Di Jawa (Yogyakarta) memang banyak sekali istilah untuk menyatakan suatu hal , semisal dalam pertanian contohnya pada saat padi berbuah. Setelah padi berumur 2 bulan atau ⅔ umurnya atau setelah perawatan padi selesai yakni selesai di gosrok, padi mulai hidup berkembang, terlihat menghijau, batangnya mekar tumbuh tinggi dan mekar. Sesaat kemudian tanaman padi akan mulai berbunga, sebatang demi sebatang mulai tumbuh bunga, sedikit menjulang dari yang lainnya inilah yang disebut dengan Mlecuti. Istilah mlecuti menurut opini saya berasal dari kata ‘pecut’ yakni sebuah sarana atau alat untuk menghalau ternak. Batang-batang padi yang berbunga dan sedikit tinggi dan melengkung yang mirip pecut inilah maka orang Jawa menyebutnya ‘Mlecuti‘.
Selanjutnya seluruh tanaman padi akan serempak berbunga, ini yang disebut dengan ‘Mrekatak‘. Entah apa yang diartikan dari kata ini. Kalo saya berasumsi pada mekarnya bunga padi yang bersamaan atau serempak.
Lalu jika semua tanaman padi yang berbunga tadi akan berisi, awalnya jika bulir padi muda yang berwarna hijau tadi jika dipencet maka akan keluar berupa seperti cairan warna putih susu. Dan lama kelamaan seiring berlalunya waktu akan mengeras, dan berbeban, maka mulailah batang padi bagian atas/biji akan merunduk, inilah yang disebut dengan ‘Temungkul‘.
Nah itulah 3 istilah bahasa Jawa dalam penamaan tanaman padi pada saat berbunga dan berbulir.
Dan masih banyak lagi yang lainnya yakni:
Galengan = gundukan tanah sebagai pembatas sawah(pematang) guludan lemah pinangka watesing sawah
Nembok = menghimpun pematang dengan lumpur
Nyukoni = mencangkul sudut-sudut sawah yang tidak terjangkau oleh mesin pengolah tanah
Ngurit = menebar benih gabah yang sudah berkecambah
Ndhaut = mencabut benih padi dari persemaian
Mbanjar = membagi benih dsn telah diuntai ke lahan yang sudah sisp ditanami
Blak = bilah bambu yang diberi tanda/ digores berjarak untuk pedoman jarak tanam(wajarnya 25-30cm)
Matun = membersihkan rumput diantara tanaman padi
Gmadhung = tanaman padi terlihat menghijau
Mlecuti = tanaman padi mulai berbunga satu-dua
Mrekatak = tanaman padi sudah berbunga/ berbulir
Tumungkul= padi mulai merunduk berisi
Ndangak = ujung tanaman padi yang mendongok tanda padi tidak berisi
Gembrang = bulir padi yang habis dimakan burung pipit atau ayam
Wiwit = upacara tradisi memetik padi
Ani-ani = memetik padi dengan alat tradisional tangan
Derep = buruh memanen padi
Bawon = upah memetik/memanen padi
Ngiles = merontokkan bulir padi dengan digilas pakai kaki
Jenis lahan
Sawah sorodan = sawah yang dialiri air secara terus-menerus
Sawah tadhahan = Sawah yang hanya mengandalkan curah hujan (sawah tadah hujan)
Pategalan = lahan yang ditanami palawija, maupun umbi-umbian
Pakebonan = tamah/ lahan yang ads disekeliling rumah, yang ditanami umbi-umbian, buah-buahan
Pekarangan = lahan sekitar rumah yang di tanami tanaman yang berumur pendek, semisal sayuran, atau bunga-bungaan(tanaman hias)
Pagagan = sawah yang ditanami padi gaga diawal musim penghujan
Babadan = lahan yang masih berwujud hutan dan harus di tebang dulu pepohonannya.
Talun = lahan di pegunungan
Pagajih = lahan/ sawah di pinggir sungai atau waduk
Hasil panen
Pala kesimpar = tanaman yang berjenis menjalar, buahnya diatas/ menempel tanah, contoh: semangka, bligo, waluh, mentimun, jipang, dsb
Pala kependhen = tanaman yang buahnya didalam tanah, semisal : singkong dan umbi-umbian dsb
Palawija = tanaman di sawah selain padi, semisal : jagung, kacang, kedelai, dsb
Pala kirna = tanaman yang punya umur panjang (tanaman keras) : nangka, mangga, kelapa, duren, dsb
Pala gumantung = tanaman yang buahnya menggantung : pisang, pepaya, dsb
Sumber pustaka : http://jawadw.blogspot.co.id/2014/01/olah-tetanen.html?m=1