Menikmati hari libur memang akan terasa lebih menyenangkan bila kita pergi ke tempat wisata, seperti halnya yang saya lakukan di hari Minggu 23 Agustus kemarin. Bersama keluarga pergi ke slah satu tempat wisata favorit keluarga yakni kebun binatang Gembira Loka. Dengan harga tiket masuk sebesar Rp 25.000 untuk 1 orang, kita akan dipuaskan menikmati segarnya udara diantara rimbunnya pepohonan. Dan yang pasti menyaksikan secara langsung satwa atau hewan-hewan yang ratusan jumlahnya. Baik satwa lokal maupun satwa luar negeri.
Akan butuh waktu seharian jika kita ingin benar-benar menimati kebun binatang dan kebun raya Gembira Loka, karena begitu luasnya dan banyaknya satwa yang musti kita lihat. Terlebih saat ini tampilan yang ada didalamnya sudah banyak renovasi, sudah banyak penambahan zona bermain untuk anak, dan penambahan satwa.
Kalau waktu kecil dulu ada satwa/hewan asli Afrika yakni jerapah, tapi saat ini sudah tiak ada keberadaannya, mungkin suatu saat nanti Gembira Loka mampu mendatangannya.
Berbagai cara ditempuh oleh pihak managemen Gembira Loka untuk tetap mempertahankan keberadaan serta perkembang biakan satwa yang dimilikinya, salah satu kemarin telah mendatangkan suatu alat pemantau kesehatan satwa yang didatangkan dari Jepang (silhkan baca klik disini)
Dan Senin hari ini (24/8) kembali dilakuan oleh pihak managemen Gembira Loka untuk melakukan barter atau menukar satwanya guna melestarikan serta diharapkan satwa tersebut mampu berkembang-biak.
Jajaran KKH Kementerian LH dan Hutan saat di terima Dirut GL Zoo. (Agus Suwarto)
Gembira Loka (GL) Zoo Yogyakarta siap tukar-menukar satwa dengan kebun binatang lain di Indonesia maupun luar negeri. Kepastian tersebut disampaikan Direktur Utama GL Zoo KMT A Tirtodiprojo, Senin (24/8/2015), usai menerima Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Dahono Aji.
“Di sini (GL Zoo-red) ada tiga ekor macan tutul betina semua, termasuk di Kebun Binatang Ragunan juga tidak ada pejantannya. Bagaimana akan terjadi breeding (pembiakan) kalau tidak ada pejantannya. Sementara di Kebun Binatang Cikembulan, Garut punya jantan semua. Jadi, nanti mereka akan saling tukar menukar, sehingga akan terjadi breeding,” ujar Bambang di GL Zoo.
Kunjungan Direktur KKH ke kebun binatang di Yogyakarta ini didampingi Anggota Dewan Pengawas Kebun Binatang Ragunan, Danny Gunalen serta tamu dari Amerika. Mereka diterima langung oleh Direktur Utama GL Zoo KMT.A. Tirtodiprojo dan Direktur/Manager Operasional kebun binatang setempat BPH. Hario Danardono.
Menurutnya, KKH bertanggung jawab membangun lembaga konservasi (LK) kebun binatang di Indonesia, dengan menghindari kebun binatang tidak terjadi breeding. GL Zoo juga disebutnya akan kerja sama breeding loan satwa dengan Singapura Zoo. “Ini sudah disetujui pemerintah karena di GL Zoo memiliki koleksi satwa walabi cukup banyak dan Singapura Zoo butuh koleksi satwa ini. Sedangkan Singapura Zoo akan mengirim singa ke sini,” tuturnya.
sumber : http://www.krjogja.com


