
Pak Raden dalam sebuah kesempatan mendongeng – sumber http://www.hot.detik.com
Siapa yang tidak kenal dengan sosok pak Raden yang terkenal akan ke-galakannya di serial boneka “Si Unyil” jaman dahulu, Raden Singomenggolo Jalmowono , itu nama lengkap pak raden dalam serial si Unyil, sosok yang galak/antagonis.
Seiring perkembangan jaman pak Raden yang bernama asli bapak Drs Suryadi ini selepas peran dalam serial si unyil tidak aktif lagi, karena film boneka tidak diproduksi lagii, namun selepas masa itu beliau tetap aktif menjalankan aktifitas dan hobinya yang bisa dibilang unik yakni mendongeng/bercerita.
Dalam setiap kesempatan tampil mendongeng didepan anak-anak, pastilah Drs Suryadi tidak berlepas diri dari karakter Pak Raden dan atribut pak Raden, yakni berpakaian kebesaran Jawa-surakarta lengkap dengan blangkonnya, pakaian jawa yakni baju surjan beserta kain batik sebagai pakaian bawahannya, serta karakter galak/antagonis masih tetap dipertahankannya dengan alis buatan yang tebal dan miring keatas, serta kumis tebal juga menjadi pelengkap karakter dari Pak Raden.
Tapi sekarang (30/10/2015) Pak Raden/Drs Suryadi telah tiada, namun ternyata anak bangsa yang peduli akan beliau, peduli akan kelanjutan dari dunia dongeng tidak tinggal diam begitu saj, apalagi dunia dongeng yang merupakan dunia anak-anak tidak boleh pupus sepeninggal beliau, maka dengan menghargai jasa Pak Raden/Drs Suyudi di tetapkannya tanggal 28 Novemver sebagai Hari Dongeng Nasional, dimana tanggal 28 Noember merupakan hari lahir dari Drs Suryadi.
Para pendongeng yang berada di Jogja berkumpul untuk melakukan kegiatan mendongeng, story jamming, menceritakan kisah Pak Raden, tandatangan dukungan #HariDongengNasional dan Deklarasi Hari Dongeng Nasional.
Di Kulon Progo Yogyakarta, tepatnya di ruang kelas SD Muhammadiyah Menguri, Hargotirto, Kulon Progo.
Pendongeng muda Yogyakarta, Rona Mentari membaca deklarasi bersama seluruh guru yang hadir di sana.
“Kami para orang tua, pendongeng, pendidik, pustakawan, dan pemerhati anak Indonesia, pada hari ini Sabtu, 28 November 2015 pukul 10.41 WIB menyatakan perihal utama demi kepentingan anak indonesia dan keguyuban para pecinta dongeng indonesia, bahwa setiap tgl 28 November dalam setiap tahunnya secara bersama di Indonesia merayakan sukacita cerita. Kami para pecinta dongeng Indonesia menjadikan tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional. Demikian deklarasi 28 November 2015 ini kami bacakan. Tertanda, Indonesia, 28 November 2015 Forum Dongeng Nasional,” seru mereka.
Pada kesempatan tersebut Rona mengatakan jika butuh proses untuk benar-benar merealisasikan 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional. Ia meminta dukungan berbagai pihak untuk bisa mewujudkan keinginan terbesar para pendongeng Indonesia.
Ia menegaskan jika peran dongeng sangat penting. Dongeng adalah cara mengajar tanpa menggurui. Cara mengajarkan pesan moral melalui dongeng dirasa tepat karena anak-anak dibuat tertarik terlebih dahulu, sehingga nilai yang ada di dalamnya bisa dengan mudah diterima mereka.
“Dongeng merangsang imajinasi dan saat ini mereka mengalami krisis imajinasi. Mereka ingin menjadi sosok yang mereka lihat, bukan yang mereka bayangkan. Ngerinya beberapa anak mengaku ingin jadi koruptor karena mereka memiliki uang banyak, sering masuk TV dan terkenal,” beber perempuan berhijab tersebut.
Dan Deklarasi berpusat di Perpustakaan Kemendikbud Jakarta, Deklarasi tersebut dibacakan. Daerah lain juga melakukan hal serupa, seperti di Medan, Lampung, Bandung, Malang, Bali, Maluku, dan lain-lain.

Rona Mentari, Pendongeng Muda Yogyakarta membacakan Deklarasi Hari Dongeng Nasional pada 28 November, bersama para guru dan murid SD Muhammadiyah Menguri, Kulon Progo, Sabtu (28/11). – tribunjogja.com