Randi Dan Kavien Siswa SMK 1 Sanden Ikut Ekspedisi Pelayaran ke Italia

Foto Berita

Kavien (ke dua dari kiri ) dan Randi (ke tiga dri kiri) di dalam kapal KRI Banjarmasin

SMK 1 Sanden atau lebih lengkapnya bernama SMKN 1 Kelautan Sanden merupakan sekolah menengah tingkah atas kejuruan yang berbasis kelautan. Sekolah kejuruan yang didirikan semenjak tahun 1978, memang didedikasikan untuk  menjawab tantangan dalam mengoptimalkan potensi kelautan Indonesia. Dalam menyelenggarakan proses pendidikan, sekolah ini bekerja sama dengan Pangkalan Angkatan Laut (PANAL).

Dan kabar terkini dari sekolah ini adalah adanya dua siswanya yakni Randi dan Kavien yang ikut dalam Ekspedisi Pelayaran ke Italia, berikut berita selengkapnya;

Dua siswa SMK 1 Sanden, Kavien Yodri Asariaputra dan Rendiyanto bulan Mei lalu mengikuti ekspedisi pelayaran internasional ke Milan Italia. Bersama 22 siswa SMK/SMA lainnya dari seluruh Indonesia mereka berangkat dari Surabaya, Jawa Timur pada 1 Mei 2015, menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin.

“ Pelayaran internasional ini dalam rangka mengikuti World Milano Expo 2015. Di sana kami mempromosikan kekayaan budaya Indonesia  dan maritim,” kata Kavien.

Mereka  berlayar selama 84 hari melalui rute yang cukup panjang. Di setiap pelabuhan yang disinggahi, merea berlatih sekaligus mempromosikan budaya yang akan ditampilkan di Milan. Rute yang mereka lalui adalah Surabaya, Belawan (medan), India, Jibouti, Alexandria (Mesir), Italia, Jedah , Pakistan.

 

“Sebelum pulang kembali ke Indonesia, kami juga sempat melakukan umroh. Senang sekali rasanya bisa umroh dan bisa berlayar ke berbagai Negara,” kata Kavien yang diamini Randi.

Bagi Kavien dan Randi, pengalaman itu adalah sesutau yang sangat membanggakan.  Apalagi untuk bisa ikut dalam ekspisi itu harus melalui persaingan yang sangat ketat. Sebelum berlayar mereka juga telah menggembleng fisik mereka dengan berlatih di Pantai Sadeng Gunung Kidul.

“Selama pelayaran, Alhamdulillah tidak pernah sakit. Paling hanya pusing-pusing. Pokoknya sangat menyenangngkan, “ kata Randi

Kavien dan Randi yang berbadan atletis itu, dua-duanya anak seorang buruh bangunan. Kavien bercita-cita menjadi TNI Angkatan Laut, sedangkan Randi ingin menjadi pelaut.

“Orang tua kami bangga dengan prestasi kami,” kata siswa jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) itu.

 

sumber : kec-sanden Bantulkab.go.id

‘APILL’ Khusus Sepeda Segera Dipasang Di Jogja

Memberikan rasa aman dan adil bagi seluruh pengguna jalan, dengan dipasangnya rambu-rambu lalu-lintas yakni Alat pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL) khusus untuk sepeda di seputar jalanan kota Yogyakarta.

Dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta bakal menyediakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) khusus untuk mengatur sepeda dan kendaraan tak bermotor. Rambu berupa lampu dua aspek itu bakal diujicobakan di enam titik persimpangan.

APILL berupa trafic light yang selama ini terpasang di tiap persimpangan lebih diperuntukkan bagi kendaraan bermotor. Terdapat tiga lampu yakni merah, kuning dan hijau. “Kalau yang khusus untuk sepeda dan kendaraan tidak bermotor ini hanya dua lampu, yakni merah dan hijau. Nanti akan dipasang beriringan dengan trafic light,” ungkap Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta, Windarto Koeswandono, Rabu (9/9/2015).

Ditargetkan, APILL khusus sepeda tersebut baru akan terpasang akhir tahun. Saat ini Dishub masih melakukan proses pelelangan lantaran alokasinya mencapai Rp 468,4 juta. Enam titik pemasangan itu rencananya akan diterapkan di simpang Gondomanan dan Pojok Beteng Timur.

Windarto menambahkan, APILL tersebut akan ditempel simbol sepeda guna membedakan trafic light kendaraan bermotor. Nyala lampu hijau pada APILL khusus sepeda juga bakal lebih awal dibanding untuk kendaraan bermotor. Hal ini guna menyesuaikan akselerasi kendaraan tak bermotor agar tidak tertinggal. “Selisihnya hanya sekian detik. Faktor keamanan bagi pesepeda juga lebih terjamin,” imbuhnya.

Selain itu, ruang tunggu sepeda yang sudah tersedia di seluruh persimpangan juga bakal dicat ulang. Perawatan rencananya baru akan dilakukan bulan depan setelah pekerjaan pengaspalan jalan selesai dilakukan. Windarto berharap, kendati Kota Yogyakarta belum memiliki payung hukum berupa perda yang khusus melindungi pengguna sepeda, namun infrastruktur yang ia siapkan seharusnya tetap dimanfaatkan.

Selama ini, baik seluruh pengguna jalan baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor pun sebenarnya sudah dinaungi Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam undang-undang tersebut, pemerintah memiliki kewajiban untuk memfasilitasi setiap pengguna jalan.

 

sumber : http://www.krjogja.com

Terbongkar Kasus Curanmor Di Banguntapan, Bagi Warga Bantul Yang Merasa Kehilangan Motor Bisa Cek di Polsek Banguntapan

Tersangka ditahan Polsek Banguntapan Bantul beserta barang bukti 19 unit sepeda motor. Foto: Sukro Riyadi

Sebuah prestasi yang patut diacungi jempol dari pihak kepolisian dalam membongkar sebuah kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dalam hal ini Polsek Banguntapan, Bantul. Setidaknya ditemukan barang bukti sebanyak 19 unit sepedamotor di rumah pelaku.

Berikut berita selengkapnya,  Petugas Polsek Banguntapan Polsek Banguntapan Bantul dipimpin Panit 1 Reskrim Polsek Banguntapan, Iptu M Deby Tri Andrestian SIK berhasil membongkar sindikat pencuri spesialis sepeda motor (Curanmor). Sejauh petugas menentapkan Rt (38) warga Karang Jambe Banguntapan sebagai dalang utama dibalik kasus pencurian sepeda motor itu.

Dari tangan tersangka petugas menyita barang bukti  19 unit  sepeda motor berbagai merek. Hingga kini petugas masih  melakukan pencarian  delapan unit sepeda motor  yang ditengarai ‘dibuang’ di Gunungkidul. Sementara masyarakat yang merasa kehilangan sepeda motor di wilayah  Banguntapan dan sekitarnya untuk mengecek di Polsek Banguntapan dengan membawa surat kelengkapan.

Kapolsek Banguntapan  Kompol Suharno, Rabu (9/9) mengungkapkan, keberhasilan  mengungkap  pencurian berkat kepiawaian personel Opsnal Polsek Banguntapan dalam melakukan penyelidikan. Terbongkarnya kasus curanmor bermula ketika beberapa waktu  lalu pihaknya menerima laporan adanya pencurian motor. Petugas bergerak cepat dan dalam tempo singkat petugas menemukan titik terang terkait motor hasil kejahatan.

Petugas menyergap Rt disebuah perusahaan di wilayah Piyungan Bantul, Senin (7/9) malam.  Tersangka yang bekerja sebagai Satpam tersebut tidak berkutik ketika dibekuk petugas berpakain preman ditempat kerjanya. Kepada petugas lelaki berputra dua ini mengaku jika semua  motor curiannya ‘dibuang’ ke Gunungkidul.

Rt mengaku aksi pencuriannya dilakukan malam hari seorang diri.  “ Dengan kunci ‘T’ ini saya hanya butuh waktu dua detik motor bisa saya pergi,” jelasnya. Setelah mendapat barang, kemudian  menghubungi perantaranya untuk bertransaksi penjualan motor. Rt menjelaskan, dipilihnya  Gunungkidul karena dinilai aman. Semua motor curiannya dijual kepada petani di Gunungkidul.

Berikut Jenis motor yang disita petugas:

Supra X, nomor mesin  KEV 8E1452191
Supra Fit HB 71E1037028
Honda Grand NFGE 1451605
Supra Fit AB32E1117028
Supra X KEV 4E1285967
Supra  X KEV AE 157 5178
Supra Fit HB 71E1332590
Supra  X KEV AE 1012124
Supra Fit HB 11E1469127
Supra X KEV AE 1514633
Supra X KEV AE 1076024
Supra X AE 1637723
Supra Fit HB 31E1603721
Supra X KEV 2E 1094916
Supra Fit HB 11E1631422
Supra X KEV AE 1798643
Yamaha Mio 28d 854378a

 

sumber : http://www.krjogja.com

Sebuah ‘Workshop’ Kethoprak Di Selopamioro Imogiri

Foto Berita

Ketoprak adalah sebuah seni pertunjukan gerak dan suara yang bersifat teateriakal, di iringi oleh gamelan dan dipentaskan di atas panggung di hiasi dengan beberapa seni latar belakang yang berbeda sesuai dengan alur cerita. Ketoprak merupakan seni yang melakonkan kisah-kisah sejarah pada jaman kerajaan di jawa pada masa lampu, semisal kerajaan Pajang, Demak, Majapahit hingga mataram.

Pada hari Rabu (9/9) kemarin diadakan sebuah talkswow atau workshop mengenai ‘Kethoprak’ di desa Selopamioro, Imogiri, Bantul. Dalam sebuah acara “Pengelolaan & Penguatan Desa”. Workshop ini dihadirkan sosok seniman kondang yang telah sukses berkecimpung dalam dunia seni terlebih seni pertunjukan Kethoprak, yakni Angger Sukisno.

Hadir dalam worksahop tersebut Kasi Kesra seluiruh Kecamatan Imogiri, serta masyarakat Desa Selopamioro.

Dalam menyampaian materi Angger Sukisno menekankan, bahwa untuk pementasan kethoprak harus diperhatikan beberapa hal antara lain :

  • Pagelaran jangan sampai terlalu malam,
  • Plot adegan ( bedrip ) harus ditata biar tidak terlau panjang,
  • Iringan harus disamakan dengan adegan, sebab iringan itu hanya bersifat ilustrasi atau pengiring maka jangan sampai mengurangi bobot adegan.
  • Penabuh kenthongan harus dirasakan dan dipergunakan semestinya agar tidak mengalahkan instrumen baku.
  • Rias dan Kostum harus diselaraskan dengan adegannya.
  • Pemasangan lampu ditata yang lebih rapi agar pertunjukan akan lebih mewah dan hidup.
  • Sound system layak untuk pagelaran /pertunjukan.

 

Itu bebrapa hal yang harus diperhatikan sebelum pertunjukan kethoprak dimulai.

Demikianlah seputar worshop ‘kethoprak’ yang diadakan di desa Selopamioro, Imogiri, Bantul, semoga bermanfaat.

 

sumber : situs web kecamatan Imogiri-Bantul