Saat ini sedang ramai dibicarakan tentang sebuah bahan bakar baru “pertalite” yang konon katanya akan menggantikan bahan bakar kesayangan kita yakni bensin a.k.a “premium“. Wehhh asing juga yach namanya pertalite, ya walaupun sebenarnya secara pribadi saya juga tidak ambil pusing akan bahan bakar yang ada, yang penting engga’ antri di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum), sudah.
Tapi kini saat harga BBM(Bahan Bakar Minyak) baik solar, pertamax, dan bensin ‘premium’ yang merupakan BBM bersubsidi mengalami harga yang kadang naik- kadang turun, menjadikan masyarakat terbiasa akan hal tersebut, jadi tidak menimbulkan gejolak caos akan pembelian BBM, yakni antrian yang panjang, dan menggila untuk membeli BBM di SPBU, Juga pengurangan subsidi yang menjadikan harga bensin dan pertamax tidak jauh berbeda.
Namun begitu semakin banyaknya pemakaian kendaraan bermotor dalam hal ini kendaraan roda dua/sepeda motor tetap saja ada antrian yang umayan panjang di SPBU jika pada jam sibuk ada sekitar 20 antrian sepeda motor, jika pada jam pertengahan sekitar 7-9 sepeda motor, dan di jam sepi ada antrian sekitar 1-2 sepeda motor saja, ini menurut pengamatan saya di SPBU terdekat.
Saya pribadi saat akhir-akhir ini menjadi lebih flexible, jika dulunya kekeh mengisi premium/ bensin, di bela-belain antrian panjang, kini dalam mengisi BBM saya lebih suka melihat sitkon yang ada, jika di lajur premium antrian panjang, mending memilih di lajur pertamax yang biasanya ga ada antiran. Karena harga tidak terpaut jauh, jadi dengan membeli dalam rupiah yang sama, maka tidak begitu terpaut jauh perolehan literan BBM, iya dari pada antri.
Well, kembali ke “pertalite” , menurut PT Pertamina (Persero) memastikan bahwa bahan bakar minyak (BBM) bermerek pertalite yang tergolong RON 91 berbeda jauh dari premix yang sebelumnya ada.
Menurut Direktur Marketing and Trading Pertamina Ahmad Bambang, BBM jenis premix itu dahulu merupakan singkatan dari premium-mixture. “Artinya, dibuat dari premium+MTBE (methyl tetra-butyl ether) yang kemudian dilarang digunakan lagi karena terbukti mencemari air tanah,” kata Ahmad seperti ditulis Okezone, Sabtu (18/04/2015).
Ia melanjutkan, MTBE merupakan octane booster untuk meningkatkan angka oktan. Sedangkan pertalite merupakan murni dari campuran HOMC dengan naphta, dalam hal ini pertalite tidak sama sekali menggunakan onctane booster.
“Additive yang ditambahkan bukan untuk menaikkan oktan tapi menambahkan features BBM menjadi lebih terbakar sempurna,” tukasnya.
Pemerintah memang telah menargetkan penghapusan penggunaan bensin dalam dua tahun atau sampai 2017.
Waktu dua tahun tersebut dianggap cukup bagi Pertamina sebagai persiapan menghadapi kompetisi dengan perusahaan lain.
Penghapusan penjualan bensin di SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) itu akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari kota-kota besar di Jawa, Madura dan Bali (Jamali).
Direktur Pemasaran dan Ritel PT Pertamina (persero), Achmad Bambang, pada Kamis (16/4/2015) di Jakarta, belum mau mengungkapkan harga BBM baru pengganti bensin itu.
Namun, kemungkinan harganya berkisar antara harga bensin saat ini (Rp 7.400/liter) dan harga Pertamax (Rp 8.600/liter).
Peluncuran Pertalite, kata Bambang, akan dilakukan secara bertahap yang dimulai dari kota-kota besar di Indonesia.
Begitulah pemirsah, seputaran kabar penggantian bensin dengan pertalite (yang saya kutip dari krjogja, dan tribunjogja), yang sekiranaya akan dimulai pada bulan Mei mendatang, jadi tidak perlu risau, yang penting ketersediaan BBM di SPBU terdekat dengan kita selalu ada tersedia, baik itu premium, pertalite maupun pertamax.

Ora masalah…
Aku wis jarang beli premium..
SukaDisukai oleh 1 orang
wis mukti iki kang hehehe..
SukaSuka
Aamiin… 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Gak usah bingung, pengen bbm oktan tinggi? Cukup tambah sedikit thinner* katanya loh… cmiuw… 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
ow yach…?? wah perlu dicoba iki
SukaSuka