Pasar adalah suatu tempat untuk jual- beli, sebagian orang-orang menjual dan sebagian orang-orang yang lainnya membeli. Jual – beli apa saja, untuk keperluan hidup harian, baik keperluan primer maupun sekunder. Keperluan atau kebutuhan Primer yang meliputi pangan, sandang, dan papan. Dan kebutuhan sekunder sebagai penunjang kebutuhan Primer.

Mas mbak sekalian, sudah agak lama saya tidak menuliskan tentang pasar, yang biasanya saya tuliskan tentang pasar tradisional di wilayah Bantul Selatan. Nah kini, kembali saya tuliskan tentanng sebuah pasar tradisional yang berada si wilayah Barat kota Bantul.

Berada di desa Wijirejo, kecamatan Pandak, ialah Pasar pijenan. Pasar yang secara sisi bangunan masih tergolong baru. Letaknya pun baru, yang sebelumnya pasar ini berada di Utara jembatan Pijenan ataupun juga beraa di Utara sungai Bedog, kini berada di Selatan jembatan pijenan/sungai Bedog. Letak pasar pijenan yang baru lebih strategis, sama-sama berada di pinggir jalan, jalan Jodog-Pajangan, dekat dengan lapangan, Kantor desa Wijirejo, Sekolah SMP 3 Pandak, laboratorium, dan perikanan.

Pasar Pijenan mempunyai letak bangun yang telah modern, bangunan penunjang sperti kios dan los tertata rapi. Bangunan-bangunan kios dan los tidaklah terlalu besar, hingga enak di pandang mata. Kira-kira seluas lapangan bola keseluruhan luas dari pasar Pijenan. Terasa aman juga bila berdagang disana, di mana pagar mengelilingi seluruh wilayah pasar, pengunjung ataupun pembeli pasti jga merasa nyaman.

Ada dua pintu gerbang untuk masuk ke pasar Pijenan, yakni sebelah Utara dan sebelah Selatan, ini amat mempermudah bagi siapa saja yang akan masuk ke dalam pasar.  Dimana depan pasar adalah jalan Jodog-Pajangan-Sedayu merupakan jalan alternatif, lintas tengah Yogyakarta, terlebih tepat di depan pasar ada sebuah tikungan dan simpangan. Dengan adanya dua pintu gerbang masuk tadi benar-benar menbantu bagi semua pengunjung pasar yang datang dari Utara maupun Selatan, yang terpotong dengan adanya tikungan tadi.

Mas-mbak sekalian, pasar Pijenan merupakan pasar tradisional, dimana sebuah pasar tradisional adalah suatu pasar yang memperjual-belikan barang-barang dagangan yang bersifat sederhana, konvensional-tradisional, kebutuhan bahan pangan, beras, umbi-umbian, kelapa, biji-bijian, bumbu-bumbu dapur, sayuran segar, tahu tempe, alat-alat dapur, perkakas rumah tangga, daing ayam, daging sapi, jamu, pakaian-pakaian non merk, jajanan tradisional, tapi juga ada jajanan modern. Segi volume dagangannya pun relatif sedikit.

Layaknya pasar di Bantul, dan Jogjakarta mungkin juga daerah lainnya, suatu pasar mempunyai hari pasaran tertentu. ari pasaran yakni Pon, Wage, kliwon, Legi dan Pahing. Yang lalu waktu pasaran tadi di sandingkan dengan hari-hari dalam satu Minggu yakni Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at, ataupun Sabtu.  Semisal Pasar Jodog yang mempunyai waktu pasaran Pon. Namun beda halnya dengan pasar Pijenan, kata salah satu ibu juru parkir di sana, pasar Pijenan tidaklah menggunakan waktu pasaran. Tiap hari adalah waktu untuk kegiatan berjual-beli, tiap pagi ada aktifitas jual-beli di pasar Pijenan.

Menurut pengamatan saya arti pasar adalah sangat berharga bagi warga sekitar. Pasar (bisa diartikan) merupakan  roda perekonomian bagi warga masyarakat sekitar (bisa dibaca masyarakat kelas bawah). Jadi akan sangat berarti bila kita meramaikan pasar-pasar tradisional, semisal pasar Pijenan ini.  So, mari kita ramai-ramai berbelanja, mari ramai-ramai membeli keperluan harian di pasar.

Well, untuk lebih menikmati pasar Pijenan, silahkan lihat-lihat dulu hasil bidikan kamera(hp) ‘spyshoot‘ saya…..monggo!!!!

 

 

 

 

 

Demikianlah mas-mbak sekalian, tentang Pasar Pijenan, sebuah pasar tradisional yang berada di desa Wijirejo, Pandak, Bantul. Semoga bermanfaat.