Bisa jadi ini merupakan kabar buruk bagi ibu-ibu rumah tangga, dimana dituntut harus lebih pandai-pandai lagi dalam membelanjakan keuangannya. Mengingat gas saat ini menjadi kebutuhan pokok, apalagi pihak-pihak terkait elpiji akan menaikkan harganya HET(harga eceran tertinggi). Gas 3 kg atau bahasa gaulnya gas melon merupakan gas bersubsidi yang diperuntukan penggunaannya bagi masyarakat menengah ke bawah.
Harga eceran tertinggi (HET) elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram (kg) atau gas melon di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diusulkan naik. Jika sebelumnya Rp14.000 per tabung, menjadi Rp15.500 per tabung.
Usulan kenaikan HET tersebut adalah kesepakatan sejumlah pihak, antara lain Pemerintah DIY, Pertamina, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DIY, dan lainnya.
“Itu sudah berdasarkan kesepakatan,” kata Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah DIY, Tri Mulyono, Senin (13/4/2015).
Usulan tersebut saat ini sudah disampaikan ke Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, untuk dimintai persetujuan. Jika sudah ditandatangani, kata Tri, maka harga terbaru sudah mulai berlaku. Diperkirakan, surat keputusan akan terbit akhir minggu ini.
“Jadi minggu depan mungkin sudah pakai HET terbaru,” katanya.
Adapun HET Rp15.500 tersebut merupakan harga di tingkat pangkalan. Sedangkan harga di tingkat pengecer, kewenangannya ada di pemerintah kabupaten/kota. Kenaikan HET itu menurutnya tidak akan membebani konsumen karena kebijakan itu sudah melalui kajian analisis dari sejumlah pihak.
Demikianlah …kabar mengenai kenaikan HET gas 3 kg di Yogyakarta, semoga bermanfaat.
Sumber : tribunjogja.com
