
Salah satu siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Paciran Lamongan membuat alat yang akan berbunyi jika kunci pengaman tersebut tak dikaitkan.
Sebuah inovasi kreatif dari kelompok siswa SMP yang peduli akan keselamatan berkendara khususnya pemotor dalam menggunakan Helm. Melihat fakta masih banyaknya pengendara sepeda motor yang tak mengaitkan kunci pengaman pada helm, siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 Paciran, Lamongan membuat alat yang akan berbunyi jika kunci pengaman tersebut tak dikaitkan.
Alat itu dilombakan pada International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) 2015 di Universita Islam Indonesia (UII).
BAGI pemotor, helm amat penting digunakan untuk melindungi kepala ketika berkendara. Sejumlah fakta membeberkan, pemicu luka fatal ketika terlibat kecelakaan adalah luka di kepala.
Sehingga pemerintah mewajibkan masyarakat memakai helm ketika bersepeda motor.
Selain itu, memakai helm ternyata juga ada persyaratannya. Selain ukurannya harus pas dengan kepala sang pemakai, pemakaian helm yang tepat adalah dengan mengaitkan kunci yang tersedia di helm tersebut.
Akan tetapi syarat itu terkadang diabaikan oleh banyak pengendara. Kunci pada helm seringkali tidak dikaitkan.
Melihat kenyataan itu, kelompok siswa dari SMP Muhammadiyah 12 Paciran Lamongan yang beranggotakan Rizal Maulana, Nizam Burhanuddin dan Rofiul Muzakki membuat alat pengingat jika kunci pada helm tidak dikaitkan.
Alat tersebut dilombakan pada International Islamic School Robot Olympiad (IISRO) 2015 di Universitas Islam Indonesia (UII).
Ketua kelompok ini, Rizal Maulana menuturkan, alatnya itu dia buat lantaran prihatin atas banyaknya masyarakat yang kadang mengesampingkan aturan mengaitkan kunci yang tersedia pada helm.
Cara kerjanya yakni ketika kunci tidak dikaitkan maka alarm yang tertanam pada helm akan berbunyi.
“Jika kunci pada helm itu tidak dikaitkan, alarm yang ditanam di helm akan berbunyi. Alarm itu akan berhenti berbunyi ketika kunci pada helm dikaitkan,” kata Rizal, sapaan akrabnya saat ditemui Tribun Jogja di UII, Kamis (20/8). (Bergabunglah dengan grup Netizen Report TRIBUN JOGJA)
Dia menambahkan, proses pembuatan alat ini hanya memakan waktu satu hari. Pun biaya yang ia keluarkan sangat murah yakni hanya Rp8 ribu, tidak termasuk helmnya.
Alat itu terdiri dari switch untuk mendeteksi bahwa kepala pengendara berada dalam helm dan untuk memastikan kuncinya sudah dikaitkan.
“Selain itu ada buzzer. Buzzer itu komponen yang ada dalam komputer, yang semisal ada yang tidak beres akan berbunyi. Juga tak lupa batu baterai seukuran baterai jam tangan,” kata siswa kelas VIII ini.
Bekas CPU
Untuk cara mendapatkan komponen itu, lanjut Rizal, buzzer didapat dari bekas CPU komputer yang tak terpakai di laboratorium sekolahnya. Kemudian untuk switch bisa didapat di toko elektronik dengan harga Rp 2 ribu.
Sedang batu baterai jam tangan bisa didapatkan di toko juga dengan harga sama dengan switch, yakni Rp 2 ribu.
Rizal pun berharap, karyanya ini dapat didukung oleh banyak pihak. Baik pemerintah maupun investor sehingga produk Rizal dapat dikomersilkan. Selain itu juga untuk menambah rasa aman bagi pengendara sepeda motor.
“Jadi penemuan ini tidak sia-sia jika dapat dinikmati banyak orang. Sering orang jatuh dari motor karena tidak dikaitkan kuncinya lalu helm lepas, kepala pengendara itu jadi luka parah,” jelas Rizal.
Well kita tunggu saja, respon dari pihak yang berkompeten akan keselamatan berkendara khususnya pemotor untuk menundak lanjuti inovasi yang kreatif ini.
sumber : http://www.tribunjogja.com

