
Saat ini lagi heboh-hebohnya beras sintetis di beberapa daerah di Indonesia, dan bagi warga Yogyakarta patut bersyukur bahwasanya belum ada temuan beras sintetis baik di pasar-pasar maupun gudang penyimpanan beras, dan semoga tidak akan pernah ada.
Ngemeng-ngemeng…Jadi penasaran akan beras sintetis, apa sih ya?
Setelah mencoba cari tau sana-sini dengan mbak google, akhirnya nemu juga defiinisi dari arti beras sintetis.
Menurut salah satu sumber, beras sintetis atau beras plastik adalah beras yang didalamnya terkandung senyawa spektrum yang identik dengan spektrum yang dimiliki senyawa polyvinyl chloride. Senyawa yang terkandung dalam beras ini biasanya digunakan untuk pembuatan pipa, kabel, dan lantai (sumber : http://ksplestari.blogspot.com, naskah asli silahkan klik ini). Duh ngeri juga , edian amat sangat berbahaya jika kita mengkonsumsinya.
Kembali ke netbook, bahwa pihak terkait dalam hal ini Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi dan UMKM DIY( Disperindagkop-UMKM DIY) selalu dan terus giat melakukan pengecekan ke pasar-pasar secara intensif.
Sejak Senin (18/5/2015), pemantauan di sejumlah pasar juga dilakukan secara intensif.
“Tiap hari kita pantauan di pasar. Sampai saat ini belum ada, semoga tidak sampai ada. Jika ada beras palsu, langsung laporkan,” katanya, Kamis (21/5).
Selain melakukan pemantauan di pasar, ia mengaku terus melakukan koordinasi dengan pedagang, distributor, dan agen beras di sejumlah daerah di DIY.
Bahkan, dari hasil pemantauan langsung antara Disperindagkop, Bulog, dan Badan Ketahanan Pangan, di sejumlah pasar antaralain Beringharjo sampai Prambanan, gudang-gudang beras, tempat-tempat pengemasan atau pengarungan beras, tidak ditemukan.
“Tidak ditemukan beras sintetis di DIY dan sekitarnya. Jadi, aman,” katanya.
Hal itu untuk mengantisipasi peredaran beras palsu, karena masyarakat awam kesulitan membedakan kecuali dengan cara mengonsumsinya. Hampir tidak ada perbedaan mencolok, baik warnanya ataupun bentuknya dengan beras asli.
“Beras sintesis ini dari bahan kentang, ubi jalar, rezin sintesis, limbah plastik dan lainnya. Kalau dimasak dalam waktu yang sama, hasilnya seperti nasi biasa. Cuma kalau dimakan akan kenyal, karena ada unsur plastik, itu baru ketahuan,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat harus tetap waspada. Mengingat beras jenis ini biasanya mematok harga sangat murah. Bahkan gampir setengah dibanding beras asli.
“Perlu gerakan bersama, karena ini sangat murah. Kami kawatir masyarakat terkecoh dengan harganya yang murah itu,” kata Riyadi.
Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) DIY, Langgeng Wisnu Adi Nugroho, memastikan semua beras yang masuk, aman dan asli. Sejauh ini belum ada laporan mengenai peredaran beras plastik di DIY.
Bulog sudah berkoordinasi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY untuk memperketat pengawasan dan mewaspadai masuknya beras palsu.
Bahkan sudah menerapkan sistem keamanan yang ketat melalui tim pengecek kualitas beras.
“Kami menjamin seluruh beras yang ada di Bulog DIY betul-betul beras asli,” tegasnya.
Demikian kabar gembira dari Yogyakarta akan bebasnya beras dari beras sintetis, semoga bermanfaat.
(sumber : tribunjogja.com & ksplestari.blogspot.com)
Menyukai ini:
Suka Memuat...