dengan tempat lain, Pasar Pundong juga terkena dampak gempa Jogja, 27 Mei 2006, apalagi pasar ini yang terdekat dari titik pusat gempa, atau malah bisa dikata diatasnya pusat gempa. Namun beberapa bulan berikutnya sudah di bangun kembali. Dan di resmikan kembali kegunaannya pada 15 Desember 2006, oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Ibu Mari Elka Pangestu.
Demikianlah ulasan tentang Pasar Pundong, sebuah pasar tradisional yang relatif luas, tertata rapi yang berada di desa Srihardono, kecamatan Pundong, kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Semoga bermanfaat.


















