Rejeban, Sebuah Peringatan Isra’ Mi’raj Di Masjid Gedhe Kauman Keraton Yogyakarta

Dua gunungan buah dengan burung Buraq terbuat dari kulit jeruk bali. (Foto: Harminanto)

Tak dapat dipungkiri Keraton Yogyakarta merupakan sebuah Keraton yang berbasis atau berpedoman agama Islam, hanya saja dikarenakan berada ditanah jawa dan merupakan keturunan Kerajaan Asli Jawa, maka bisa dikatakan perpaduan budaya jawa dan Islam melekat erat pada Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang ada pada tahun 1755, sebagai penerus kerajaan Mataram Islam.

Jadi setiap hari raya maupun hari besar Islam selalu diperingati dan dirayakan dengan meriah. Jadi mempunyai kesan mendalam yang bisa diartikan sebagai syiar.

Seperti pada hari ini yang bertepatan dengan 27 Rajab, dimana diperingati sebagai hari Isra’ Mi’raj 1436H. Sejak sehari sebelumnya yakni hari Jum’at kemarin (15/5)  Dua Burung Buraq yang terbuat dari kulit jeruk bali, petang kemarin diusung oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman. Sebuah prosesi yang telah ratusan tahun dilakukan di Kraton Yogyakarta ini disebut dengan Rejeban Peksi Buraq.

Dua puluhan abdi dalem Kaji Selusin dan Suronoto mengantarkan kedua gunungan buah-buahan di mana diatasnya terdapat burung Buraq yang terbuat dari kulit jeruk bali. Di bawah Buraq ada beberapa macam buah seperti manggis, rambutan dan juga tebu yang memiliki makna tersendiri.

“Tebu di sini melambangkan kata Tebu, Manteping Kalbu yang artinya kemantapan hati dalam beriman. Kita percaya meskipun tidak melihat secara langsung, di situlah makna yang luar biasa,” ungkap salah satu abdi dalem Modin Masjid Gede, Mas Gatot kepada KRjogja.com.

Hal itu pulalah yang kemudian menjadikan simbol Burung Buraq yang juga merupakan tunggangan Rasulallah selalu dibuat hingga saat ini. Buah-buahan pun menyimbolkan kesejahteraan yang akan didapat oleh orang yang beriman dan percaya. “Siapapun yang percaya pastinya akan menuai berkah,” imbuhnya.

Malam nanti, di Masjid Gede akan diadakan pengajian yang akan diikuti oleh jamaah dari berbagai tempat. “Nanti akan diperdengarkan risalah Isra Miraj yang akan disampaikan oleh Penghulu Masjid dan akan dimulai selepas Isya,” imbuhnya lagi.

Senada, Mas Bekel Muh Susmono mengatakan jika dalam rangkaian dua buah gunungan buah dan Burung Buraq, ada pula empat pohon dengan bunga yang berwarna-warni. “Itu semua menyimbolkan kehidupan yang penuh warna, ada merah, putih dan banyak warna lainnya, itu disimbolkan dengan pohon ini,” ungkapnya.

Seusai pengajian malam nanti, seluruh gunungan berupa buah akan dibagikan pada seluruh jamaah yang hadir. “Semua yang bisa dimakan akan dibagikan pada seluruh jamaah yang hadir, karena semua berhak menerima berkah,” tutupnya.

 

Demikian sebuah berita menarik yang berhasil saya himpun dari krjogja.com, jadi jika saat ini anda warga Jogja maupun warga luar Jogja yang sedang liburan di Jogja silahkan merapat ke halaman Masjid gede Kauman yang berada di sebelah Barat-Laut Keraton Yogyakarta.

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta "Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta " Kagungan Dalen Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun  pada 29 Mei 1773

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta “Masjid Raya Daerah Istimewa Yogyakarta ” Kagungan Dalen Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibangun pada 29 Mei 1773

 

….