![Mainan Othok-othok (dalam lingkaran) dan pembuatan otho-othok raksasa di bengkel [foto : tribunjogja/anas apriyadi]](https://kusnantokarasan.com/wp-content/uploads/2015/07/othok-othok-raksasa_20150709_224304.jpg?w=440)
Mainan Othok-othok (dalam lingkaran) dan pembuatan otho-othok raksasa di bengkel [foto : tribunjogja/anas apriyadi]
Dan biasanya untuk lebih menarik bagi para pengunjung dibuatlah sebuah maskot, maskot tersebut biasanya berukuran besar raksasa. Jika tahun lalu (Bantul Expo 2014) maskotnya adalah klonthong, yang merupakan liontinnya sapi, nah kali ini di Bantul Expo 2015 yang jadi maskot raksasanya adalah “othok-othok, sebuah mainan anak tradisional dari Bantul/Jogja.
Dan saat ini sedang dalam masa pengerjaannya, berikut berita selengkapnya,
Sebuah mainan tradisional bernama othok-othok tengah dibuat di salah satu bengkel las di pinggir jalan lingkar Selatan, Saman, Bangunharjo, Sewon.
Berbeda dari mainan biasanya yang kecil, othok-othok ini dibuat berukuran raksasa sebagai maskot Bantul Ekspo 2015.
Othok-othok merupakan mainan tradisional yang biasanya dibuat dari bambu. Mainan ini dimainkan dengan memutar-mutar tangkainya, sehingga silinder bambu yang ada di ujungnya akan terpukul-pukul dan mengeluarkan bunyi ‘othok-othok’.
Kasubag Pemberitaan Kantor Humas dan Informasi Pemkab Bantul, Bambang Santosa menjelaskan othok-othok raksasa ini akan dibuat dengan tinggi enam meter dan lebar 3, 5 meter dengan berbahan baku besi.
“Rencananya ini akan jadi pemecahan rekok MURI, sebelumnya di MURI ada tetapi lebih kecil dan dari kayu dan cepat rusak, kalau mau memecahkan rekor bahannya lebih besar dan awet,” paparnya pada Kamis (9/7/2015).
Bambang menjelaskan pemilihan othok-othok sebagai maskot Bantul Ekspo untuk melestarikan nilai mainan tradisional anak-anak Bantul yang mulai dilupakan.
Selain itu, dengan dipilihnya othok-othok pengerajin mainan tradisional diharapkannya bisa memproduksi lagi mainan tersebut.
“Anak muda juga diharapkan lebih kenal othok-othok, permainan othok-othok kan juga bisa melatih motorik anak karena ada gerakan memegang dan memutar mainan,” ujarnya.
Pemilihan othok-othok sebagai maskot Bantul Ekspo sendiri tak lepas dari peran kampung Dolanan Pandes di Bangunharjo, Sewon yang mempopulerkan kembali othok-othok di Bantul.
Kepala Desa Panggungharjo, yang juga penggerak kampung dolanan, Wahyudi Anggorohadi berharap othok-othok juga bisa menjadi ikon baru di Bantul.
“Pilihannya othok-othok karena bisa jadi ikon yang berbeda dari daerah lain, ini diharapkan bisa jadi landmark baru Gabusan selain gong,” tuturnya.
Joko, salah seorang pembuat othok-othok raksasa menerangkan empat orang dibutuhkan untuk merakitnya dan butuh waktu sekitar satu bulan untuk menyelesaikan othok-othok raksasa berbahan besi dan drum.
Jika telah selesai, othok-othok ini akan berdiri tegak di lokasi Bantul Ekspo di Pasar Seni Gabusan pada 26 Juli hingga 5 Agustus mendatang, sementara cara membunyikannya dengan didorong dibantu lintasan yang ada di bawahnya.
(sumber : Tribunjogja.com)