Gambar sawah

Tentang Sawah (Bercocok Tanam Padi)

Sawah terasiring nan indah berada di Bali

Sawah terasiring nan indah berada di Bali

sawah

sawah

Mas – mbak sekalian, apa yang ada dalam benak anda  tentang sawah???? Beragam visi pastinya ya? Ada yang berpandangan bahwa sawah itu suatu pemandangan hijau yang indah, tanaman padi yang luas. Ya yang pasti  sawah adalah media tanam pertanian. Bentangan lahan luas yang kadang menghijau, dan kadang menguning.

Sebenarnya beraneka ragam tanaman pertanian bisa di tanam dan tumbuh di sawah, tanaman palawija, ada jagung, kacang tanah, kedelai, juga kacang hijau.  Di daerah tertentu, sawah juga di tanami dengan aneka sayuran, kentang, dan bumbu-bumbuan. Terlebih tanaman pangan pokok kita, yach tanaman padi akan tumbuh subur, maka dengan bangga kita sebut dengan istilah gemah ripah loh jinawi.

Padi adalah tanaman bahan pangan, bahan makanan pokok bagi kita, kita orang Jawa, orang Indonesia bahkan se-Asia bahan makanan pokoknya adalah nasi yang di dapat dari tanaman padi. Dan orang yang menanam padi sebut dengan petani.

Dalam kesempatan kali ini akan saya coba ‘gali‘ tentang bertani atau bercocok tanam padi. Pekerjaan di sawah dalam hal ini adalah bertani atau bercocok tanam padi, yang sebenarnya pekerjaan bertani dimulai pada saat panen tiba. Di sinilah awal mula pak tani bekerja yang sebelumnya selama kurang lebih dari 1 bulan lamanya, mereka sedikit beristirahat, mereka tidak melakukakan aktivitas apa-apa di sawah, hanya sesekali menengok tanaman, sesekali mengaliri air, dan ataupun  juga menghalau burung pipit yang akan memakan bulir-bulir padi , ibaratnya para petani hanya menunggu tanaman padi-nya menguning dan tua , di mana tiba saatnya untuk dipanen. Itu kalo lahan mereka tidak banyak dan luas, Namun jika lahan mereka banyak dan luas, pasti pekerjaan berkesinambungan dan berkelanjutan layaknya estafet, sambung-menyambung tanpa henti.

Ketika panen tiba,  saat itulah para petani menikmati hasil jerih payah mereka. Jerih payah dari berpanas-panasan, bergumul dengan lumpur selama kurang lebih 95 hari. Saat padi telah di nyatakan berumur, bulir padi padat  dan berisi keras dan menguning tanda padi telah tua yang siap untuk di panen. Memanen padi, kini telah banyak berubah, ya walaupun masih dengan cara manual-konvensional. Masih menggunakan tenaga manusia, dengan cara batang padi di babat dengan sabit. lalu di gilas dengan mesin penggilas, kami menyebut dengan mesin “PENGEREK” yang di buat sedemikian rupa hingga bisa berputar dengan cara di kayuh ataupun di pasang motor penggerak. Setelah padi  rontog dan pisah dari dahannya, lalu di jemur hingga benar-benar kering. Menjemur padi hingga kering dibutuhkan waktu 3hari di bawah sinar panas matahari yang terik. Untuk lebih detailnya anda bisa membaca tentang panen di sini.

Setelah panen selesai bukan berarti pekerjaan telah selesai. Seperti yang saya katakan di atas, bahwa saat panen adalah awal-mula pekerjaan petani. Jadi setelh panen selesai  selanjutnya mengolah lahan, sembari menebar benih padi. Media tempat untuk tebar benih tanah juga di olah, digemburkan hingga seperti bubur. Di diamkan 1 atau 2 hari agar tanah sedikit mengeras. Setelah benih tumbuh dan ber umur sekitar 10-15 hari benih padi siap di pijahkan atau di tanam pada lahan sawah. Bisa anda baca detail tentang mengolah tanah di sini, juga tebar benih di sini.

Tanaman padi hidup pada tanah yang basa, atau berkadar air jenuh, yakni  tanah yang banyak kandungan airnya. Jadi 99% hidupnya di tanah yang banyak air.  Hanya padi yang sudah mulai tua/menguning saja tidak memerlukan air, itu saja hanya sebagai satu ‘trik’/cara agar petani tidak terlalu berlepotan dengan lumpur dan juga agar mempermudah sewaktu memanen padi, agar padi juga tidak berlepotan lumpur. Semasa hidup tanaman padi berada dalam tanah basah, kadang separuh waktu tanah di genangi air hingga setengah dari batang padi, kadang  tidak di rendam air, namun tanah tetap basah. dengan metode di selang – seling. Jadi secara pasti keadaan  tanah pada tanaman padi  adalah  berlumpur, jika tanah di sekitar tanaman padi di injak maka kaki akan amblas, yang rata- rata setinggi setengah betis.  Itulah alasan mengapa kaki  para petani selalu berlepotan dengan lumpur.

Kini, walaupun zaman telah modern akan tetapi pengerjaan sawah masih dikerjakan secara manual.  Dikerjakan secara manual-konvensional, dikerjakan dengan tangan, mulai dari tebar benih, tanam, perawatan, pemupukan, dan panen.  Hanya pengolahan tanah saja yang sudah dengan mesin, mesin traktor pembajak tanah.

 

Kembali ke metode tanam padi, bahwa waktu bekerja petani adalah saat panen tiba.

Saat tanaman padi telah menguning, pucuk tananam telah menunduk, itulah tanda padi sudah siap panen. Berapa sih waktu tanam padi? Umur tanaman padi berkisar sekitar 95 hari atau 3 bulan, namun umur padi bisa lebih panjang dari,  yang terpengaruh oleh bermacam-macam sebab, bisa karena musim, pengairan, adanya hama, dan jenis padi yang di tanam. Namun jika saya ambil rata-rata, umur tanam padi yaitu dari mulai tanam hingga panen, berkisar seperti yang saya sebut di atas, yaitu sekitar waktu 95-hari lebih atau sekitar 3 bulan. Ini metode-nya begitu panen selesai, baru mempersiapkan untuk lahan tebar benih selama satu minggu, lalu menunggu benih siap tanam dan pengolahan lahan membutuhkan waktu 15-18 hari atau kisaran waktu 2 minggu. Ini saya sebut waktu standard yang leluasa.

Karena ada juga dengan metode yang lebih cepat atau bisa di katakan ‘mencuri start’ hehehe, yaitu dengan mempersiapkan benihnya terlebih dahulu, jadi begitu panen selesai, langsung olah lahan, lalu langsung di tanam padi lagi. Ya seperti pertunjukan ‘sulap’ saja, baru kemaren panen, selang dua hari sudah di tanam padi baru…wehwehweh, magic yach…..   Dengan metode ini maka otomatis akan memangkas/memotong waktu sekitar 3 minggu.

Lha terus berapa banyak hasil panen??Untuk hasil panen, jika di ambil rata-rata maka dengan luas lahan jika luas tanah 500m2 maka akan  menghasilkan sekitar  300 Kg-gabah basah atau 250 Kg-gabah kering, dan sekitar 140 Kg beras.

Saat nya menanam bibit padi, Setelah benih padi berumur 10-15 hari, maka bibit padi telah siap di tanah pada lahan sawah yang telah diolah, di tanam dengan jarak panjang dan lebar yang sama sekitar 20-25 Cm. ……

Di dalam menanam padi ada juga waktunya untuk merawat dan memberi pupuk, membersihkan rumput atau tanaman pengganggu, mengaliri air dengan waktu secara selang-seling. Semakin rajin kita memperhatikan tanaman padi, membersihkan rumput-rumput liar ataupun gulma, semakin ringan pekerjaan di sawah, dan hasilnya pun akan optimal.

Namun begitu ada juga etika dalam bertani, bagaimana kita ‘rukunan’ bertetangga dengan petani lain samping kita, samping kanan, kiri, depan dan belakang. Yang jelas ialah batas lahan yang biasa kita sebut pematang atau istilah orang Jawa menyebutnya  dengan kata galengan. Karena pematang  adalah satu-atunya akses atau jalan atau tempat  kaki  kita berpijak sewaktu menuju sawah kita yang setengah milik kita, dan setengahnya lagi milik sebelah kita. Pematang atau galengan yang layak ialah selebar dua jengkal telapak-tangan. Bila letak sawah kita di tengah tengah suatu area sawah bagaimana?? kita juga lewat pada pematang milik yang lain. Jadi sebisa mungkin kita menjaga keutuhan pematang  tersebut, secara berkala kita perbaiki, agar kita bisa enak dan leluasa melewatinya. Letaknya juga selalu di jaga agar tetap berada di tengah-tengah dari pada batas tanda (pathok) dari BPN. Iya, karena pematang atau parit merupakan gundukan tanah, terbuat dari tanah, ya tentunya dari waktu ke waktu akan tergerus dan  rusak. Disamping pematang, juga ada parit, yakni semacam sungai kecil/anak sungai yang berada di antara lahan sawah, sebagai akses irigasi, atau sebagai jalan air masuk ke lahan. Parit ini juga perlu di jaga agar air dengan mudah mengalir,perluny rukunan antar pemilik lahan di samping parit tersebut.

Well, baiklah mas-mbak sekalian inilah  sedikit pengetahuan tentang sawah sebagai media lahan bercocok tanam padi menurut pandangan saya. Jadi akhirnya bisa saya simpulkan bahwa bertani  bercocok tanam padi metodenya adalah tebar benih, olah lahan, tanam, perawatan dan panen.

Semoga bermanfaat……………

 

Merawat Dan Memupuk Tanaman Padi

sawah

sawah

seorang petani sedang gosrok

seorang petani sedang gosrok

Contoh petani sedang "Matun" atau membersihkan rumput penggantu tanaman padi.

Contoh petani sedang “Matun” atau membersihkan rumput pengganggu tanaman padi.

Contoh petani yang sedang meng-gosrok.

Contoh petani yang sedang meng-gosrok.

Gambar mata pisau "Gosrok"

Gambar mata pisau “Gosrok”

Inilah alat penggaruk rumput atau biasa disebut "Gosrok"

Inilah alat penggaruk rumput atau biasa disebut “Gosrok”

Mas- mbak sekalian, tanaman yang di rawat dan di pupuk, pastinya akan tumbuh kembang dengan baik. Begitu juga dengan tanaman padi.

Tanaman padi yang hidupnya di tanah berkadar air jenuh, atau  mengandung banyak air.  Jika itu terpenuhi maka tanaman padi akan tumbuh subur. Apalagi dengan perawatan yang baik di tambah pemberian pupuk, maka tanaman padi akan tumbuh subur dan menghasilkan bulir padi yang melimpah.

Mas-mbak sekalian, saat padi mulai ditanam, saat padi mulai tumbuh, secara beriringan akan ikut tumbuh pula rumput, maupun tanaman pengganggu lainnya, seperti gulma. Bila padi tumbuh subur, maka rumput dan gulma juga ikut tumbuh subur pula.

Ada banyak cara untuk menanggulangi dan maupun mengurangi tanaman pengganggu tanaman padi. Langkah yang paling awal adalah dengan menggunakan metode selang-seling air. Yaitu saat sehabis tanam hiingga usia tanam 3 hari, saat mengaliri air maka tanaman padi sebaiknya direndam air setinggi 1/4 batang padi  atau sekitar 2-3 Cm. dari tanah. tanaman di rendam selama 4-6 hari. lalu air di buang dan lahan di biarkan tanpa air selama 2-3hari. Lalu diulang kembali, setelah 2-3 hari tanah didiamkan tanpa air, kembali t anaman padidi aliri dan di rendam air setinggi 1/4 batang padi atau setinggi 2-3 cm. Cara ini sangat efektif untuk mengurangi pertumbuhan awal rumput atau gulma. Cara ini di lakukan terus menerus hingga padi tumbuh besar, mendekati muncul bunga padi. Atau hingga rumput atau gulma kalah besar dengan tanaman padi.

 

Di samping metode irigasi, penanggulangan rumput dan gulma di lakukan dengan cara di garuk atau bahasa jawa-nya  di gosrok. Dengan menggunakan alat konvensional yang kami sebut “Gosrok” sebuah alat yang didorong. Alat ini dibuat dari plat tebal, bagian bawah bergerigi dan diberi batang panjang sepanjang 1,5M. Untuk peng-optimal-an proses penggarukan, maka di lakukan dua kali, yaitu membujur dan melintang di antara tanaman padi. Pertama arah membujur, penggarukan dilakukan  sehabis tanaman padi diberi pupuk. Lalu di beri selang waktu 5-7 hari untuk melakukan penggarukan arah melintang.

 

Setelah usia tanam padi menginjak sekitar 12-14hari atau 2minggu saatnya tanaman padi di beri pupuk. Pemupukan dilakukan sesuai jenis pupuk, bila pupuk berwujud tablet/pill maka bisa diberikan satu kali saja. Namun bila wujud serbuk seperti pasir maka dilakukan dua kali. Jumlah pupuk yang diberikan adalah untuk lahan seluas 1000m2 maka diberi pupuk sekitar 50Kg.

Setelah dilakukan peng-gosrokan dan pemupukan, perawatan selanjutnya adalah membersihkan atau mencabut rumput pengganggu tanaman padi, dalam istilah bahasa jawa adalah “matun“. Semakin rajin matun maka semakin baik bagi tumbuhan padi, karena tidak terganggu oleh tanaman lain.

Di samping dua perawatan tadi, yang terpenting juga adalah pengairan/irigasi tanaman padi. Air selalu terjaga kesediaannya.

Hingga akan panen, air sangat banyak di butuhkan bagi tanaman padi.

 

Tanam Padi

Bibit tanaman padi di media persemaian yang sudah siap tanam di lahan sawah

Bibit tanaman padi di media persemaian yang sudah siap tanam di lahan sawah

ukuran bibit padi siap tanam

ukuran bibit padi siap tanam

Mas-mbak sekalian, menanam padi  orang Jawa/Jogja menyebutnya dengan kata “tandur” adalah langkah ketiga dalam bertani. Setelah sebelumnya dua langkah telah di lakukan yaitu; tebar benih dan olah lahan.

Bila benih padi di persemaian telah berumur sekitar 10-15 hari, atau tinggi benih sekitar kurang-lebih sejengkal tangan, Maka benih sudah siap di tanam.

Setelah lahan telah diolah dan sudah  siap, maka benih padi siap di pindah tanam ke lahan sawah. Namun sebelumnya kita perlu  mencabutnya dari media persemaian tadi, dan orang Jogja menyebutnya “Ndaut“. Memanglah kegiatan di sawah masih banyak menggunakan cara tradisional-konvensional mas-mbak. Masih banyak dengan menggunakan tangan. Benih di cabut sampai akar-akarnya, perlunya ke-hati-hatian agar benih tidak putus. Agar lebih mudah, maka pada waktu pencabutan, area persemaian baiknya di rendam air dengan ketinggian air sekitar 3-4 Cm atau setinggi 1/4 batang padi. Setelah benih-benih  di cabut, lalu benih diikat, agar kita mudah membawanya.  satu ikatan seukuran satu genggaman tangan besar. Ikatan-ikatan ini nantinya  di taruh/disebar di area lahan yang akan di tanam, untuk mempermudah penanaman.

Sebelum mulai tanam, agar tanaman bisa lurus, rapi, dan siku, maka perlu adanya acuan. Acuan ini atau di dalam penulisan microsoft excel  dinamai dengan header, maka sama juga dengan  dunia per-sawahan. Di dalam kegiatan tanam padi, acuan tanam padi kami namai juga dengan kepala/ kepolo(bahasa Jogja). Maka sebelum tanam padi, perlunya di pasang kepala.

Pertama-tama, dibentangkan tali panjang yang sekiranya sampai pada ke dua ujung lahan. Ke dua ujung-ujungnya di beri patok/kayu agar bisa  di pancangkan kuat-kuat yang sekiranya jika di tarik akan kuat akan menghasilkan suatu garis lurus.  Tali dipancangkan melintang dan membujur pada dua sisi, sisi panjang dan sisi lebar bagian  tepi lahan sawah. Carilah sudut yang tepat hingga diperoleh/didapat suatu sudut yang siku/ 90 derajat. Simetris dengan pematang tentunya.

Jika tali telah terpancang hingga menghasilkan suatu garis lurus pada kedua ujung tepian lahan. Yaitu satu sisi untuk sisi lebar, dan sisi yang lain untuk sisi panjang. Dan telah didapat sudut yang siku/90 derajat. Lalu kita tempatkan satu alat untuk acuan/pedoman tanam, segaris dengan tali tadi. Alat acuan tanam ini kami menyebutnya dengan nama “blak“. Blak yang kami pakai, lazimnya terbuat dari sebilah bambu (bambu di belah dua), yang telah di beri tanda-tanda sebagai acuan penancapan benih padi di tanah. Blak ini kami beri tanda-tanda sebagai acuan tancap antar benih, sekitar 22-25Cm. Blak mempunyai panjang keseluruhan sekitar 3,5 meter.

Pasang kepala

Blak di tempatkan segaris dengan tali tadi. Dimulai dari satu titik pertemuan antar kedua tali. Tancapkan benih sesuai tanda. Bisa dimulai dari tepi sisi panjang, setelah sampai ujung maka blak di temaptkan di sisi lebar , di ujung blak ditancapkan benih untuk acuan tancap sisi panjang baris ke dua. Selanjutnya menancapkan benih di  sisi tepi lebar, waktu pemasangan sisi lebar, setiap jarak satu blak, maka di beri  tanda nantinya untuk acuan membuat tancapan sisi panjang baris ke dua. Point-nya metode ini mirip seperti pembuatan kolom-kolom  di microsoft excel, header dan footer.

Jadi dengan telah di pasang kepala , penaman padi tinggal menempatkan blak sesuai titik/tancapan pada kepala, dengan cara bergerak/berjalan mundur, hingga baris pertama selesai, lalu baris selanjutnya, dan selanjutnya hingga seluruh lahan tertancap benih padi dengan rapi , lurus dan siku.  Tanam padi memanglah bergerak atau berjalan mundur mas-mbak, maka dari itu orang Jogja menyebut menanam padi dengan  sebutan tandur =tanam mundur. Mengapa berjalan mundur ya??? Karena agar si penanam bisa melihat acuan di depannya dan tanaman tidak terinjak oleh si penanam. Dan jumlah penanam padi  minimal dua orang, lazimnya penanam padi ya ibu-ibu. Loh Mengapa harus ibu-ibu ya??mungkin karena kaum wanita itu lebih telaten dan lebih lembut.

Jumlah penanaman benih, satu tancapan  sekitar kurang lebih 5  batang benih padi.

Itulah mas-mbak tentang cara menanam padi, sepanjang pengetahuan saya. Semoga bermanfaat.

Olah Tanah Sawah

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Mem-bajak sawah dengan mesin Traktor

Mesin traktor

Mesin traktor

Mesin traktor pembajak tanah sawah

Mesin traktor pembajak tanah sawah

Mas-mbak sekalian, langkah ke dua dari bertani, atau bercocok tanam padi setelah tebar benih adalah mengolah tanah. Lahan sawah yang merupakan tanah basa, bila agak kering sedikit saja maka akan tumbuh subur rerumputan. Apalagi setelah  selesai panen, tingkat kesuburan juga akan banyak berkurang, di samping itu tunggak-tunggak padi yang tersisa satu jengkal tangan pasti akan mengganggu. Maka dari itu perlunya pengolahan lahan pertanian.

Prinsip pengolahan lahan disini metodenya adalah dengan cara membalikkan tanah, lalu men-cacahnya atau mencincangnya, dan melembutkan tanah hingga seperti berupa pasta/cream/bubur..  Dengan begitu, rumput maupun tunggak padi akan terbenam berada di bawah, dengan begitu permukaan tanah yang basa akan bersih dari rumput dan tunggak padi. Maka tanah akan kembali gembur, kembali sehat, dan bersih dari tumbuhan lain/rumput-rumput tentunya.

Pengolahan tanah sekarang prosesnya lebih cepat, yang dulunya di bajak dengan menggunakan tenaga hewan yaitu sapi atau kerbau, yang akan memakan waktu lama,  kini dengan adanya mesin traktor, yakni mesin pembajak tanah maka pengolahan lahan pertanian akan cepat. Jika tidak terlalu luas lahannya, maka pengolahan tanah-pun bisa  selesai dalam hitungan menit saja. Semisal untuk lahan ukuran 20 x 50 meter (1000 meter persegi) hanya dibutuhkan waktu 1jam saja.

 

Setelah mesin traktor selesai bekerja, keadaan tanah sawah akan seperti bubur, tanah bercampur air yang imbang ini kita sebut tanah lumpur. Jika di diamkan lama kelamaaan tanah lumpur akan mengendap dan mengeras. Sebelum tanah mulai mengeras, baiknya tanah diratakan agar mendapatkan permukaan lahan tanam yang benar-benar rata, supaya nantinya pengaturan pengairan/irigasi tanaman lebih mudah dan merata. Dengan keadaan tanah yang flat/rata maka akan mempermudah kita untuk mengairinya maupun untuk mengeringkannya.

Setelah tanah lumpur di diamkan selama kurang-lebih tiga hari dari pengolahan, dan juga telah diratakan, maka  dengan   tetap terjaga  akan  kadar air jenuh-nya(yaitu tanah dengan kandungan air yang  cukup, namun tidak menggenang), maka tanah akan sedikit mengeras dan siap untuk ditanami bibit padi dari persemaian.

Demikianlah mas -mbak sekalian tentang bagaimana tata-cara pengolahan tanah sawah.

 

Tebar Benih Padi

Contoh media persemaian padi

Contoh media persemaian padi

Mas-mbak sekalian, Tebar Pesona adalah…..eehhh, kamsudnya Tebar Benih adalah langkah awal pada sebuah pekerjaan bercocok tanam padi. Sepanjang sepengetahuan saya, menanam padi itu menggunakan metode sistem persemaian. Ialah bulir padi di semai di media persemaian, setelah tumbuh satu hasta, baru di pindah dan di tanam pada lahan persawahan.

Beragam benih padi varitas unggul tahan wereng(VUTW) telah tersedia dan di sediakan  oleh departemen pertanian. Kita tinggal membelinya di toko pertanian. Namun ada juga yang cukup menggunakan benih hasil panen yang lalu. Itu juga tidak mengapa. Namun lama kelamaan, kualitas pasti akan menurun dengan bercampurnya varitas padi lain pada saat tumbuh dan telah lamanya keturunan. Maka Perlunya di perbarui benih yang masih terjaga dari tercampurnya berbagai ragam jenis padi. Perlunya membeli benih padi dari dinas pertanian yang telah terseleksi denagn baik dan tergolong varitas unggul.

Untuk ukuran benih padi adalah kisaran 5kg untuk lahan sawah 1000m2 (panjang 50 meter, lebar 20 meter). Untuk ukuran media persemaian, 1kg benih padi, baiknya di sebar pada kisaran 2 x 3 meter lahan persemaian.

Bulir padi untuk benih, sebelumnya dalam keaadaan telah benar-benar kering. Bisa langsung di semai atau di sebar/ditabur merata pada media  khusus persemaian. Untuk hasil yang terbaik, maka benih dapat diseleksi dahulu. Diseleksi dengan cara direndam di air paba ember, lalu diseleksi/dipilih. Bila padi direndam maka  akan ada bulir padi yang mengapung, melayang, dan tenggelam. Yang mengapung dan melayang di air, di buang saja. Biarkan bulir padi yang tenggelam.  Rendamlah bulir padi yang telah terseleksi tadi ke-dalam air selama 24 jam, lalu ditiriskan dan di peram atau di bungkus rapat selama 24jam juga, lebih baik lagi gunakan dedaunan semisal daun pisang untuk membungkusnya. Cara ini membantu proses bulir padi untuk berkecambah.  Lalu benih siap di sebar pada media persemaian. Media ini adalah media tanah yang berkadar air jenuh/ banyak kandungan air namun air tidak menggenang. Media di buat bedengan-bedengan , agar benih tidak tergenang air, namun air masih berada di sekitar guna menjaga kelembaban tanah.

Setelah benih merata tersebar, untuk lebih menjaga kelembaban, benih bisa di tutup dengan abu batang padi, lalu ditutup jerami ataupun dedaunan. Di usahakan tiap hari di cek kelembabannya, kadar airnya. Maka setelah 2-3 hari benih mulai berkecambah. Hari berikutnya benih mulai tumbuh. Hari ke 5-6 singkirkanlah jerami atau dedaunan penutup benih tadi, agar benih tumbuh bebas keatas.

Setelah lebih dari seminggu atau masuk  hari ke 10-15, benih siap di tanam di lahan sawah yang telah di persiapkan.

Demikianlah mas – mbak tentang tatacara Tebar Benih Padi, semoga bermanfaat.