“DiablONE” Si Urbancruise Sepeda Listrik Italjet, Berikut Data Teknis-nya

URBANCRUISE

DiablOne  merupakan sepeda listrik pertama yang memakai tapak lebar dan berroda besar, yang banyak ditiru oleh produsen lain sekarang ini, menjadikan kebanggaan tersendiri bagi Italjet.

Diablone dibuat dengan teknologi tinggi; sebuah sepeda listrik bergaya urbancruise, seluruhnya dibuat di Italia, terlahir untuk berdiri gagah dan berkesan siapapun patut mencobanya. Model tahunan, porok denagn per dan bagian ban besar menjadikan DiablONE sebagai sepeda listrik dibuat di Itali telah terbuka.

Sekali lagi, DiablONE merupakan sebuah pangsa pasar segmen baru roda-dua.

Berikut foto detailnya:

_MG_6377_MG_6378_MG_6379_MG_6380_MG_6382_MG_6384_MG_6385_MG_6387_MG_6389_MG_6391packpneu

 

Dan berikut data teknis-nya :

Ramgka Besi, rangka Hydroforming
Porok Per dengan per ganda dan 4 bearing
Lampu depan
logam campuran
Setang
baja, W=695mm
Pegangan tangan
kulit
Pemindah gigi
NuVinci  N360B-C-SV-01
Gear depan
42Tx170L,CP teeth, alloy crank, PL-244A-2
Rantai
KMC,sivler
Freewheel Gear belakang
19T, NuVinci
Pedal  Logam campuran anodized hitam
Pengngkit rem
Tuas rem dengan sensor rem Tektro electric
Rem depan
Rem-cakram Tektro hydraulic D 180mm
Rem belakang
Rem cakram Tektro mechanic  D 180mm
Bos NuVinci  N360H-C225-SV

Jari-jari

12G/13G, stainless spokes
Pelek Double wall,H=18mm alloy, 26″x45mm
Ban
Vee Rubber, 26″x3.5
Ban dalam
Vee Rubber, 26″x3.5
Tonggak tempat duduk
Besi
Sedel Brooks Flyer
Dudukan tempat duduk
Sekrup dengan sendi ganda segi enam
Standar kaki
Berada di porok belakang yang bisa distel
Selebor Baja(dalam berbagai pilihan)
Tutup rantai
Baja, tipe-F
Motor  8Fun,36Vx250W,brushless front motor, kecepatan<25km/H
Pengontrol 36Vx250W,5-steps,magnetic sensor,alloy case,painting
Layar
KM5S LCD,5-steps
Baterai Headway 36V – 17,3 A Lithium Ion

Pengisian

42V 3A
Kotak Baterai
Menempel di rangka
Lampu Lampu depan, daya dari baterai utama; lampu belakang di sisi kiri dengan sell didalamnya.
Sensor  magnetic sensor,12point
Bell  Electronic horn
Jarak tempuh
Dari 70 – 90 Km
Waktu pengisian baterai
4 jam

   Asal

BUATAN  ITALY

…..Untuk harga DiablOne dibanderol dengan Rp 47,9 juta bisa anda hubungi sales Garansindo terdekat di kota anda atau kunjungi situsnya http://www.garansindo.com untuk tempat sales Italjet.

sumber : http://italjet.com/index.php/en/diablone-2

“Ascot” Sepeda-Listrik Klasik Dari Italjet, Berikut Spesifikasinya

UNIK & EKSKLUSIF

Dengan Ascot, Italjet mencoba menghadirkan sebuah sepeda listrik  yang eksklusif, yang pastinya dibuat dalam model klasik, dengan bahan-bahan  terbaik  dan komponen teknologi terkini.

Menjalin kerja sama dengan jagoan pengrajin kulit Italia yang terkenal diseluruh dunia, komponen dari alumunium yang di kerjakan secara manual, dibuat per-bagian yang unik secara berbeda, yang telah bertanya pula pada perusahaan Italia lama, untuk membuat selebor yang di keling dengan menggunakan tangan, dalam pembuatan setiap pesanan produk juga begitu berhati-hati dalam desain asli dan teknologi terdepan.

Maka dari itu tidak salah jika Ascot dibanderol dengan harga yang mahal yang sesuai, yakni kisaran 45 juta ke atas, untuk pemesanan anda bisa menghubungi kantor sales yang ada di kota anda atau kota terdekat  yang bisa anda lihat di website http://www.garansindo.com

Berikut gambar detailnya:

_MG_3813_MG_3820_MG_3823_MG_3825_MG_3826_MG_3828_MG_3829_MG_3830_MG_3832_MG_3840_MG_3867_MG_3870_MG_6399_MG_6403_MG_6405_MG_6408_MG_6410_MG_6412_MG_6419_MG_6431

Dan berikut Data Teknis-nya:

Rangka Rangka campuran dengan tas kulit yang digabungkan dibuat di Italia oleh  A.G. Spalding & Bros.
Porok depan
Dengan kawat ganda, per kroom ganda, dan 4 leker, desain paten Italjet
Setang logam campuran
Batang tangkai
logam krom, lebar=630mm
Pegangan Kulit
Perpindahan gigi
NuVinci  N360B-C-SV-01
Gear  depan
42Tx170L, gigi CP , logam engkol,
Rantai Kmc,gold
Gear belakang
20T, NuVinci
Pedal  Campuran
Tuas Rem
Tectro dengan sensor rem
Rem depan
Rem cakram D 203mm
 Rem belakang
Rem cakram D 180mm
Bos
NuVinci N360B-36SV-DC-12 N360 CVP BULK
Jari-jari 12G/13G, stainless spoke, copper nipple
Pelek
Double wall alloy, 24x45mm
Ban
24×3,00 ban warna coklat
Ban dalam
24″x 1,75/2,25
Tonggak tempat duduk
Ada suspensinya
Sedel Brooks Flyer
Penjepit tempat duduk
Alloy Campuran dengan skrup kunci
Kaki Standar URSUS bercampur di sisi kanan yang dapat di setel
 Selebor Baja dikuas dengan tangan
Tutup rantai
Dipoles dengan tangan dengan krom dop
Motor  8Fun,36Vx250W,brushless front motor, kecepatan<25km/H
Pengaturan
36Vx250W, terbungkus
Layar
KM5S LCD,5-langkah, dibungkus kulit
Baterai 36Vx13,2 Ah lithium ion dapat dikeluarkan
Pengisian
42V 3A
Kotak baterai
Campuran
Lampu depan
Halogen 15W
Lampu belakang
LED dengan sell baterai
Sensor Pas Magnetic sensor,12point
Bell  Vimntage style in brass made by full
Jarak tempuh
Dari 50 hingga 70 Km
Waktu mengisi baterai
4 jam
Asal Buatan ITALIA

Demikian semoga bermanfaat.

 

sumber : http://italjet.com/index.php/en/ascot-2

‘APILL’ Khusus Sepeda Segera Dipasang Di Jogja

Memberikan rasa aman dan adil bagi seluruh pengguna jalan, dengan dipasangnya rambu-rambu lalu-lintas yakni Alat pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL) khusus untuk sepeda di seputar jalanan kota Yogyakarta.

Dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Yogyakarta bakal menyediakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) khusus untuk mengatur sepeda dan kendaraan tak bermotor. Rambu berupa lampu dua aspek itu bakal diujicobakan di enam titik persimpangan.

APILL berupa trafic light yang selama ini terpasang di tiap persimpangan lebih diperuntukkan bagi kendaraan bermotor. Terdapat tiga lampu yakni merah, kuning dan hijau. “Kalau yang khusus untuk sepeda dan kendaraan tidak bermotor ini hanya dua lampu, yakni merah dan hijau. Nanti akan dipasang beriringan dengan trafic light,” ungkap Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dishub Kota Yogyakarta, Windarto Koeswandono, Rabu (9/9/2015).

Ditargetkan, APILL khusus sepeda tersebut baru akan terpasang akhir tahun. Saat ini Dishub masih melakukan proses pelelangan lantaran alokasinya mencapai Rp 468,4 juta. Enam titik pemasangan itu rencananya akan diterapkan di simpang Gondomanan dan Pojok Beteng Timur.

Windarto menambahkan, APILL tersebut akan ditempel simbol sepeda guna membedakan trafic light kendaraan bermotor. Nyala lampu hijau pada APILL khusus sepeda juga bakal lebih awal dibanding untuk kendaraan bermotor. Hal ini guna menyesuaikan akselerasi kendaraan tak bermotor agar tidak tertinggal. “Selisihnya hanya sekian detik. Faktor keamanan bagi pesepeda juga lebih terjamin,” imbuhnya.

Selain itu, ruang tunggu sepeda yang sudah tersedia di seluruh persimpangan juga bakal dicat ulang. Perawatan rencananya baru akan dilakukan bulan depan setelah pekerjaan pengaspalan jalan selesai dilakukan. Windarto berharap, kendati Kota Yogyakarta belum memiliki payung hukum berupa perda yang khusus melindungi pengguna sepeda, namun infrastruktur yang ia siapkan seharusnya tetap dimanfaatkan.

Selama ini, baik seluruh pengguna jalan baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor pun sebenarnya sudah dinaungi Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam undang-undang tersebut, pemerintah memiliki kewajiban untuk memfasilitasi setiap pengguna jalan.

 

sumber : http://www.krjogja.com

Digelar Kejuaraan Sepeda ‘Asean Cup Mountain Bike 2015’ Di Yogyakarta

Inilah sosok Exa Raudina Khoiroti, siap menjuarai Asean Cup Mountain Bike 2015, beri dukunganny yach !!! (gambar : Harminanto)

 

Sebanyak 250 pesepeda mountain bike se-ASEAN akan mengikuti kejuaraan downhill dan cross country dalam event ASEAN Cup MTB selama tiga hari mulai Jumat (24/4) hingga Minggu (26/4) di Kawasan Bumi Perkemahan Wonogondang, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.

ASEAN Cup MTB kali ini merupakan seri kedua setelah yang pertama diselenggarakan di Cebu Filipina tahun 2014 silam dan diselenggarakan oleh Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) DIY.

Ketua Umum Pengprov ISSI DIY, Rifa’n Tsaqif As Sadad mengatakan, dalam Asean MTB Cup 2014 silam Indonesia mengirimkan atlet balap sepeda, yaitu Nurwarsito dan Exa Raudina Khoiroti yang merupakan atlet sepeda downhill dari Yogyakarta.

Keduanya berhasil meraih medali emas di dua kelas yang paling bergengsi yaitu Woman Elite dan Men Elite.

“Atas keberhasilan tersebut Ketua Union Cycliste Internationale (UCI) kemudian menunjuk Indonesia sebagai penyelenggara Asean Cup Mountain Bike 2015,” ujarnya pada Kamis (23/4).

Kegiatan tersebut bertujuan untuk melaksanakan agenda Union Cycliste Internationale (UCI) sehingga pesepeda Indonesia dan Asia Tenggara memperoleh UCI point sehingga dapat mengikuti kejuaraan-kejuaraan dunia.

Kegiatan ini juga untuk mengakomodasi olah raga balap sepeda baik untuk prestasi maupun hobby di kelas downhill maupun cross country, mengenalkan dan memasarkan potensi alam dan budaya Indonesia khususnya Yogyakarta.

Event ini diharapkan dapat memberikan hiburan dan wawasan kepada masyarakat, serta menjadikan event tahunan sehingga bisa menjadi destinasi wisata.

Demikian sekilas tentang kejuaraan sepeda downhill dan cross country tingkat asean 2015 yang diadakan di Yogyakarta, semoga bermanfaat.

 

sember berita : tribunjogja.com, sumber foto : krjogja.com

Selis=Sepeda Listrik Buatan ‘Italjet’ Dan Sejarah Pembuatnya

kusnantokarasan.com – Ini bukan sepeda listrik lokal yang harganya terjangkau, tapi ini sepeda buatan Turin-Italia yang penuh dengan sejarah pembuatnya Leopoldo Tartarini, karena harga selis (sepeda listrik ) ini Rp 45-50  juta Bro, wew mihil ya, mending belii CBR, tapi tunggu dulu lihatlah sejarah sang pembuatnya dulu, begitu penuh liku dan dunia balap roda dua, dan lihat juga selisnya mantab bro, dan lagi memang sepeda listrik/ E-Bike di peruntukkan pada kelas premium, berikut kutipannya dari detikoto,

-Produsen motor Italia, Italjet, akan masuk ke Indonesia. Kendaraannya memang bukan motor, tetapi sepeda listrik. Siapa sih Italjet, kenapa merek premium Italia ini mau masuk Indonesia?

Export Manager Italjet Riccardo Tartarini serta Presiden dan CEO Italjet, Massimo Tartarini bercerita panjang lebar bergantian soal perusahaannya.

Ceritanya bermula dari passion keluarga mereka. Dari sang kakek, sampai ayah mereka Leopoldo Tartarini, DNA balapan sambil naik motor sudah ada dalam diri mereka. Ayah mereka sempat dilarang balapan oleh orangtuanya. Namun ketika orangtua meninggal saat Leopoldo berumur 19 tahun, Leopoldo mulai kembali menekuni balapan motor.

Dia pernah membalap untuk tim Benelli dan Ducati. Dan menjadi salah satu pebalap legendaris di Italia yang memenangkan balapan jarak jauh dari Milan ke Taranto, Italia sejauh sekitar 1.000 km.

Menggunakan motor yang framenya dibuat sendiri dan mesin BSA dia akhirnya menang di tahun 1952. Leopoldo kemudian memenangi balapan lagi di Bologna pada 1953 dan di tahun berikutnya menggunakan Benelli. Sebelum di tahun 1954-1955 dia membalap untuk Ducati.

“Dia pakai mesin 125 cc saat pebalap lain pakai mesin 600, 750 cc. Itu jadi headline di surat kabar saat itu,” ujar Riccardo.

Selain membalap, Leopoldo juga mendesain motor-motor untuk Ducati. Yang paling populer adalah Ducati Scrambler model pertama.

Tetapi kecelakaan fatal yang mematahkan punggung Leopoldo praktis membuat karir balapannya usai. Leopoldo harus menggunakan kursi roda.

“Motor yang dikendarai Leopoldo loncat dari jembatan, dan tertahan oleh pohon. Dia kemudian patah punggung. Tetapi dia tidak pernah nyerah, dia terus mencoba pulih. Setelah 6 bulan akhirnya bisa pulih, namun tidak pernah bisa membalap lagi, karena dilarang oleh federasi motor Italia,” ujarnya.

Leopoldo pun kemudian nganggur. Daripada berdiam diri saja, saat kucuran uang sponsor dari Ducati masih banyak, dia kemudian memilih melakukan perjalanan keliling dunia sejauh hampir 60.000 km pada tahun 1957 mengendarai Ducati 175 dan pernah memasuki Indonesia juga.

“Saat itu tidak ada telepon, tidak ada telekomunikasi, saat itu di Indonesia tengah ada revolusi. Dia sempat dimasukkan ke penjara selama seminggu karena disangka orang Belanda,” ujar Massimo sambil tertawa.

Setelah berkeliling dunia, Leopoldo akhirnya menekuni lagi motor dan memutuskan untuk memproduksi motor sendiri dengan merek Italjet dengan pabrik di Bologna pada tahun 1959. Bologna sendiri terkenal dengan pabrik kendaraannya. Total ada 50 pabrikan dengan nama besar seperti Ferrari, Lamborghini.

“Leopoldo Tartarini menekankan perusahaannya harus sebuah perusahaan internasional perusahaan, dia tidak hanya ingin motor untuk Italia tetapi untuk seluruh dunia. 10 persen di Italia, 90 persen di luar negeri,” ujar Massimo.

Leopoldo akhirnya menyerahkan perusahaan itu untuk dikelola si anak, Massimo. Setelah beberapa tahun fokus di skuter dan motor mini yang merupakan mainan pertama, Italjet memutuskan untuk memproduksi sepeda listrik.

“Massimo yang buat model pertama. Di benak saya, roda dua itu harus ada mesinnya,” ujar Riccardo.

Ternyata orang-orang suka dengan sepeda listrik Italjet. Dalam satu bulan terjual 350 unit di tahun pertama.

“Kami terus melakukan perbaikan pada prototipe, awalnya baterai di belakang, jadi agak susah untuk digenjot. Jadi secara bertahap sepeda terus diperbaiki,” ujar Riccardo.

“E-bike kami seperti motor tetapi listrik. Sekarang orang sudah mulai meniru. Kami tidak peduli dengan hal itu, karena itu berarti pesaing kami sudah ada di belakang kami,” ujarnya.

Sepeda listrik itu dikembangkan pertama kali pada 4 tahun lalu. Sepeda bisa digenjot sejauh hampir 80 km dengan waktu pengisian baterai sekitar 4 jam. Saat detikOto mengendarainya, sepeda ini sangat asyik. Dua kali genjot maka sepeda akan langsung berjalan sendiri.

Begitu pula saat berada di tanjakan, keringat pun tak ada, karena sepeda ini langsung menapaki tanjakan dengan mudah. Ketika dijual di Indonesia, harga sepeda mencapai sekitar Rp 45-50 juta.

Mantra

Agung Kurniawan – Mantra, model baru Italjet yang baru mau diproduksi massal mulai Juni atau Juli 2015.

 

Riccardo Tartarini, Kepala Divisi Ekspor Italjet menjelaskan, E-Bike merupakan tren baru di kalangan pesepeda di dunia. Keunggulan Italjet E-Bike menawarkan produk premium dengan sentuhan nilai seni tinggi, karena beberapa bagian desain sasisnya diproduksi dengan tangan.

Agung Kurniawan Italjet Diablone, salah satu model terlaris E-Bike dari Italia. "Dulu kami yang

Agung Kurniawan – Italjet Diablone, salah satu model terlaris E-Bike dari Italia.
“Dulu kami yang

“Dulu kami yang pertama memutuskan untuk menggunakan ban lebar untuk sepeda, semua orang sempat menertawakan. Tapi, sekarang semua mengikuti tren ini,” cetus Massimo Tartarini, CEO Italjet.

Italjet E-Bike memiliki desain unik dengan nuansa retro dengan aksen rendah bergaya “low rider“. Sepeda ini dilengkapi dengan motor listrik berkekuatan 350 watt, memungkinkan dikayuh sampai kecepatan maksimum 32 kpj di luar tenaga kayuh. Baterainya sudah lithium-ion, sehingga pengisian tenaga bisa dilakukan kapan saja.

“Ketika baterai terisi penuh, untuk Indonesia bisa nempuh jarak 90-100 km. Pengisian baterai dari kosong sampai penuh butuh waktu sekitar 4 jam,” imbuh Riccardo di Turin, Italia, Jumat (6/3/2015).

Total, sudah ada empat model yang diproduksi massal oleh Italjet dalam empat tahun terakhir, yakni Diablone, Angel, Ascot Sport, dan Ascot Classic. Mulai Juni, Italjet juga sudah mengembangkan satu tambahan model baru, Mantra.

PT Garansindo Inter Global kembali membuat gebrakan baru dengan menambah lini produk yang dipasarkannya, mulai paruh kedua 2015. Kali ini, perusahaan lokal yang juga berstatus ATPM Jeep, Fiat, dan Chrysler di Indonesia ini merambah ke pasar sepeda motor elektrik (E-Bike) Italjet.

Sesuai namanya, Italjet merupakan produsen sepeda motor asal Italia. Merek ini sudah eksis sejak tahun 1959 dan dalam empat tahun terakhir mulai merambah pasar sepeda elektrik (E-Bike). Ternyata, “mainan” baru ini mendapat respon bagus di pasar terutama Eropa.

Kini, Italjet E-Bike terus mengembangkan jaringan pemasaran di seluruh dunia, salah satunya Indonesia dengan menggandeng perusahaan lokal. “Kalau ibarat mobil, E-Bike Italjet ini seperti Lamborghini-nya sepeda, jadi segmennya premium,” jelas Muhammad Al Abdullah, CEO Garansindo di Turin, Jumat (6/3/2015).

s

Agung Kurniawan – Ada empat model E-Bike Italjet yang sudah diproduksi dan kini sudah disiapkan tambahan model barunya lagi.

Di Eropa, Italjet menawarkan E-Bike dalam lima model berbeda, Diablone, Angel, Ascot Sport, dan Ascot Classic. Keempatnya menyasar pada segmen premium, menawarkan sensasi baru berkendara sepeda. Riccardo Tartarini, Kepala Divisi Ekspor Italjet mengaku berhasil menjual 500 unit E-Bike setiap bulan.

Di negara asalnya, Italjet menawarkan E-Bike dengan banderol mulai 2.800 euro atau Rp 39,7 juta. Untuk Indonesia, Al masih belum mau membeberkan bocorannya, tapi merencanakan mulai memasarkan produk ini mulai Juni atau Juli 2015 mendatang.

“Soal harga, akan ditentukan ketika nanti diluncurkan, yang pasti kami menyasar segmen premium,” tutup Al.

Memang keren sepeda listrik atau E-Bike buatan  Italjet ini yach

Memang keren sepeda listrik atau E-Bike buatan Italjet ini yach

 

sumber : detikOto.com & kompas.com