Olah Tanah Sawah

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Mesin traktor

Mesin traktor

Mesin traktor pembajak tanah sawah

Mesin traktor pembajak tanah sawah

Mas-mbak sekalian, langkah ke dua dari bertani, atau bercocok tanam padi setelah tebar benih adalah mengolah tanah. Lahan sawah yang merupakan tanah basa, bila agak kering sedikit saja maka akan tumbuh subur rerumputan. Apalagi setelah  selesai panen, tingkat kesuburan juga akan banyak berkurang, di samping itu tunggak-tunggak padi yang tersisa satu jengkal tangan pasti akan mengganggu. Maka dari itu perlunya pengolahan lahan pertanian.

Prinsip pengolahan lahan disini metodenya adalah dengan cara membalikkan tanah, lalu men-cacahnya atau mencincangnya, dan melembutkan tanah hingga seperti berupa pasta/cream/bubur..  Dengan begitu, rumput maupun tunggak padi akan terbenam berada di bawah, dengan begitu permukaan tanah yang basa akan bersih dari rumput dan tunggak padi. Maka tanah akan kembali gembur, kembali sehat, dan bersih dari tumbuhan lain/rumput-rumput tentunya.

Pengolahan tanah sekarang prosesnya lebih cepat, yang dulunya di bajak dengan menggunakan tenaga hewan yaitu sapi atau kerbau, yang akan memakan waktu lama,  kini dengan adanya mesin traktor, yakni mesin pembajak tanah maka pengolahan lahan pertanian akan cepat. Jika tidak terlalu luas lahannya, maka pengolahan tanah-pun bisa  selesai dalam hitungan menit saja. Semisal untuk lahan ukuran 20 x 50 meter (1000 meter persegi) hanya dibutuhkan waktu 1jam saja.

 

Setelah mesin traktor selesai bekerja, keadaan tanah sawah akan seperti bubur, tanah bercampur air yang imbang ini kita sebut tanah lumpur. Jika di diamkan lama kelamaaan tanah lumpur akan mengendap dan mengeras. Sebelum tanah mulai mengeras, baiknya tanah diratakan agar mendapatkan permukaan lahan tanam yang benar-benar rata, supaya nantinya pengaturan pengairan/irigasi tanaman lebih mudah dan merata. Dengan keadaan tanah yang flat/rata maka akan mempermudah kita untuk mengairinya maupun untuk mengeringkannya.

Setelah tanah lumpur di diamkan selama kurang-lebih tiga hari dari pengolahan, dan juga telah diratakan, maka  dengan   tetap terjaga  akan  kadar air jenuh-nya(yaitu tanah dengan kandungan air yang  cukup, namun tidak menggenang), maka tanah akan sedikit mengeras dan siap untuk ditanami bibit padi dari persemaian.

Demikianlah mas -mbak sekalian tentang bagaimana tata-cara pengolahan tanah sawah.

 

Tebar Benih Padi

Contoh media persemaian padi

Contoh media persemaian padi

Mas-mbak sekalian, Tebar Pesona adalah…..eehhh, kamsudnya Tebar Benih adalah langkah awal pada sebuah pekerjaan bercocok tanam padi. Sepanjang sepengetahuan saya, menanam padi itu menggunakan metode sistem persemaian. Ialah bulir padi di semai di media persemaian, setelah tumbuh satu hasta, baru di pindah dan di tanam pada lahan persawahan.

Beragam benih padi varitas unggul tahan wereng(VUTW) telah tersedia dan di sediakan  oleh departemen pertanian. Kita tinggal membelinya di toko pertanian. Namun ada juga yang cukup menggunakan benih hasil panen yang lalu. Itu juga tidak mengapa. Namun lama kelamaan, kualitas pasti akan menurun dengan bercampurnya varitas padi lain pada saat tumbuh dan telah lamanya keturunan. Maka Perlunya di perbarui benih yang masih terjaga dari tercampurnya berbagai ragam jenis padi. Perlunya membeli benih padi dari dinas pertanian yang telah terseleksi denagn baik dan tergolong varitas unggul.

Untuk ukuran benih padi adalah kisaran 5kg untuk lahan sawah 1000m2 (panjang 50 meter, lebar 20 meter). Untuk ukuran media persemaian, 1kg benih padi, baiknya di sebar pada kisaran 2 x 3 meter lahan persemaian.

Bulir padi untuk benih, sebelumnya dalam keaadaan telah benar-benar kering. Bisa langsung di semai atau di sebar/ditabur merata pada media  khusus persemaian. Untuk hasil yang terbaik, maka benih dapat diseleksi dahulu. Diseleksi dengan cara direndam di air paba ember, lalu diseleksi/dipilih. Bila padi direndam maka  akan ada bulir padi yang mengapung, melayang, dan tenggelam. Yang mengapung dan melayang di air, di buang saja. Biarkan bulir padi yang tenggelam.  Rendamlah bulir padi yang telah terseleksi tadi ke-dalam air selama 24 jam, lalu ditiriskan dan di peram atau di bungkus rapat selama 24jam juga, lebih baik lagi gunakan dedaunan semisal daun pisang untuk membungkusnya. Cara ini membantu proses bulir padi untuk berkecambah.  Lalu benih siap di sebar pada media persemaian. Media ini adalah media tanah yang berkadar air jenuh/ banyak kandungan air namun air tidak menggenang. Media di buat bedengan-bedengan , agar benih tidak tergenang air, namun air masih berada di sekitar guna menjaga kelembaban tanah.

Setelah benih merata tersebar, untuk lebih menjaga kelembaban, benih bisa di tutup dengan abu batang padi, lalu ditutup jerami ataupun dedaunan. Di usahakan tiap hari di cek kelembabannya, kadar airnya. Maka setelah 2-3 hari benih mulai berkecambah. Hari berikutnya benih mulai tumbuh. Hari ke 5-6 singkirkanlah jerami atau dedaunan penutup benih tadi, agar benih tumbuh bebas keatas.

Setelah lebih dari seminggu atau masuk  hari ke 10-15, benih siap di tanam di lahan sawah yang telah di persiapkan.

Demikianlah mas – mbak tentang tatacara Tebar Benih Padi, semoga bermanfaat.

Gambar sawah

Panen Padi

Mas-mbak sekalian, inilah saat-saat yang di tunggu-tunggu para petani, ialah saat panen tiba. Bila padi terlihat telah menguning, bulir-bulir banyak yang menunduk adalah tanda-tanda padi telah tua, tiba saat untuk di panen. Bila secara hitungan hari telah 90 hari lebih. maka baiknya dan biasanya air telah di hentikan mengairi. Agar beberapa hari kedepan, tanah sedikit mengeras yang nantinya mempermudah saat proses pemanenan, kaki tidak mudah terperosok dan tidak membuat belepotan lumpur.

Kini, proses panen agak lebih cepat dari yang dulu-dulu. Dulu di anai-anai, ibu ibu memangkas dahan bagian atas sekitar satu jengkal telapak tangan, lalu di gilas dengan kaki. Ini jelas akan memakan waktu yang lama, namun kini sudah ada mesin perontok padi. Bahkan sebenarnya telah ada mesin modern pemanen padi dengan mesin, dengan memotong batang sekaligus merontokkan bulir padi. Tapi sayang belum sampai di tempat kami.

Proses panen padi yang konvensional dan manual adalah dengan memotong batang padi bagian bawah dengan sabit, di sisakan satu jengkal telapak tangan. Batang padi lalu di kumpulkan dan di gilas dengan alat penggilas yang kami namai dengan ” alat EREK”. alat penggilas berputar dengan cara di kayuh layaknya sepeda ontel, llha wong ada rantai dan pedal sepeda. Namun ada juga yang telah di pasangi dengan motor penggerak mesin bensin. Jadi banyak mengurangi tenaga kaki untuk mengayuh. Penggilas berputar dengan gerigi-gerigi dari paku menggilas dahan padi dan mrontokan bulir-bulir padi lepas dari dahannya, hingga bulir-bulir padi  jatuh ke depan dan bawahnya.

Setelah proses penggilasan selesai, maka akan  menyisakan tumpukan jerami, akan sangat beruntung bila ada yang mengambil untuk pakan ternak sapi, namun bila tidak jerami ya harus di jemur dan di bakar.

Bila proses penggilasan telah selesai, maka padi atau yang kita sebut dengan gabah basah akan menumpuk, lalu di kumpulkan dan di masukkan ke kantung-kantung agar mudah untuk membawanya. Bila gabah basah telah sampai rumah segera saja  di jemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Proses penjemuran padi/gabah hingga kering, membutuhkan waktu 3 hari.

 

Bila gabah atau padi telah benar-benar kering maka padi atau gabah bisa di proses giling untuk menjadikannya beras. Nah setelah menjadi beras, maka  siap untuk di masak ,, maka jadilah nasi untuk kita makan….hmmmm nyummy………