Hari minggu menjadi agenda khusus kencan kedua dengan si retro, Kawasaki W175.
Dan lagi-lagi saat dijalan, terlebih saat berhenti si retro menjadi pusat perhatian memukau siapapun yang memandang.
Ada beberapa yang sempat nanya-nanya, untuk ada tulisan Kawasaki di jok bagian belakang, sedikit banyak membantu membuka untuk menjelaskan produk yang memang masih jarang ditemui dijalan, karenaemang produk baru. Plus warna plat putih merah tanda motor baru, dan saat mereka lebih mendekati motor ini, maka pasti paham sendiri bahwa motor ini motor baru. Dan boleh dibilang semua terkesima akan bentuknya, modelnya.
Oiya bila ada yang membaca artikel sebelumnya, bahwa saya mengatakan ada beberapa keunikan, dan memang betul adanya, diantaranya, motor ini tanpa indikasi petunjuk bahan bakar, lucu atau malah kekurangan? Tergantung menyikapinya kali ya…
Menurut saya, malah memberi rasa keunikantersendiri, menjadi sebuah misteri hehehe…. Jadi bila kita ingin mengetahui berapa jumlah bajan bakar yang ada ditanki, ya kita hanya menggoyangkan motor ini, dan hanya mengira-ira saja berapa volume bbm yang ada. Keunikan yang lain ada pada pencampur bahan bakar, yang memakai sistem pengkabutan atau karburator plus ada chooke nya. Pasti pihak pabrikan Kawasaki sengaja melakukan nya, yang menurut saya untuk mempertahankan sisi klasiknya.
Bentuk frame, tuas rem, desainnya klasik, dan kesemuanya.
***
Ok lanjut cerita riding hari ini, kembali saya bejek ke area pegunungan Gunungkidul yang sarat akan tanjakan. Terlebih lagi, tadi melintas disebuah jalur ‘killer’ yang cukup fenomenal yakni tanjakan Cinomati, tanjakan yang begitu terjal, menukik 45°.
Dan cukup enteng bagi W175 melibasnya, lalu melaju ke arah kawasan hutan Pinus.
Setelah nya lalu menuruni jalan kearah Imogiri, turunannya pun cukup terbilang curam, ini tentunya menguji sistem pengeremannnya,depan cukup mumpuni karena juga dengan tem cakram dimensi 35 mm, piston ganda.merk nissin.
Rem belakang juga cukup aman meskioun menggunakan sistem tromol.
Oiya, awalnya saya mengira motor ini pendek, tapi ternyata, tinggi jok cukup membuat kaki sedikit jinjit.
Untuk operasional, perpindahan gigi terbilang lembut/ empuk dan mudah menetral kannya, saklar signal/ sein juga empuk, ibu jari terasa enteng menyalakan maupun mematikan saklarnya. Klakson atau bell, lucu kecil suaranya.
***
Setelah sampai ke Imogiri, jalanan rata, kembali motor saya arahkan ke Selatan , menuju wilayah pegunungan Gunungkidul melalui wilayah distrik Panggang, dan wauw jalanan cukup yahuud…berkelok panjang, aspal dominan halus dan relatif sepi, geberrrrrrr….
Hingga sampai ke JJLS wilayah Purwosani, disini jalanan lebih lebar dan juga berkelok, syahduu deh….
Dan sampai lah ke obyek wisata pantai Parangtritis, lalu Parangkusumo, Depok, landas pacu, dan pulang kerumah. Hari ini lumayan menorehkan angka di speedometer sejumlah 151 km.
…
Uniknya kunci kontak Kawasaki W175 mungil…
.
gas Wates Mas…
SukaSuka
Siyap, rencana Selasa esuk
SukaSuka
Kontaknya kecil kaya punya KLX 150S 😁
SukaDisukai oleh 3 orang
Woo berarti identik kecil ya, yg ninja baru juga segitu…😁
SukaDisukai oleh 2 orang