Hari ke-3 : Jambi – Padang ‘Bee Story Cirebon – Padang 3500 km 12-20 Juni 2018, paragraf Akhir ngeri lagi

Lebaran hari pertama (15/06) di Jambi

Saya bangun pagi sekali dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya, tersisa kurang-lebih 600 km lagi.

Kali ini tidak ada yang memberi warning atau wanti-wanti (pesan peringatan) apapun,  hingga beberapa kali saya sempat berhenti untuk mengabadikan beberapa moment perjalanan.

Masih dengan pemandangan yang sama yakni, hutan sawit, sungai Batanghari, dan rumah rumah penduduk(pemukiman).

Saya bahkan sempat berhenti di minimarket favorit ( alfam*rt) untuk menikmati ice cream kesukaan dan duduk manis melepas lelah di sebuah SPBU.

Baru dikasih tau ditempat saya rest itu, ternyata merupakan jalur rawan (setelah sampai di Padang.)

Di Muara Bunga saya berhenti ditempat sahabat Byonic Muara Bungo, untuk beramah-tamah sejenak, yang kemudian melanjutkan perjalanan lagi.

 

Memasuki Sumatera Barat

Ada yang tidak biasa di sini, di gapura selamat datang disambut dengan sebuah kota yang lumayan padat dan rama, tapi tidak terlihat minimarket favorite saya satupun. Ternyata minimarket dengan layanan 24 jam tersebut memang dilarang di daerah ini.

***

Hari mulai senja, namun perjalanan masih separuh lagi. Sijinjun, Sawah lunto, Solok Baru, & Padang masih sekitar 5 jam lagi.

Dihari ke-3 ini tubuh sudah mulai payah, benar-benar penat,  tidak seperti hari sebelumnya, dan godaan yang terberat adalah rasa kantuk. Angin sepoy, trek lurus dan perut kenyang membuatku kurang terjaga dan agak malas untuk ngebut.

 

Sampai di Solok hari sudah malam

Rupa-rupanya tubuh mulai manja, setelah beramah tamah dengan teman-teman di Solok, badan sudah mulai KO, karena kekenyangan dan kantuk yang super dasyat, tubuh tidak bisa dipaksa ridding lagi, padahal tinggal 1 jam saja menuju kota Padang.

Akhirnya dijemput teman-teman dari Padang yan khawatir bilamana saya lanjutkan ridding sendiri bilamana akan melewati sebuah rute jalan dengan sisi sisinya ada bangunan  dan kelokan juga tanjakan tajam yang dirasa sangat berbahaya bagi pengendara yang masih  awam dan belum kenal sitkon yang ada. Dan di tanjakan itu sering terjadi lakalantas

Sambil menunggu pick up, sembari bercengkrama di Tugu Ayam, icon kota Solok.

Setelah jemputan sampai dan ridding lagi hingga jam 01.00 dini hari, baru sampailah saya di Padang.

Ngeh saya ketika baca beberapa pesan dari smartphone banyak sekali yang mendoakan keselamatan bagi saya.

Dan ketika saya kabari saya sudah di Sumatera Barat, 90 % pesan tertulis berucap syukur, tertulis juga kata “aman,kalauu sudah di Sumatera Barat”.

Disini saya bergidik dan terasa ngeri serta mengucap syukur berulang ulang.

Cuma 100 ribu, Tampilan GSX-R kamu makin Racy, keren abis dah

Suzuki GSX-R 150 saat berada di Imogiri

Modifikasi sederhana dengan menambahkan sesuatu maka akan menambah tampilan motor makin cakep.

Dengan mencopot spakboard belakang dan memasang undertail,. Maka Suzuki GSX-R 150 yang memang Racy abis ini akan semakin tampil racy totally.

 

Saat melihat video cara pemasangan nya pun sangatlah mudah, atau istilah nya PnP (Plug and Play), tinggal copot spakbor belakang lalu pasang undertail ini dan jadi deh.

Harganya pun sangatlah terjangkau, cukup dengan 1 lembar uang kertas pecahan terbesar yakni 100 ribu maka kita sudah mendapatkan barang ini, tapi belum ongkir loh ya. Sepertinya produk ini buatan Tangerang, Tangerang Selatan tepatnya.

Undertail Suzuki GSX-R /S 150

Untuk lampu sign juga sudah ada pada produk undertail ini jadi aman terkendali.

Lalu bagaimana tampilan nya berikut beberapa foto-fotonya, uang kebetulan teman saya sudah memasang nya :

Tampilan dari belakang Suzuki GSX-R 150 dengan undertail

Tampak dari belakang Suzuki GSX-R 150 dengan undertail

Detail tampilan Suzuki GSX-R 150 dengan undertail

Tampak dari samping kanan Suzuki GSX-R 150 dengan undertail

Keren abis bukan???

Bagaimana bro and sister ? Merasa teracuni???

 

Source : bro Oni

Hari ke-2 : (Palembang – Jambi) Bee Story Cirebon – Padang 2018, pada alinea ke-5 rada sedikit ngeri

Melanjutkan kisah single touring dari sosok lady biker asal kota Cirebon, Dewi Siti Hawa bersama ‘bee’ tunggangannya Yamaha Byson, dihari ke dua nya dalam ‘Bee Story Cirebon – Padang 3500 km 12-20 Juni 2018’, yuuuk kita ikuti kisahnya, dalam alinea atau paragraf ke -5 ada cerita sedikit rada ngerih atau menakutkan….

Jembatan icon kota Jambi

Hari 2 Lintas Timur Sumatra (Kamis, 14 Juni 2018)

Pagi  ini aku mengantuk sekali , padahal sudah kenyang tidur dari jam 3 dini hari tadi.
Biasanya 2 jam saja cukuplah menyegarkan mata, tapi entah kenapa kali ini mata tak juga mau terbuka, jadilah separuh-hatiku berkata full-in aja sampai saat check-out jam 12.00 nanti.

***

Start pukul 13.00 WIB, dilepas Byonic Palembang menuju Jambi. Untuk jarak dibawah 300 km aku tidak terlalu khawatir, perkiraan akan masuk Jambi sekitar pada gelap hari , minimal 5 jam atau yaa maksmal 6 jam saja dengan medan yang sudah mulai familiar di tanah Sumatra ini.

Kota Pangkalan Balai, masih ramai oleh penduduk disini. Aku pun sempat mampir ke sebuah mini market karena rasa haus yang menyerang tiba-tiba.
Mataku menatap keatas, mendung yang mulai menutup langit, menggelantung, perkiraanku sih kota Jambi tinggal didepan saja.

Dan benar saja, memasuki hutan sawit di Sungai Lilin.
Yaa mau berkata apa lagi tetap harus gas sore ini agar mengejar schedule, karena sudah molor gegara ada insiden rusuh di Lampung kemarin hari.

Langit tak sabar menahan air, dan hujan mulai turun, titik-titik air mulai berjatuhan menerpa helm, jaket, celana dan bee, namun  karena takut dan cemas kehabisan waktu, maka ku biarkan basah saja , sungkan untuk membongkar bundel tas dan enggan untuk memakai jas hujan, mengingat pesan-pesan dan wanti-wanti dari semua teman,  biarlah kuyup, basah semua badan.

***

Melewati hutan sawit di kanan dan kiri yang paaaanjang, dikala senja, hanya ada satu dua kendaraan yang lewat dan berpapasan.

Hanya ada sebuah truk dan satu satunya bus menemani/ searah. Sesekali dari arah berlawanan ada mobi- mobil konvoy berpapasan.

Hari menjelang gelap saat melihat rambu menunjuk kota Jambi masih 44 km lagi.
Sepi mulai datang, “ini hari terakhir puasa pasti semua sedang persiapan berbuka,” pikirku.

Jalan mulai berkelok kelok, sebentar pemukiman/ rumah sebentar hutan.
Tapi aku tidak takut sama sekali.

Karena saat takut mulai datang, seberkas cahaya kendaraan lain dari depan membuatku tersenyum dan hasrat ingin segera tiba di Jambi membuatku bersemangat.

 

Akhirnya tibalah di kota Jambi.

Dewi Siti Hawa saat si Kota Jambi

Tiba di Jambi sempatkan berfoto di gapura, kemudian menunggu di sebuah minimarket, untuk segera bergabung dengan rekan-rekan Byonic Jambi. Check-in di hotel, kemudian keluar lagi untuk jalan-jalan bersama rekan Byonic Jambi menikmati malam di kota jambi.

Bee Story saat diidepan Universitas Jambi

Dewi Siti Hawa saat di Jambi

Bee Story Cirebon – Padang 2018

Ikutan Yuuk Maxi Yamaha Day 2018 Jogja & Jateng

Yamaha Maxi Day Jogja Jateng 2018

Bagi owner motor skutik gambot Yamaha, Nmax, Aerox , LEXi maupun  X-Max, bisa join dan seru-seruan dalam event Maxi Yamaha Day 2018 area Jogja & Jateng

Info selengkapnya …

Yamaha Maxi Day is Coming to Borobudur!
Yuk segera daftar!
Biaya pendaftaran:
25-30 Juni
– 1 orang Rp. 75.000
– 2 orang Berboncengan Rp. 125.000
1-8 Juli
– 1 orang Rp. 100.000
– 2 orang berboncengan Rp. 150.000
.
Fasilitas: Tshirt (per motor), Makan, kupon door prize, tiket wisata, patwal, snack.
.
Transfer ke:
Bca : Cv. Media Centra Utama
009-809-8081
.
Lalu regristrasi ke:
https://tinyurl.com/MAXIDAY2018
.
Untuk pertanyaan lebih lanjut bisa hubungi tiket box di lokasi pemberangkatan kamu!
Atau wa ke:
Rafi: +6282226736777
Dhamay: +6281326321232
#maxiday #yamahajogja #yamahajateng #semakindidepan @ Borobudur, Jawa Tengah, Indonesia

Lokasi Start Maxi Yamaha Borobudur 2018

Berdayakan Masyarakat Dusun Tanjung “Astra Motor Yogyakarta Dorong Program Lemu Bareng”

Yogyakarta – Astra Motor Yogyakarta selaku Main Dealer Honda wilayah DIY, Kedu, dan Banyumas kembali mendorong pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat. Bertajuk Program Lemu Bareng Muntilan – Farm (PLB M-Farm), Astra Motor Yogyakarta mendorong kelompok perternak Muntilan Farm untuk lebih produktif melalui program penggemukan kambing.

Program ini dilandasai atas kebutuhan masyarakat dusun Tanjung yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai penggarap sawah yang penghasilannya bergantung pada upah sehingga membutuhkan tambahan pemasukan untuk mendorong tingkat kesejahteraannya. Program penggeemukan kambing sendiri dipilih karena memiliki beberapa keunggulan seperti perputaran modal yang cepat, produk kotoran kambing (feses) memiliki nilai ekonomi, tahan terhadap penyakit, hasil ternak mudah diserap oleh pasar, dan pakan kambing mudah didapatkan.

Kepala Wilayah Astra Motor Yogyakarta Darmawan Tjondrodihardjo mengungkapkan bahwa PLB M-Farm dijalankan dengan konsep Income Generated Activity (IGA). Harapannya program ini mampu mendorong masyarakat di dusun Tanjung untuk lebih berdaya dan sejahtera dengan adanya tambahan penghasilan disamping mata pencaharian sehari-hari.

“Astra Motor Yogyakarta berkomitmen untuk mendampingi dan mendorong masyarakat yang tergabung dalam kegiatan ini di setiap proses, dari hulu ke hilir. Sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar, masyarakat mudah menjalankannya, produknya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan peserta program ini.”

Sebagai program jangka panjang yang berkelanjutan, PLB M-Farm dibuka pada bulan Mei 2017 lalu dan telah berjalan kurang lebih satu tahun. Dalam tahun pertama seluruh tahapn program telah dilaksanakan dengan lancar. Diawali dengan proses penandatanganan MoU antara Astra Motor Yogyakarta dengan kelompok peternak, persiapan dan pembersihan lahan, pembangunan kandang, pengadaan bibit kambing, penggemukan kambing, penjualan hasil ternak kambing, hingga evaluasi program.

Untuk semakin memaksimalkan jalannya program ini, Astra Motor Yogyakarta dan PLB M-Farm juga berkolaborasi dengan stakholder pendukung seperti tim penyuluh peternakan dan Paguyuban Peternak Domba dan Kambing DIY. Melalui kolaborasi tersebut, selain meningkatkan kualitas proses internal yang dijalankan di PLB M-Farm juga memperluas area pemasaran. Sehingga hasil ternak dari PLB M-Farm dapat diserap pasar dengan optimal.

Setelah satu tahun jalannya program PLB M-Farm tepatnya di bulan Mei 2018, anggota masyarakat dusun Tanjung yang tergabung dalam program ini rata-rata memiliki tambahan pendapatan perorangan sebesar Rp 1.000.000,- pada satu periode panen (2 pekan sekali). Kedepannya capaian tersebut masih bisa dioptimalkan dengan adanya rencana pengembangan kandang kambing penghasil susu dan aneka produk olahan, showroom kandang untuk pemenuhan kambing kurban, pusat pendidikan buat peternak pemula, hingga menjadikan M-Farm sebagai pusat rekreasi edukasi untuk pelajar PAUD, TK, dan SD.

***