Saat ini hampir rampung pengerjaan penataan ulang (istilah teknisnya ‘penanganan kawasan’ Jalan Jenderal Sudirman Bantul, boleh dibilang sudah 99%, tinggal finishing touch saja, atau jika diibaratkan dalam penyajian masakan, tinggal pemasangan garnis saja.
Boleh dipastikan semua akan pangling dengan tampilan barunya, dan terlihat begitu apik, menonjol di segi trotoar, jadi itulah mengapa saya menyebutnya Malioboro-nya Bantul. Trotoar baru yang bersahabat dengan kaum difabel maupun tunanetra.
Kalau dulunya jalan protokol ini hanya satu jalur utama dengan dua jalur lambat dikedua disisinya, yang diantara jalurnya ditanam pepohonan hingga tumbuh kembang cabang yang rindang. Seiring berjalannya waktu dan bertumbuh besarnya pepohonan, hingga akar-akarnya mampu mengangkat aspal jalan dan membuat kontur jalan bergelombang. Ini sangat tidak nyaman untuk berkendara, nahkan bisa membahayakan pengendara. terlebih volume kendaraan makin hari makin padat, hingga arah yang berlawanan terkadang terkalahkan.
Dengan problematika itu maka pemda bantul dalam hal ini finas Pekerjaan Umum di pertengahan tahun 2017 ini, mulai mengerjakan jalan Jenderal Sudirman untuk ditata ulang.
Jalan yang membentang kearah Utara-Selatan sepanjang 1500 meter ini boleh dibilang merupakan poros tengah-nya kota Bantul, yang mana terdapat deretan bangunan vital, seperti gedung kantor DPRD, Polres, pegadaian, rumah sakit PKU, kantor Pos, Pasar, kelurahan, kantor kecamatan, dan beberapa pertokoan serta kantor bank, dan masjid Agung diujung Utara, Barat jalan.
Jalan protokol Jenderal Sudirman Bantul ini.merupakan akses vital bagi masyarakat Bantul bagian tenggara danSelatan guna kearah kota maupun ke Sekolah atau ke kampus. Juga sebagai pusat aktifitas warga Bantul di pasar, pertokoan maupun perkantoran.
Tak sengaja sempat melihat sebuah prasasti yang berada di ujung Selatan jalan ini, berads di seberang Barat jalan, yang menerangkan bahwa jalan ini pernah dilakukan penataan kawasan, dan diresmikan oleh Gubernur kepala Daerah Istimewa Yogyakarta : Paku Alam VIII pada tanggal 20 Juli 1995.
Dan kini setelah 22 tahun berlalu, ditahun 2017 ini kembali jalan Jend. Sudirman yang memiliki panjang diangka 1,525 KM ini dilakukan penanganan yang dimulai pada 18 Juli 2017, dengan biaya sebesar 21 milyar (tepatnya Rp 21.550.909.000,00), dengan waktu selama 150 hari kalender (deadline 20 Desember 2017), dengan pelaksana oleh PT Suradi Sejahtera Raya ( Ngipik, Baturetno, Banguntapan, Bantul).
So, apa istimewanya jalan protokol ini?
Well, memang saat ini jalan protokol jalan Bantul terlihat berbeda dari yang dulu, kini jalan protokol ini ditata seperti halnya jalan protokol kota-kota lainnya, dibuat dua arah dengan tengahnya di buat pembatas yang sekaligus berfungsi sebagai pot bunga bunga yang cantik, serta pepohonan.
Yang membuat terkesan apik, adalah dibuatkan beberapa tempat duduk dibeberapa titik disepanjang jalan 1,5 kilometer ini, baik disi Barat maupun Timur, seperti di kawasan pedestrian, asyik buat hangout_kongkow-kongkow, ada 7 potongan jalan untuk mengantisipasi menyeberang maupun untuk putar balik, ads satu perempatan (simpang empat Pegadaian, yang ada Taman Paseban disitu).
Dan yang Istimewa adalah di buatnya atau ditatanya / dipasangnya conblock dengan motif ornamen geometris atau motif conblok ditata lingkaran, seperti motif bunga, melingkar tepat didepan pasar Bantul.
Berikut beberapa foto-fotonya :
Oiya kabarnya jalan Jenderal Sudirman Bantul akan diresmikan pada 30 Desember 2017, wayangan .
Wuih Bantul sekarang keren yo lek
SukaDisukai oleh 1 orang
Iyo lek, cocok nggo JJS
SukaSuka
Kenapa di foto kelihatan bagus yaaa
SukaDisukai oleh 1 orang
Malah lebih bagus aslinya loh
SukaSuka
Wah iya yaaa, kapan2 hrs mampir ke sana berarti yaa
SukaDisukai oleh 1 orang
Ow iya, harus mampir ….😁
SukaSuka