Sempat penasaran dengan bahasa yang digunakan oleh para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, kira-kira bahasa atau kalimat atau kata-kata apa yang mereka pergunakan? ternyata memang ada dan dinamakan dengan bahasa ‘Bagongan’.
Bahasa Bagongan ini sedikit berbeda dengan bahasa Jawa pada umumnya, ada beberapa kosa kata yang bisa di bilang kata lain, yang terkesan asing ditelinga.
Dalam sejarahnya bahasa Bagongan ini telah ada sejak pada masa Kerajaan Mataram sebagai pendahulu keraton Jogjakarta, yang mana di dipimpin oleh Raja Sultan Agung. Tujuan Raja Sultan Agung memberlakukan Bahasa Bagongan untuk dipakai dalam keseharian dengan tujuan untuk menghilangkan kesenjangan di antara para pejabat istana dan keluarga raja. Begitu pula dengan para Abdi Dalem yang menggunakan bahasa bagongan.
Dalam keseharian merekapun saling memanggil dengan sebutan “kanca” yang berarti teman.
Dan dalam bahasa Bagongan terdapat 11 (sebelas) kosa kata yang menjadi ciri khasnya. Sedangkan selain kata-kata tersebut, menggunakan kata-kata dalam bahasa Jawa umum, terutama dari jenis krama inggil.
Berikut sebelas kata tersebut antara lain:
saya: manira
anda: pakenira
ya: enggih
tidak: mboya
bukan: seyos
saja: mbesaos
ini: puniki
itu: puniku
apa: punapa
ada: wenten
mari: nedha
Contoh kalimat:
bahasa Indonesia: Saya pilih itu saja.
bahasa Jawa ngoko: Aku pilih kuwi wae.
bahasa Jawa krama: Kula pilih punika kemawon.
bahasa Jawa bagongan: Manira pilih puniku mbesaos.
Sumber ; wikipedia
.
