265 km bersama All New Ninja 250
Bersyukur banget karena dalam seminggu kemarin, saya untuk pertama kalinya berkesempatan mencoba mengendarai sebuah motor sport fairing bekubikasi 250cc. Ini merupakan sebuah kesempatan yang sangat luar biasa bagi saya tentunya, karena pastinya sebuah hal yang langka pula bagi saya. Terlebih tidak cuma sekedar ‘test ride’ sekejap (mencoba beberapa putaran di area test ride), tapi ini untuk dikendarai beberapa hari, bahkan genap seminggu . Plus tetunya di bawa pulang, yang membuat heboh keluarga, tetangga, pun juga kolega.
Dan juga bagi saya pribadi ibarat sebuah “Dream came true in a week”, Mimpi jadi nyata dalam seminggu.
Jika difiikir-fikir sepertinya dari sudut manapun maupun segi apapun, sepertinya saya gak ‘pantas’ naik motor ini.
Apalagi saya secara postur yang tergolong minim pas-pasan, TB 160 cm BB max 60kg.
Seperti yang kita tau bersama, dimensi dan bobot motor sport 250 cc adalah tinggi, besar, & lebar plus berat (167kg). Pastilah akan sedikit banyak terkendala untuk mengendalikan ini motor, tentunya bagiyag punya postur tubuh yang pas-pasan(tinggi dan berat badan yag minimalis) seperti saya…. terutama pada saat mesin tidak nyala, untuk memajukan maupun memundurkannnya, duhhh …berat bangethh…… Pun juga saat naik/mengendarainya , dengan ujung atau telapak kaki tidak bisa menapak dengan sempurna, tentunya kurang begitu kuat menahan beban motor saat miring sedikit saja.
Tapi bak tak mau melepas sebuah kesempatan besar, ibarat sebuah kesempatan emas, yang ada berlian dan intan-nya…😊, saya pun menerima tawaran dari pihak Kawasaki Jogja (dealer Sumber Buana Motor Yogyakarta) untuk melanjutkan mereview motor ‘idola semua idola ini’, setelah sebelumnya diberi kesempatan untuk ‘njajal’ motor baru klasik mereka, Kawasaki W175.
Patut bersyukur dan berterimakasih pada pihak dealer terkait yang sudah mempercayakan satu unit motor yang tidak murah ini (bisa 5 kali lipat harga motor bebek baru), untuk di pegang/ dibawa pulang. [{Karena untuk sekedar pinjam unit motor ini, baik dari orang lain, ataupun saudara sekalipun, belum tentu boleh, meski hanya njajal, apalagi dibawa pulang.]}
Dari awal pinjam yang pertama(w175) memang sempat ditawari untuk sekalian nyoba yang yang All New ( Ninja 250 terbaru mksdnya ). Dan benar setelah konfirmasi ulang mereka sudah menyiapkan unit tersebut, jadi begitu mengembalikan unit yang pertama, langsung deh membawa pulang All New.
Dengan penuh rasa nervous, begitu keluar dari kandang/ dealer, tetap sadar diri dengan tetap fokus, tetap pada bukaan gas tipis-tipis sembari mencoba berdaptasi dengan motor, yang pastinya bertenaga sangat besar ini(kabarnya terbesar dikelasnya). Sebuah motor yang generasi sebelumnya menjadi andalan sinetron Anak Jalanan ini. Dan juga motor yang baru-baru ini menyabet predikat anugrah dari majalah mingguan ‘Otomotif’ menjadi “Best of The Best Motor Sport 250”. Saya kira Ninja 240 terbaru ini memang pantas mendapatkan predikat tersebut, sejak generasi pertama, kedua hingga terakhir ini menurut saya, bentuk atau model desain motor Ninja 250 merupakan bentuk model motor sport fairing yang bagus, dan terbaik malahan.
Disamping juga Ninja 250 merupakan pioner motor sport fairing, jadi image motor sport fairing yang ada di motor ini sangat kental.
***
Kesan Pertama yang saya lihat dan rasakan, adalah motor ini benar-benar sebuah motor sport fairing yang besar, tinggi dan lebar. Dan saat pertama mengendarainya yag saya rasakan adalah cengkeraman hadle kopling nya begitu terasa empuk dan lembut banget pada saat pertama jalan maupun akselerasi/ perpindahan gigi. Assist & Slipper Clutch bekerja sempurna.
Pun juga posisi berkendara yang terbilang nyaman, meskipun juga di gunakan untuk ajang balap di sirkuit, yang notabene posisi berkendara nya dibuat nunduk, tapi tidak dengan Ninja 250 terbaru ini, posisi stang yang tidak terlalu nunduk, sangat nyaman untuk berkendara harian dijalan raya. Begitu juga sudut kaki saat berkendara yang satmya rasakan sangat pas dengan gaya balap(kaki menekuk kebelakang)
***
Karena capek dan kepanasan (sepagian hingga siang sudah motoran), hmmm panase Jogja benar-benat ‘ngentang-enthang’, iya akhir-akhir cuaca seputaran Jogja cukup panas banget, jadi bikin cepet capek, rencana awal mau saya bawa ke Magelang, tapi saya urungkan. Si ninin langsung dibawa pulang saja.
***
Meskipun saya lewatkan jalan ‘ring road’ (utara-barat-selatan) yang notabene jalan relatif lurus, mulus, halus, & minim traffic-light, yang tentunya bisa untuk dipacu, tapi saya tetap teguh pada iman untuk tetap pada gas tipis-tipis saja hingga sampai rumah. Mesti terkadang refleks buka gas agak sedikit dalem…efek helm full_face…atau suara raungan bukaan gas yang begitu menggoda. Wedyiannn raungan gas berasa H2R. (Koq tau, emang pernah naik H2R? Hehe…iiya pernah di game traffic rider…😊😛)
Alhamdulillah sampai rumah, dan masih tetap speakless, senang banget, sedikit nervous/ grogi, seakan tidak percaya dengan motor yang saya bawa, maklumlah blogger newbie, dan blogger acak-adul, yang jarang atau belum pernah review harian motor berkubikasi 250cc.
Berada di garasi, eh dilorong rumah, tak henti mengamati motor ini, dan hmmmm…..emang dimensinya sanhat besar, tinggi, dan lebar… mooge motor gede.
Mau diapain yaa ini motor ???? Bingung sendiri……😕😰😵
Secara power atau tenaga , motor ini jelas ‘turah-turah’, tenaga jelas melimpah ruah, untuk dipakai dijalanan_tentunya punya tenaga lebih dari cukup.
Hmmm…cling…..aha….terbesit untuk menguji bbm ini motor lah, kira-kira 1 liter mampu untuk melaju berapa jauh yaa???yach…..meskipun kita ketahui para pemilik motor jenis ini , kubikasi 250 cc keatas pastinya mereka tidak memperhitungkannya (pemakaian bahan bakar), mereka tentunya merupakan orang-orang dengan berpendapatan/ berpenghasilan diatas rata-rata, mengingat motor ini terbilang relatif cukup mahal (60 – 70 jutaaan) , so hanya sekedar untuk mengobati rasa penasaran saya saja.
***
Well, hari kedua motor ini langsung aku isi bensin full tank, seperti rencana awal tadi, untuk menjuji konsumsi bbm, dengan metode full to full. Bensin diisi penuh, lalu dipakai, untuk beberapa jauh (sekira bisa untuk mengkalkukasi), lalu diisi penuh lagi, dan dihitung naka ketemulah konsumsi bahan bakarnya.
Mencoba sedikit flashback saat launching motor ini, dan sepertinya sebuah unit yang sama warnanya, Saya masih ingat saat memelintir grid handle gasnya, yang menghasilkan raungan gas nya yang begitu memekik, dan sudah bisa terbaca terbaca, betapa besarnya tenaga motor ini, boleh dibilang “ini memang motor sirkuit….bos”. Disamping kesan pertama yang utama adalah kemudi atau stang yang tidak menunduk, nyaman banget.
Kembali ke pengujian konsumsi bahan bakar, dalam pemakaian santai, terkadang betot gas juga sih, di angka awal speedometer pada 1208, dan isi ulang bahan bakar pada angka akhir pada 1286, maka ketemu jarak 78km, saat isi bensin pertamax butuh sebanyak 3,5 liter, jika di bagi maka antara jarak dan bensin maka ketemu angka 22, jadi ketemulah untuk 1 liter pertamax motor ini mampu menempuh untuk jarak 22 km.
***
Hari ketiga,
Seperti yang biasa saya lakukan untuk pengujian motor, untuk merasakan handling maupun performa, maka biasa mengarahkan ke daerah pegunungan(wilayah Gunungkidul), yang kaya akan tanjakan, turunan, kelokan. Bahkan sering juga saya lewatkan pada tanjakan yang cukup terbilang ekstrem yakni tanjakan Cinomati (Pleret, Bantul).
Rute kali ini yang saya pilihadalah Alan propinsi, jalan Imogiri Barat, Ring Road, jalan Piyungan, Pathuk, Paliyan, Saptosari, Purwosari, Panggang, Parangtritis, Parangkusumo dan pulang.
….
To be continued…
wah pantes bawa ninja pak, tumbas njeh 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Amiin… (Tp ada yg ngatain kegedean motornya drpd orngnya….😊)
SukaSuka
Saatnya saya berkata
SukaDisukai oleh 1 orang
Kamu kapan ??? …😛😁
SukaSuka