
“Kriwikan dadi grojogan“, peribahasa Jawa ini sepertinya sangat tepat untuk menggambarkan. Jika artikan & dialih bahasakan ke bahasa Indonesia, maka kurang lebih nya; “suatu hal/ masalah yang kecil/ sepele menjadi sebuah hal yang besar.”
Itulah kejadian yang kita alami saat ban bocor, ya meskipun masih ada sebab lain juga sih, yakni ban terkena benda tajam, semisal paku, kaca maupun kerikil.
Hanya saja menjadi sebab utama dari ban bocor ya awalnya karena tekanan angin dalam ban sedikit berkurang, atau gembos, jika terus dipakai (dikendarai) dengan posisi permukaan ban banyak bersinggungan/ bergesekan dengan aspal menjadi banyak permukaannya yang panas, hal ini memudahkan ban lembek. Jika ban tergolong baru ya masih banyak amannya, tapi jika ban sudah aus, mudah sekali akan bocor karena gesekan antara ban dalam dan ban luar. Apalagi kalo pas melewati benda-benda tajam, semisal paku, beling/ pecahan kaca atau kerikil runcing, sudah deh dengan mudah menusuk ban.
Belum lagi kalo melibas/melewati jalan yang berlubang, bisa meremukkan bannya, tidak peduli ban baru atau ban lama, maupun juga ban jenis tubeless(tanpa ban dalam) pun bisa rusak.
Seperti yang mimin alami, ban tergolong baru, jenis tubeless, tapi rusak bagian samping/ dekat velg, diagnosa ‘si tukang tambal ban’ sih, dengan kondisi ban gembos dan melewati jalan berlubang, maka ban terbentur dengan velg, jadi terkoyak dan ban rusak, angin mruntus, atau angin keluar lembut/kecil-kecil, atau biasa dikata bocor alus.
Kata ‘tukang tambal ban’, “tidak bisa di tambal”, astagfirullah, musibah nih, jika harus beli ban baru, yang mana ban jenis tubeless mahal juga, ughh…. Sakit tak berdarah.
Gimana coba, ban masih baru dan kudu diganti, khan sayang dan belum ada dalam anggaran, sakitnya tuh di sinii…. 😭
Tapi tunggu dulu, ternyata ‘si mas tukang tambal ban’ mencoba memberi solusi, mimin disuruh membeli cairan tubeless, apa lagii nih?, yowes manut waelah. Membeli cairan botol berwarna biru ini ditoko ban, ups ternyata harganya 30k, dan saat melihat kemasan ukuran 350 ml. Kemudian mas tambal ban memasukkan cairan tadi ke abng melalui lubang dop, sedikit trik agar cairan diharapkan menjangkau titik mruntus, motor beberapa kali dimiringkan, dan ban diputar-putar, dan sejurus kemudian ban dipompa, agama sedikit khawatir, eee ban masih terihat mruntus, disarankan untuk membeli lagi(kemudian hari) cairan tadi agak bisa menutup sempurna seluruh permukaan ban sisi dalam terlebih pada titik bocor.
Dengan rasa pasrah, mimin pulang, dan sembari sekali waktu ngecek kondisi ban, ternyata aman, hingga keesokan harinya, aman, ban masih atos, tidak kempes, bahkan sepertinya tekanan ban masih sama saat terakhir dari tempat tambal ban. Alhamdulillah, ternyata cairan bekerja dengan baik, bisa menutup rapat titik mruntus dan untuk bisa sementara menunda anggaran beli ban.
Entah apa ya isi cairan ini
