Njajal Suzuki GSX-R 150 (Day 3/ final)

Suzuki GSX-R 150 saat berada di Imogiri

Setelah kurang lebih 5 hari ‘jalan bareng’ bersama si penerus generasi Suzuki RGR ini, saya bisa menarik beberapa kesimpulan mengenai motor ini. Dengan menilik juga penilaian dari orang-orang sekitar. Dan pastinya dengan keterbatasan pengetahuan saya sebagai orang awam saja yang tidak melek akan mesin, teknis dan lainnya saja.
Dan juga akan saya simpulkan pula konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan oleh si GSX-R ini.

Ok, lets begin

Performa & Power

Setelah mengendarai si GSX-R 150 berkubikasi mesin 147cc di daerah pegunungan (jalanan naik-turun & berkelok) , penggunaan harian (jalan rata & salip kendaraan lain). Di pegunungan cukup mumpuni, kuat menanjak dengan gigi 3,  Aksekerasi juga terbilang responsip . Di daratan eh di jalan rata, motor ini taste ber-power begitu besar, seperti motor berkubikasi 250. Power atau tenaga, boleh dibilang cukup melimpah, enak buat diajak lari 100 km/j , itu pun juga pada gigi 5, dan kemarin jarang banget gunakan gigi teratas atau gigi 6.

Handling

Dengan postur tubuh saya yang minimalis, tinggi 160cm berat badan 60kg, memgendarai motor dengan tinggi jok 785mm, memang sedikit rada jinjit kaki untuk menapak tanah, sedang bobot mesin motor ini 131kg. Boleh dibilang rada sedikit kesusahan untuk men-syahrinikan….😁 eh maksudnya me maju_mundur kan motor ini dalam keadaan mesin mati, atau disaat memarkirkan. Tapi saat mesin sudah menyala atau saat melaju, baik saat di jalan rata saat menyalip, zig-zag diantara kendaraan lain, ataupun saat melibas tikungan dan naik_turun di jalana pegunungan , motor ini cukup nurut, bisa dikata gampang dihandle/ dikendalikan.

 

Riding position

Motor ini basic nya sport fairing murni,  atau berbasis motir balap, jadi model dibuat sedemikian rupa menyerupai motor balap (yang digunakan balap di / lintasan/ sirkuit). Tinggi stang dibuat underyoke atau tingginya sejajar dengan tempat duduk, jadi otomatis badan condong kedepan. Begitu pula footsteep, di letakkan sedikit kebelakang, jadi posisi kaki sedikit menekuk ke belakang (style Racing),   untuk menikung dan gaya balap (melaju kencang) dengan hal tersebut, menurut saya terasa sangat nyaman atau suport sekali. Hanya saja dengan  begitu, beban badan tertumpu di tangan terutama pada pergelagan tangan, sedikit cepat pegal.

 

Konsumsi bbm

Selama penggunaan sejauh 245 km, saya mengisi  bahan bakar minya jenis pertamax sebayak 6,7 , jadi jika dibagi satu liternya mampu untuk sejauh rata-rata 36 km, CWIIW aaya menggunakan metode full to full.

Penilaian orang

Banyak orang awam terkesima dengan desain motor ini, didukung dengan warna biru juga kali ya, jadi sepertinya lekukan begitu jelas terlihat racy, eksotik. Meskipun desain  lampu depan model single, yang mana sat ini sedang tren-nya namun tida megurangi nilai. 

Harga

Setelah mengetahui harganya (29 juta OTT Jogja), tanggapa dari orang sekitar (teman, tetangga , orang tua), mereka berujar, “harganya cukup bersahabat (murah)”, lha simbok saya yang tidak tau harga motor wae bilang gitu je…

Fitur

Ada banyak ditur modern dan canggih di motor ini, meskipun segi harga murah tapi tidak murahan to. Lampu depan sudah LCD, dan sudah sistem otomatis menyala dikala knop kunci kontak di posisi kan on (meski mesin belum menyala). Bentuk dashboard speedometer cukup menarik, seperti model padamotor MotoGP, proporsional, tidak terlau kecil maupun terlalu besar dan mudah terbaca. Ada jam-nya, ada peringatan ganti oli, lampu petunjuk turn_signal terpisah, meminimalisir lupa kembali posisi netral. Ada petunjuk gigi persneling,  Speed pastinya.

Speedometer Suzuki GSX-R 150

Dan fitur yang modern dan hanya dimiliki Suzuki GSX-R 150 adalah model kunci kontak knop (keyless) dan plus remote, uniknya motor tidak bisa dinyalakan (knop tida bisa diputar pada posisi ‘on’) bila remote lebih dari radius 1 meter, akan tetapi remote nya mampu bekerja pada radius 50 meter untuk menyalakan lampu-lampu atau sistem alarm, guna memudahkan pencarian motor, semisal di tempat parkiran. Meskipun keyless, knop kunci kontak bisa dilepas untuk membuka tangki bbm dan bagasi pada jok belakang (single seat).

Knop kunci kontak Suzuki GSX-R 150 dan remote

Satu fitur yang patut saya acungi jempol adalah easy start system-nya, yakni sekali pencet tombol starter, maka mesin langsung menyala.

Sekali pencet tombol mesin langsung menyala karena easy start system Suzuki GSX-R 150

 

Suka- tidak suka

Seperti yang saya bilang diatas bahwa basic motor ini adalah modelnya murni sport (opini saya) , untuk berkendara sendirian sangat cocok, saya sangat suka sekali, gaya dan bentuk sangat lah mendukung. Hanya saja bila untuk melibatkan pihak kedua atau ketiga atau untuk berboncengan keluarga maksudnya, dengan jok terpisah dan terpaut tinggi jok antar pengendara dan pebonceng, boleh dibilang kurang ‘friendly’ alias kurang bersahabat. Tapi mungkin  untuk pasutri muda yang belum punya anak wah pasti cocok, lebih romantis. …😘

 

Well, demikianlah sedikit review atau ulasan saya pada motor Suzuki GSX-R 150, semoga bermafaat.

(Thanks to Pak Eko, &  Pak Bangun , Suzuki Indojaya Gejayan)

 

Njajal Suzuki GSX-R 150 (Day 1)

Jembatan Getas –

Sepertinya cen rodo telat iki (karena motor ini sudah diperkenalkan awal tahun 2017), tapi yo wis ben duwe bojo sik galak . guna mengobati rasa penasaran, yang konon kabarnya motor ini luar biasa tenaganya.

Dan baru hari Senin (16/10) ini akhirnya dapat pinjaman unit Suzuki GSX-R warna birunya cinta eh livery motogp ….
Lebih mantab nih sesuai ekpektasi …

Well keluar dari kandangnya di Suzuki Indojaya Gejayan( Jl. Affandi, Condongcatur) ke arah  utara  isi bensin dulu ,( pertamax pastinya dan full_tank guna mengetahui berapa konsumsi bbmnya) dan masuk Ringroad utara eh sekarang Jl. Padjadjaran ding, terus melaju di atas jalan ini belok kekanan atau ke selatan hingga bertemu jl. Solo. Lalu ambil kiri. Na sisini ena nih melaju agak kenceng, dimana ga begitu kerasa kencang karena lawannya mobil-mobil pribadi maupin bus AKDP AKAP…

Sampailah Prambanan, lalu ambil kanan masuk.Jl. Prambanan-Piyungan, disini ga begitu nyaman karena jalan tidak rata/ mulus meskipun rada sepi naun ga bisa melaju kencang. Dan sampailah di simpang tiga Piyungan, ambil kanan masuk Jl wonsa Wonosari. Duh kangen akan jalan ini yang menanjak dan berkelok. Dah lama ga lewat jalan ini jadi lupakarakter jalan dan juga baru pertama kali menaiki motor ini. Jasi sesekali melebar, tapi masih under control, karena sepertinya memag mudah juga sih dikendalikan. Tapi menurut saya karakter si GSX-R ini racy, atau berkarakter sirkuit,  jadi enak buat nikung dengan gaya merebahkan badan bukan model zig-zag, karena agak terasa berat didepan. Riding position atau ergonominya juga tergolong racy, katena foot_step agak kebelakang, jadi kaki sefikit menekuk, jadi enak buat nikung-nikung dan melaju sedikit kencang. 

***

Stop sebentar di bukit bintang, stop lagi di icon Gunungkidul, juga di kebun bunga amarilis yang lagi.

Di bukit bintang Piyungan Bantul

Saat melintas icon landmark Gunungkidul

Selfie di kebun bunga Amarylis

***

Lanjuut gass ke arah Wonosari, tapi aku berencana akan ambil kanan ke arah rumah/ Bantul. Setelah lepas lanud Gading, ada pertigaan saya ambil kanan, ke arah kota Dlingo, lalu ke arah desa Terong, lanjut ke dusun Munthuk, melewati obyek wisata Puncak Becici, Tama Pinus Asri, Hutan Pinus, Jalan Imogiri ke arah Barat,  Sampai deh rumah.

Saat melintas di puncak Becici

Saat melintas di Taman Punus Asri

Di Hutan Pinus Mangunan

***

Luar biasa untuk siang hingga sore Senin kemarin, baru pertama langsung digeber naik gunung, baru sedikit dapat feel nya. Torsi terasa cukup besar untuk ukuran 150 cc, baka saya sedikit merasakan aura 250cc GSX-R ini.

Well kita tunggu review selanjutnya yach….