Minggu Pon, 4 Mei 2014.

Hari Minggu yang cerah, dimana semua orang pada libur, yang bekerja, yang sekolah semuanya libur. Semua berhenti beraktifitas, semua menikmati hari liburnya . Pagi ini bertepatan dengan pasaran ‘Pon’, yaitu waktu pasaran Pasar Jodog, Gilangharjo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Suasana pasar Jodog pastilah  lebih ramai, karena bertepatan hari MInggu.

Namun di luar keramaian itu, tidak jauh dari pasar Jodog, sebelah Utaranya, hanya kurang dari 200meter. Tepatnya di lapangan Jodog, ada hal yang Unik & menghebohkan. Ada beberapa Gerobak, ya kurang lebih sekitar 30-an berkumpul disana. Bentuk dan modelnya klasik-unik, bagus-bagus, ada yan

g lama,ada yang baru juga. Ada apa ini ya? Setelah telesih punya telesih, dan saya mencoba mendekat.

Ternyata mereka-mereka sengaja berkumpul dan akan membentuk perkumpulan atau paguyuban sesama pemlik Gerobak dan sapi-nya tentunya. Ini yang pertama mereka lakukan, berkumpul di lapangan Jodog ini. Dan mereka sengaja mensinkronkan dengan hari dan pasaran pasar Jodog, yaitu Minggu Pon. Saya mencoba mencuri dengar, mereka menamai perkumpulan mereka ialah ” SIDO RUKUN BANTUL”. Dan mereka sepakat akan rutin berkumpul secara berkala, menyesuaikan sitkon dan tempat yang berbeda.

Salah satu Gerobak yang ada di Lapangan Jodog.

salah satu gerobak di Lapangan Jodog.

Setelah tanya-tanya beberapa dari mereka, saya perkirakan ruang lingkup pemilik Gerobak-gerobak tadi ya sekitar satu wilayah kabupaten Bantul. Ada yang dekat dari sekitar Gilangharjo-Pandak, ada yang dari Bekelan-Sumbermulyo-Bambanglipuro, Bakulan, Imogiri, dan masih banyak lagi tentunya.

Dan ternyata ada juga pemilik gerobak yang dari luar wilayah kabupaten, yaitu ada yang dari Prambanan-Sleman. Dan pemilik gerobak yang dari Prambanan tersebut, ternyata ada yang membuat Gerobak-atau industri pembuatan gerobak. Saya sempat melihat-lihat dari dekat gerobak-gerobak buatan mereka, wah halus juga ‘garapan’ mereka, di cat warna-warni, sungguh menarik hati. Saya sempat mengambil gambar, hingga sampai pada bagian merk pembuat gerobak, dan saya malah diberi stiker yang sama persis dengan merk gerobak tadi, yang bertuliskan

KAROSERI GEROBAK MT “mbah MONTIL” GANGSIRAN TELP.087739368866.

Saya baru dengar nama daerah GANGSIRAN, setelah bertanya pada mereka, daerah itu sekitar Selatan candi Boko Prambanan. Belum puas akan jawaban dari mereka, tidak enak juga banyak tanya. Lalu saya ‘searching’ di google, dan ketemu juga alamat lengkap daerah itu; dusun Gangsiran, desa Madurejo, kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, propinsi DI Yogyakarta.

Salah satu Gerobak Hasil Karya dari Karoseri Gerobak “mbah Montil” Gangsiran, Madurejo Prambanan, Sleman.

Pemilik Gerobak yang dari Prambanan tadi berangkat dari sana jam 4pagi. Wah hebat juga mereka ya, punya antusiasme yang  tinggi.

Setelah beberapa saat mereka berkumpul, rembugan dan ngobrol-ngobrol dan telah bersepakat membentuk paguyuban. Sekitar pukul 10pagi, lalu mereka membubarkan diri, “kalau lama-lama dan kesiangan, kasihan sapi-sapinya”, kata salah satu dari mereka. Namun mereka sepakat juga untuk pawai bareng sampai perempatan Palbapang, Dan berpencar menuju rumah mereka masing-masing. Yah selamat jalan, sampai rumah dengan selamat, aman & nyaman, insyaALLAH bertemu lagi di Lapangan Jodog dalam waktu ‘selapan’ lagi, atau 35hari lagi.

Para pemilik Gerobak sedang temu wicara di pinggir Lapangan Jodog.

Inilah para punggawa Paguyuban “SIDO KUMPUL BANTUL”,

s

para punggawa paguyuban “SIDO KUMPUL BANTUL”

……………