‘Update’ Tebing Karang Ambrol : 3 Korban Telah Teridentifikasi

BREAKING NEWS: Ini Identitas Tiga Korban yang Berhasil Teridentifikasikusnantokarasan.com – Untung tak dapat diraih-malang tak dapat ditolak, itulah gambaran musibah bagi korban yang tertimpa tebing karang di Pantai Sadranan, di desa Sidoharjo, Tepus, Wonosari, Gunungkidul. Tak diduga tiba-tiba tebing karang sebesar rumah ambrol/runtuh menimpa beberapa orang /wisatawan yang sedang berada dibawahnya. Dan sanpai saat ini telah ada 3 korban yang telah berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polda DIY, berikut berita selengkapnya.
Tim Disaster Victim Identification ( DVI) Polda DIY berhasil mengidentifikasi tiga korban tewas dalam bencana runtuhnya tebing karang di Pantai Sadranan, Gunungkidul.

Sementara satu korban tewas lainnya hingga saat ini masih proses rekonsiliasi di ruang jenasah RSUD Wonosari.

Ketiga korban tewas yang sudah teridentifikasi yakni Joko Susanto ( 37) warga Dusun Logandeng, Desa Ngablak, Srumbung, Magelang, Risa Ummami (22) warga Dusun Logandeng, Desa Ngablak, Srumbung Magelang dan Deni Pinci Setiawan ( 23) warga Tempuran, Salaman, Magelang.

Sementara satu korban tewas lain yang belum bisa diidentifikasi berjenis perempuan. Saat ini tim DVI sedang mencocokan sidik jari dengan identitas orang yang diduga korban.

Selain itu juga mencocokan properti yang dikenakan korban dengan informasi yang disampaikan oleh keluarga korban.

“Sebenarnya sudah mengarah, tapi belum bisa disebutkan. Kita masih mengandalkan sidik jari,” kata Kepala Bidang Kedokteran Polda DIY, AKBP dr Nyoman Edi usai memimpin proses identifikasi korban di RSDU Wonosari, Kamis (18/6/2015) siang.

Dalam proses identifikasi ini menurut Nyoman, menggunakan dua metode yakni data medis dan data properti.
Data medis meliputi ciri fisik korban, mulai dari bekas luka, sidik jari, susunan gigi.

Sementara data properti berupa perlengkapan yang digunakan korban seperti pakaian, anting atau tatto.

Untuk mengidenstifikasi korban ini tim harus berhati-hati dan teliti mengingat kondisi korban dalam keadaan yang tidak utuh lagi.

“Seluruh korban yang sudah teridentifikasi semuanya sudah sesuai dengan ciri gambaran medis dan propertinya,” ungkapnya.

Nyoman mengimbau, bagi warga yang merasa kehilangan keluarga akibat bencana tebing ambrol di Pantai Sadranan diharapkan untuk segera melaporkan ke posko DVI yang ada di rumah sakit atau posko di Pantai Sadranan.

Dengan adanya informasi tersebut, nanti akan memudahkan pihak kepolisian dalam mengungkap indentitas korban.

(tribunjogja.com)

Mengapa Saat Ini Suhu Di Jogja Dingin Banget?

Ilustrasi (ci-odonk.blogspot.com)

Akhir-akhir ini suhu udara di Jogja dirasa begitu dingin hingga menusuk tulang. Ini memang menjadi siklus tahunan yang mana saat-saat seperti ini merupakan masuknya musim kemarau. Dan penyebab dinginya udara adalah karena pertumbuhan awan yang sedikit. Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Yogyakarta, saat ini suhu minimun di DIY mencapai 18 derajat Celcius.

“Saat dini hari mulai pukul 01.00 sampai 05.00 WIB, suhu di DIY berada di titik terendah 18 derajat Celcius. Kondisi ini diprediksi masih akan terjadi dalam beberapa minggu ke depan,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Yogyakarta Bambang Suryo Santoso didampingi Kasi Data dan Informasi Teguh Prasetyo, Rabu (17/06/2015).

Bambang mengatakan, saat ini wilayah DIY dan sejumlah daerah di sekitarnya masuk musim kemarau, dampaknya awan di atas langit Yogyakarta menjadi sangat sedikit. Kondisi tersebut mengakibatkan suhu panas yang diterima bumi langsung dipantulkan ke atas (atmosfer). Karena panas langsung dipantulkan (tidak ada penghalang), pada dini hari suhu menjadi terasa dingin.

“Meski kondisi ini tergolong normal, tapi masyarakat saya minta menyesuikan diri, supaya kesehatan tidak terganggu. Terlebih saat ini umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa, jadi harus cermat dalam mengatur pola makan supaya badan tetap fit,” terang Bambang.

Teguh menambahkan, saat ini musim kemarau di DIY cenderung kering, sebagai dampak dari adanya Elnino lemah sampai moderat. Adanya Elnino ini perlu disikapi secara bijak oleh masyarakat, di antaranya dengan melakukan penghematan air. Supaya saat puncak musim kemarau tidak terjadi kekurangan air. Selain itu bagi para petani, BMKG juga mengimbau agar lebih cermat dalam memilih jenis tanaman, supaya kerugian yang dialami bisa ditekan.

“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, kemarau tahun ini cenderung lebih kering. Untuk itu jauh-jauh hari kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan antisipasi,” jelas Teguh.

 

sumber: krjogja.com

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1436 H Untuk Wilayah Yogyakarta

Alhamdulillah Ramadan 1436 H kali serempak dimulai pada Hari ini Kamis (18/06/2015) di seluruh tanah air. Untuk memudahkan anda dalam beraktifitas ber-Ibadah di bulan suci ini, berikut jadwal imsakiyah dan waktu sholat Ramadan 1436 H/ 2015 untuk wilayah Yogyakarta,

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1436 H/ 2015 Untuk Wilayah Yogyakarta

Jadwal Imsakiyah Ramadan 1436 H/ 2015 Untuk Wilayah Yogyakarta

Berikut Korban Dari Tebing Karang Yang Ambrol Di Pantai Sadranan Gunungkidul

Inilah patahan tebeng karang yang ambrol di pantas Sadranan yang berada di Sidoharjo,  Tepus Wonosari Gunungkidul.

Inilah patahan tebeng karang yang ambrol di pantas Sadranan yang berada di Sidoharjo, Tepus Wonosari Gunungkidul.

Seperti yang telah saya beritakan sebelumnya bahwa telah terjadi musibah dimana sebuah tebing karang yang cukup besar ambrol dan menimpa beberapa wisatawan lokal. Berikut kabar sementara nama-nama korbannya Satu korban tewas teridentifikasi atas nama Joko Susanto(37), warga Dusun Logandeng Rt 02 Rw 02 Desa Ngablak, Srumbung, Kabupaten Magelang. Saat ini jenasah korban masih berada di RSUD Wonosari.
Sementara satu korban tewas lainnya yang sudah berada di RSUD Wonosari belum teridentifikasi. Selain korban tewas, RSUD Wonosari saat ini juga merawat dua korban luka.
Keduanya yakni Karwati (40) warga Dusun Bulu, Desa Bejiharjo, Karangmojo dan Ahmad Taufik (30) warga Dusun Logandeng, Ngablak, Srumbung, Magelang.
Karwati mengalami luka patah tulang tumit kiri dan saat ini dirawat di RSUD Wonosari. Sementara itu Ahmad Taufik mengalami luka patah tulang paha kiri.

Saat evakuasi korban

Saat evakuasi korban

 

Proses evakuasi menggunakan alt berat backhoe

Proses evakuasi menggunakan alt berat backhoe

Sedangkan korban tewas yang masih terjepit hingga saat ini belum bisa dievakuasi. Operator alat berat saat ini sedang mengganti sekop backhoe dengan breaker.

Operator backhoe kesulitan untuk menyingkirkan batu karena ukurannya sangat besar.

Dan Proses evakuasi terhadap korban yang masih terjepit di bawah reruntuhan terus dilakukan oleh petugas gabungan.

Hingga pukul 21.30, mesin backhoe masih terus memecah batu berukuran raksasa yang menimpa seluruh korban

Proses pemecahan batu sendiri sedikit mengalami kendala karena cukup keras.

Sejak batu mulai dipecah sekitar pukul 20.30 Wib, operator backhoe baru bisa memecah sepertiga bongkahan batu.Sementara itu, tubuh salah satu korban yang masih tertimpa batu mulai terlihat. Namun jenasah belum bisa dievakuasi karena karena masih terjepit.

Selain terkendala kerasnya batu, proses evakuasi sendiri terkendala air laut yang mulai pasang. Air laut mulai masuk ke bawah batu karang yang ambrol.

Inilah Foto Patahan Tebing Longsor Pantai Sadranan

Proses evakuasi terhadap korban ambrolnya tebing di Pantai Sadranan menarik perhatian warga. Ratusan warga sejak sore hari memadati lokasi kejadian.

Untuk mencegah warga mendekat ke lokasi kejadian, petugas kepolisian memasang garis polisi. Sementara petugas SAR dan kepolisian terus berjaga di sekitar lokasi kejadian.

Tim DVI Polda DIY sendiri telah bersiap di lokasi kejadian untuk mengevakuasi korban yang kondisinya cukup mengenaskan.

(tribunjogja.com)