Nye-tep sebenarnya ini sebuah istilah dari bahasa jawa, seperti nye-lah atau menghidupkan motor dengan engkol /kick starter dimana orang Jawa menyebutnya selah, atau nye-peda dari istilah (kata kerja) bersepeda.
Begitu lah dengan istilah nye-tep, melakukan aksi step dari kata footstep yakni menempelkan kaki-pendorong pada motor yang mogok pada pijakan kaki bagian belakang. Atau didunia bikers tindakan mendorong ini di daerah lain diistilahkan ‘stut’.
Nye-tep atau stut, sepertinya menurut saya adalah suatu cara termudah, ter-praktis, dan tidak melelahkan guna mendorong motor yang mogok, dari pada memakai tali, ataupun berpegangan tangan, maupun bertumpu di pundak.
Ya walaupun kata ahli safety riding, nye-tep tidak memperbolehkan , karena saat mengendarai motor jika salah satu kaki tidak memijak footstep maka akan hilang keseimbangan. Lha tapi mau bagaimana lagi ya, namanya dijalan terkadang jika kita melihat ada pengendara lain yang mogok, entah mogok karena suatu kerusakan atau kehabisan bensin secara spontan kita pasti akan membantu nya. Itupun saya biasanya menanyakan apakah bisa jika di step.
Bener kq beberapa kali saat melakukan aksi ini terasa lebih enteng dikaki, terlebih pihak yang didorong bisa menyeimbangkan nya. Kaki kita tidak akan pegel banget. Ada alternatifnya juga jika dirasa agak terlalu dalam di footstep, maka kaki pendorong bisa kq diletakkan pada ujung knalpot, itu sama saja, asal knalpot masih kuat/ normal.
Hanya saja, sebaiknya tindakan menye-tep ini memang hanya untuk keadaan darurat saja, dan juga untuk jarak dekat/ jarak pendek saja, tidak lebih 5 kilometer. Kalau lebih dari itu dan keadaan jalan yang ramai sangat tidak dianjurkan, karena bisa membahayakan dan mengganggu pengguna jalan lainnya, akan lebih baik jika motor yang mogok tadi diangkut mobil bak terbuka saja.
So, jika ingin melakukan stut atau nyetep maka lakukan dengan penuh kehati-hatian dan jaga keseimbangan yach…!!!
